Part 44

3K 118 25
                                    

Vote and coment yang banyak Sabtu ku update lagi...

C'mon siders tunjukkan dirimu, jangan jadi siders mulu hargain karya ini dong... Vote sama coment bandingannya jauh banget, gak minta yang ribet aku tuh cuman klik bintang dan coment kalau bisa yah follow juga akun ku, biar dapat notifikasi tentang cerita-cerita ku🍁

Sudah sebulan berlalu kejadian dimana Nathan menyentuh Lucy dan juga tentang surat yang diberikan oleh Jack dan ditandatangani keduanya, dengan alasan jika mereka tidak menandatangani maka Jack akan mengurus surat perceraian. Entah itu benar atau hanya sebuah ancaman.

Tapi satu hal yang membuat Lucy bingung, kenapa Natha menandatangani, bukankah jika tidak mereka akan berpisah atau mungkin karena perusahaan yang akan diambil oleh Nathan. Tapi bukankah perusahaan milik ayahnya hanya perusahaan kecil yang bahkan tidak seberapa dengan perusahaan seperti Fndz company.

" Lucy ke kantin yuk. " Ajak Kayla saat kelas sudah selesai. Lucy mengangguk dan membereskan buku-bukunya, ia tak menyadari Kayla yang memperhatikan wajah nya dengan teliti.

" Lo sakit yah? " Tanya Kayla yang mendapat kernyitan dari Lucy.

" Nggak kok, emang kenapa? " Tanya balik Lucy.

" Muka Lo pucet. " Lucy mengedikan bahunya menanggapi jawaban Kayla.

Ya Lucy akui memang seminggu belakangan ini ia memang merasa tak enak badan, tadi pagi saja ia merasa pusing sekali hampir membuatnya bolos kelas pagi ini. Tapi setelah meminum teh hangat ia kembali sedikit lebih baik.

" Biasa kan pesanan lo? " Tanya Kayla yang akan memesankan makanan untuknya, Lucy mengangguk mengiyakan.

Entah karena dirinya lapar atau bagaimana, ia merasa kepalanya pusing dan perutnya bergejolak saat dirinya baru saja masuk ke kantin, lebih tepatnya saat menghirup aroma yang membuatnya mual.

Lucy menengkulupkan wajahnya di meja, menunggu Kayla selesai memesan makanan nya. Ia memejamkan matanya sejenak.

" Nih pesanan lo. " Ucap Kayla saat dirinya menyodorkan semangkuk soto ayam kesukaan Lucy, tanpa menyadari jika temannya menahan gejolak di perutnya wajahnya yang semakin pucat.

Semangkok soto ayam yang ia sukai entah kenapa kini ia merasa tidak suka dengan bau yang kini menjadi dan membuat Lucy beranjak dari kursi kantin dan berlari ke toilet.

" Hoek...Hoek... " Lucy bersandar sejenak mengatur nafasnya, ia sungguh sangat lemas sekali.

Pintu terbuka dengan keras, Kayla menatap khawatir sahabatnya.

" Luc Lo gak papa kan? Ayo kita UKS sekarang! Atau kerumah sakit aja, atau gue hubungi Nathan aja... Luc... "

" Aku gak papa Kay, mungkin karena akhir-akhir ini aku sering begadang ngerjain tugas jadi gini. " Merasa jika dirinya sudah tidak merasakan mual lagi, walaupun masih terasa lemas tapi ia merasa lebih baik dari tadi.

Ia membasuh wajahnya dan menatap dirinya yang memang terlihat begitu pucat.

" Muka lo pucat banget mending kita ke UKS aja deh... Eh atau gue minta Zidane buat nganterin lo lagian hari ini juga udah gak ada kelas lagi. " Lucy mengangguk sebagai jawaban, lagian juga dirinya merasa butuh istirahat yang cukup.

Sesampainya dirumah setelah diantar oleh Zidane Lucy langsung menuju ke kamarnya mengabaikan sapaan dari para pelayan ia ingin beristirahat berharap jika bangun nanti tubuhnya kembali sehat.

Tapi nyatanya tidak baru juga dirinya akan berbaring, kembali ia merasakan mual yang sangat luar biasa membuatnya bangkit dan berlari ke arah kamar mandi.

Young Marriage (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang