Part 57

802 38 7
                                    

Nathan tak hentinya tersenyum mengingat sekarang disampingnya perempuan yang ia sakiti masih memberinya kesempatan, ah bukan lebih tepatnya tuhan yang memberinya kesempatan untuk memperbaiki.

Dia tak bisa membayangkan bagaimana saat dimana nanti Lucy mengingat semuanya, disisi lain ia terluka karena Lucy melupakan dirinya sebagai suaminya, tapi ia merasa bersyukur karena hanya kenangan buruk dan rasa sakit yang ia torehkan.

Ia berjanji detik ini ia akan membuat perempuan disampingnya kini tak akan merasakan kesedihan lagi.

Lucy setuju untuk ikut Nathan ke Jakarta, dan membuktikan jika yang di katakan Nathan bukan kebohongan. Sebelumnya Lucy meminta penjelasan pada orang tuanya lewat telepon pada malam sebelum Lucy berangkat ke Jakarta.

Dan sialnya tak ada jawaban yang pasti, dan hanya berbelit-belit yang ia dapatkan dari semua pertanyaan.

Bahkan ia menghubungi Andrea dan tak ada satupun panggilan yang dijawab, entah Lucy tak tau apa yang terjadi

Nathan mengatakan pada Bramantyo tentang keponakannya yang menyembunyikan istrinya, dengan ancaman kerjasama yang sekarang dibuat akan batal jika Andrea tak bisa menjauhi istrinya, Bramantyo langsung mengatakan dan bahkan yang ia dengar Andrea tidak lagi terdaftar pemilik saham Sebastian

Entahlah ia tak peduli dengan si brengsek itu

Yang harus ia lakukan membuat Lucy mengingatnya, dan juga membuat kenangan indah bersamanya.

Mobil berhenti tepat di didepan rumah berlantai dua bercat putih, Lucy yang melihat rumah didepannya mengernyitkan keningnya, tentu saja seingatnya ia tak pernah datang ke rumah ini tapi ia merasa sangat familiar, dia merasa seakan pulang ke rumahnya.

Rasanya begitu nyaman dan tenang.

" Ayo masuk. "

Nathan menggenggam tangan Lucy tanpa penolakan yang didapatinya, ia tentu merasa sangat senang. Ah ia ingat dari sejak pagi tadi ia tak melihat cincin pertunangan di jari Lucy dan juga sejak pagi tadi Nathan merasa Lucy semakin menjadi diam.

" Apa ini rumah orang tua ku? "

Nathan tersenyum menjawab pertanyaan Lucy, sekarang mereka sedang berada di kediaman orang tua Lucy. Walaupun mereka sudah tidak ada tetapi rumah ini masih tetap terawat, karena setiap harinya ia menyuruh orang untuk membersihkan.

Lucy menatap beberapa foto yang masih terpajang dengan rapi di dinding, rasanya hatinya begitu sesak. Dia ingin menyangkal tentang fakta ini dan masih belum percaya jika yang ia kenal bukan orang tuanya, sedangkan orang tua kandungnya sudah meninggal.

" Nathan, kenapa aku tidak mengingat mereka. " Mata Lucy berkaca-kaca saat menanyakan pada Nathan.

Tangisnya pecah saat Nathan memeluknya erat, rasa sesak di dadanya terasa begitu sakit saat sama sekali tak ada memori yang ia ingat.

" Apa aku bisa mengingat kalian semua? "

" Tentu, kau bisa mengingat semuanya. Aku akan membantu mu. "

" Apa kehidupan ku dulu bahagia? "

Nathan mengerjap kedua matanya mendengar pertanyaan Lucy dulu bahagia tentu bahagia, ya sebelum bersama nya kehidupan Lucy bahagia.

" Nathan. "

" Ah bagaimana jika aku menunjukan kamar mu dulu, siapa tau kau akan sedikit mengingat. "

Lucy memandang beberapa benda di depan nya, dia tak bohong jika ia merasa tak asing saat memasuki rumah ini, apalagi di ruang kamar ini. Ia duduk di ranjang karena merasa kepalanya sakit beberapa ingatan seakan memaksa untuk memasuki pikiran nya.

Young Marriage (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang