Part 15

4K 129 2
                                    


Jangan lupa vote and Coment nya...

Lucy menatap lesu kearah taman dari arah balkon kamarnya, mood-nya seketika hancur, ketika pelayan yang tadi menemani Lucy mengatakan jika taman besar itu dibuat khusus untuk Elisa.

Dia memang tidak tau siapa Elisa dan apa penyebab Nathan membuatkan Elisa taman bunga itu, selain karena Elisa menyukai bunga.

Lucy ingat ketika ia menyadari jika nama Elisa tidak asing ditelinga nya. Nathan pernah memanggil nama itu, ketika Nathan memeluk Lucy dan menganggap Lucy sebagai Elisa.

Ya saat itu dihotel, yang membuat Lucy bertemu dengan... Hah sudahlah... Dia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi.

Lucy masuk ke kamarnya, dan menutup pintu yang menghubungkan ke arah balkon. Hari sudah mulai sore, tapi Nathan belum pulang juga.

Jadi ini rasanya menjadi istri seorang CEO. Batin Lucy

Jika seperti ini ia tidak ingin menjadi seorang istri seorang pemilik perusahaan, selalu saja ditinggalkan. Jika saja dirumah sebesar ini ada teman, mungkin dirinya tidak akan kesepian.

Memang ada banyak orang dirumah ini tetapi mereka selalu menjaga jarak dengan Lucy, mereka selalu beralasan jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan, kalaupun tidak mereka akan bilang. Saya hanya seorang pelayan nyonya.

Menyebalkan sekali.

Lucy mengambil ponselnya, di  samping ranjang tidurnya. Ia ingin menghubungi Kayla sahabatnya.

Dering pertama tidak diangkat

Dan sampai dering kelima pun tidak diangkat oleh Kayla, membuat Lucy kesal. Dimana sabatnya ini?

Akhirnya Lucy memutuskan untuk berbaring, ia kembali membuka aplikasi wattpad dan kembali membaca cerita yang baru saja beberapa part ia baca.

Membosankan.

Ia mengernyitkan keningnya ketika salah satu nama tokoh bernama Elisa, ia akhirnya ingat. Kenapa tidak sedari tadi, ia ingin sekali menghubungi Nathan dan bertanya tentang siapa Elisa itu.

" Hei, kenapa tidak aktif? " Gerutu Lucy, menatap ke layar ponselnya.

" So sibuk sekali, menyebalkan! "

Lucy akhirnya bergelung diranjangnya. Dan akhirnya tertidur.

Satu jam

Dua jam

Suara ketukan pintu, membuat Lucy yang tertidur nyaman sekali, mengerang dan mengerjapkan kedua matanya. Dengan malas ia bangkit dan melangkah ke arah suara ketukan itu.

" Nyonya, saatnya makan malam. " Lucy mengernyitkan keningnya. Makan malam? Benarkah ini sudah malam, padahal ia merasa jika baru saja tertidur tadi, kenapa sekarang sudah malam.

Ia melihat ke arah jarum jam yang ada di dinding, jam sudah menunjukan pukul 7 malam, ia sudah tertidur beberapa jam.

" Hmm, baiklah nanti aku akan ke bawah. " Ucap Lucy, sebelum dirinya melangkah ke arah kamar mandi.

Ia menatap kesekitarnya, sebenarnya dia sedang mencari seseorang yang tidak terlihat semenjak pagi tadi. Kemana dia? Apa belum pulang?

Dengan helaan napas, ia duduk dengan malas di depan makanan yang jika saja mood nya sedang baik mungkin akan terlihat menggiurkan tetapi sekarang mood nya sedang buruk, makanana didepannya terlihat biasa saja. Bahkan dia hanya memakan beberapa suap sendok saja, menyisakan banyak makanan dipiringnya.

Lucy beranjak dari tempat duduknya, dan melangkah ke arah ruang keluarga, mungkin mood nya akan kembali baik jika dia menonton televisi.

Dan benar saja, beberapa kali ia tertawa ketika melihat tayangan komedi yang ditayangkan di televisi.

Young Marriage (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang