Young Marriage (ON GOING)

Part 1

Vote and Comment yang banyak, biar tiap hari bisa update 😘

Musim hujan di penghujung tahun telah biasa dirasakan oleh warga musim tropis. Jika di luar negeri penghujung tahun akan disuguhkan dengan butiran-butiran salju yang putih dan indah, dengan jalanan dan toko-toko dipenuhi dengan pohon Natal, dan juga pernak-pernik Natal yang selalu ada di awal bulan Desember hingga akan berganti bulan dan juga tahun.

Tapi berbeda dengan negeri seribu pulau ini, Indonesia negeri yang layaknya sebuah dongeng yang selalu diceritakan seorang ibu ketika akan mengantarkan seorang anak untuk tidur. Negeri dengan keindahan yang begitu luar biasa yang tidak negara lain miliki, dan hanya ada di Indonesia. Dengan berbagai hal yang tersimpan didalamnya.

Musim hujan memang selalu datang tepat ketika akan berganti tahun, entah ini karena kebetulan atau tidak karena setiap akan berganti tahun, hujan turun seakan menyambut perpisahan dari tahun yang penuh dengan kenangan. Sama seperti manusia yang selalu menangis jika takdir perpisahan datang. Entahlah apa mungkin langit menangis dikala penghujung tahun datang, dengan adanya hujan di setiap akhir tahun.

Tapi untuk semua yang terjadi di dunia ini telah tertulis disebuah kertas putih, yang ditulis oleh Tuhan. Entah takdir manusia, atau akhir dari kehidupan dunia ini. Dan manusia hanya bisa memerankan perannya sebelum tirai merah dunia ini ditarik dan ditutup untuk kehidupan selanjutnya.

Rintik-rintik hujan turun dengan begitu semangatnya menyambut akhir tahun di bulan Desember ini. Entah sudah berapa rintik yang telah turun, tapi tak membuatnya untuk berhenti. Dan juga sudah beberapa kali orang-orang menggerutu kesal karena hujan datang diwaktu yang tidak tepat. Disaat semua orang mendapatkan waktu yang tepat untuk berlibur dan menghabiskan waktu akhir tahun, tapi hujan turun dengan lebatnya.

Helaan nafas kembali terdengar di kursi belakang mobil yang kini sedang diduduki oleh gadis berambut hitam sebahu, dengan ponsel yang ia pegang dan earphone yang menggantung di salah satu telinganya, entah sudah berapa kali ia menghela napas kesal, karena taksi yang telah ibunya pesan tak kunjung mengantarnya ke tempat dimana kini ibu dan ayahnya telah menunggu.

Bukan karena tanpa alasan ia tak kunjung sampai. Kalaupun tidak dijelaskan kalian sudah tau, Jakarta-akhir tahun. Ya macet. Sudah pasti ada di Jakarta, ditambah dengan rintik-rintik hujan yang terus mengguyur kota Jakarta ini. Sungguh kombinasi yang begitu sempurna.

Huft. Sudah sekitar satu jam lebih, Lucy baru sampai ditempat dimana orang tuanya telah menunggunya. Tapi tidak hanya orang tuanya saja, melainkan ada dua orang yang tak pernah atau bahkan ia temui sebelumnya. Tapi Lucy tak mempedulikan itu, ia berjalan kearah ibunya dan duduk disebelahnya.

" Ada apa Ibu menyuruhku ke sini? " Tanya Lucy, tapi hanya dibalas senyum dari ibunya. Lucy mengernyitkan dahinya ketika ibunya hanya tersenyum.

Apa ada yang salah? Batin Lucy

" Putrimu semakin cantik saja, Amar. " Ucap lelaki yang tadi mengobrol dengan ayah Lucy, yang kini menatap Lucy. Sedangkan Lucy yang ditatap hanya bersikap biasa, seolah ia tidak sedang menjadi pusat perhatian.

" Lucy, cium tangan paman Jack dan bibi Rina. " Perintah Ayah Lucy, yang langsung diangguki oleh Lucy.

Ia mencium tangan pria yang tadi ayahnya sebut bernam Jack, tapi ketika ia akan mencium tangan wanita yang bernama Rina, tak ada sambutan membuat Lucu menurunkan kembali tangannya dan tersenyum canggung.

Sedangkan Jack meminta maaf atas perilaku istrinya yang kurang sopan ini, ia juga menatap tajam istrinya, tapi istrinya hanya memutar bola matanya malas.

Tapi Lucy tak mempedulikan itu, bukan pertama kalinya ia diperlakukan seperti itu terhadap orang lain. Jadi itu bukan masalah besar untuknya, yang sekarang menjadi masalah, untuk apa mereka berkumpul seperti ini. Seakan akan membicarakan sesuatu yang penting. Tapi pertanyaannya untuk apa orang tuanya mengundang Lucy kemari, apa pembicaraan ini juga menyangkut dirinya?.