Lucy terbangun ditengah malam, ia mengerjapkan kedua matanya, ketika melihat kesekelilingnya, ia tidak bisa melihat apapun. Semuanya gelap.
Kembali Lucy mengucek kedua matanya. Benar semua ruang ini gelap, dengan keberaniannya, ia meraba beberapa benda. Tujuannya kini pintu. Ia ingin keluar dari sini sekarang.
Tidak terasa satu tetes air mata meluncur begitu saja, ia sungguh takut dengan gelap. Ia ingin meminta tolong tetapi seakan sesuatu tercekat di tenggorokan nya, membuat dirinya tidak bisa mengeluarkan suara.
Berhasil. Kini Lucy sudah memegang kenop pintu, dengan cepat ia langsung berlari kearah ruang disebelah kamarnya, Lucy membuka dengan hati-hati takut jika Nathan sudah tertidur. Tapi nihil tidak ada Nathan, lampu nya pun masih menyala.
Hingga Lucy teringat dengan ruang kerja Nathan, tapi sialnya ruangan itu berada di lantai satu. Sedangkan disana lampunya sudah dimatikan.
Lucy memejamkan kedua matanya, dan merapalkan doa, sebelum dirinya turun ke lantai satu.
Dan benar pintu ruangan kerja sedikit terbuka, menandakan jika ada seseorang di dalam. Tidak perlu membuang waktu, Lucy berlari menuju ruang kerja Nathan.
Nathan terkejut bukan main, ketika pintu dibuka dengan keras. Ia memicingkan matanya ketika melihat Lucy dengan penampilannya yang kacau.
" Lucy? " Nathan bangkit dari duduknya berniat ingin menghampiri Lucy, tapi Lucy lebih dulu memeluk Nathan. Membuat Nathan tak bisa menyeimbangkan tubuhnya, dan hampir saja terjatuh.
" Ada apa? " Tanya Nathan, dengan mengusap lembut punggung Lucy.
" Takut Nat, aku takut gelap...Hiks... " Nathan membelalakkan matanya, ketika sadar jika dirinya yang mematikan lampu, setelah ayahnya pulang.
Sial... Aku tidak tau. Batin Nathan
" Tenanglah, sekarang aku ada disini. " Ucap Nathan menenangkan Lucy.
Nathan dengan sabar menuntun Lucy, duduk di sofa. Ia juga mengambil air putih untuk Lucy.
" Nat? "
" Hmm? " Gumam Nathan.
" Nat, aku gak bisa tidur tanpa baca cerita kesukaan ku di Watt... " Nathan menghela napas sebelum dirinya menarik Lucy kedekapannya. Membuat Lucy terkejut.
" Nathan! "
" Diam dan tidurlah. " Nathan semakin mengeratkan dekapannya pada tubuh Lucy, ia juga mengusap pelan rambut Lucy.
Dengan posisi duduk di sofa, Nathan mendekap Lucy, ia juga mengusap lembut rambut Lucy. Membuat Lucy semakin ingin tertidur kembali.
Entahlah Lucy seakan tak merasa takut lagi, ia semakin mendekatkan dirinya ke Nathan, dengan menyenderkan kepalanya ke dada bidang Nathan. Ia juga mendengar detak jantung Nathan, yang sialnya tak seperti detak jantungnya sekarang. Yang begitu menggila.
Sial ada apa denganku. Batin Lucy
Lucy mencoba menutup matanya kembali, ia juga masih mengantuk. Tapi sialnya karena detak jantung ini yang begitu menggila membuat Lucy tak bisa memejamkan matanya.
" Tidur Lucy! " Ucap Nathan kembali.
Beberapa menit kemudian, Nathan tidak merasakan pergerakan Lucy, ia melirik ke arah Lucy ketika mendengar suara dengkuran halus.
Nathan menghela napas lega, ketika dirinya kembali dihadapkan situasi seperti ini. Untung saja Nathan diberi kesabaran lebih sekarang menghadapi bayi besar di dekapannya ini.
Setelah melihat Lucy yang sudah tertidur pulas, Nathan kembali melanjutkan hal yang sempat tertunda. Ia kembali menegakan tubuhnya. Dan kembali fokus ke laptop yang ada di meja depannya. Setelah menutupi tubuh Lucy dengan selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Marriage (ON GOING)
RomantikDia hanya gadis muda berumur 17 tahun, tapi takdir berkata lain. Karena diusianya yang masih sangat muda, ia harus dijodohkan dengan pria yang tak pernah ia kenal sebelumnya. Bukan!!! ia bukan menikah dengan pria yang berumur, Ia menikah dengan pria...