Part 21

3.8K 131 13
                                    


Berikan jejak dengan vote dan coment nya, satu vote dan satu coment dari kalian sangat berharga untuk membuat semangat melanjutkan story ini

Pagi-pagi sekali, Nathan yang baru saja bangun dari tidurnya dibuat kesal karena sebuah paketan yang membuat dirinya emosi.

Bagaimana tidak jika ia terbangun dengan sebuket bunga besar yang dibawa oleh salah satu bodyguard nya itu membuat dirinya mendidih dipagi hari, dengan hanya membaca note yang tertera didalam buket bunga itu.

Ia memang tidak menyukai bunga, lalu ia juga tidak memesan bunga. Untuk apa ia memesan bunga jika ditaman sudah ada banyak bunga yang dirawat oleh pelayan suruhannya.

Nathan melirik ke arah tangga, sebelum dirinya berangkat ke kantor ia dengan kesal menaruh bunga itu dimeja samping bingkai foto.

Setelah itu Nathan langsung berangkat tanpa membangunkan istrinya untuk sarapan bersama, ia saja tidak mood untuk sarapan pagi ini. Setelah kejadian tadi malam ia masih kesal dengan Lucy ditambah dengan paketan bunga yang entah dari siapa.

Selang beberapa menit Nathan berangkat, Lucy turun ia menghampiri salah satu pelayan dan menanyakan keberadaan Nathan.

Tapi yang ia dapat hanya helaan nafas, Nathan sudah berangkat. Jika biasanya dirinya akan dibangunkan tetapi pagi ini terasa berbeda, jadi benar Nathan masih marah padanya. Bukankah terbalik jika harusnya dirinya yang marah pada Nathan karena sudah, ah sudahlah Lucy tidak ingin mengingatnya.

Dengan tidak semangat Lucy memakan sarapannya, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi dan dia sudah bosan di hari ini.

" Nyonya, ini ada bunga. " Ucap pelayan menghampiri Lucy yang sedang sarapan, lebih tepatnya sedang melamun.

" Dari siapa bi? " Tanya Lucy yang kini menatap dengan teliti buket bunga digenggam nya.

" Saya tidak tau nyonya, tadi saya menemukan di meja depan. " Jelas pelayan membuat Lucy mengangguk.

Lucy mengernyitkan keningnya ketika melihat sebuah memo kecil didalam buket bunga yang dipegangnya. Dengan segera ia membuka lipatan memo kecil itu.

Maaf

Lucy ❤️

Pikiran Lucy langsung berkelana, menebak siapa yang yang memberi bunga ini padanya, hingga senyum Lucy terbit di bibirnya.

Apa mungkin ini Nathan?

Mungkin saja Nathan meminta maaf padanya karena kejadian tadi malam, mungkin saja Nathan tau apa yang membuat Lucy pergi dari acara perpisahan itu.

Lucy langsung saja membawa buket bunga didekapannya kini ke arah kamar dan menaruh di meja nakas dekat ranjang tidurnya.

Ia memandangi dengan senyum manisnya, ia tidak tau jika Nathan bisa seromantis ini. Jika diingat Nathan tidak menyukai bunga, tapi ia rela memberikan bunga untuk Lucy sebagai permintaan maafnya.

Tunggu, Lucy ingat sepertinya bukan ini saja. Nathan bahkan membuat taman bunga indah untuk perempuan bernama Elisa itu, seberapa penting dan spesialnya Elisa bagi Nathan itu?

Ah tapi Lucy tidak peduli itu, sekarang ia senang Nathan memberinya bunga. Lagipula yang menjadi istrinya dirinya bukan perempuan itu.

Senyumnya semakin lebar ketika ia kembali melihat sebuket bunga yang membuat moodnya menjadi baik.

Ya hanya dengan bunga membuat seorang Lucy Putriana kembali ceria setelah semalam ia memiliki mood yang begitu buruk.

Itu semua juga karena Nathan, dan sekarang ia kembali ceria juga karena Nathan. Mungkin.

Young Marriage (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang