PLAAAAK
Panas! Itu yang di rasakan oleh Wendy saat pipinya di tampar oleh ibunya Miyeon. Melayang kan tatapan tajam sejenak sebelum ia membalas tamparan tersebut
Plaaak
"Yaaaa! Berani sekali kau menampar ku lagi hah"ibunya Miyeon sangat murka Wendy menampar nya lagi
"Wae? Anda tidak terima , Nyonya Yook? Bukan kah saya sudah mengatakan nya tadi jika" Belum selesai Wendy berbicara sebuah tangan kecil memenangi pergelangan tangan nya , membuat ia menahan diri untuk tidak meledakkan emosi nya di sini. Karena ia tau putri nya ketakutan akibat ulah nya ini
"Kenapa berhenti Nyonya Min? Apakah anda sudah kehabisan kata-kata untuk menyudutkan saya lagi? "Ejek Ibunya Miyeon membuat Wendy geram , ingin membalas. namun ia masih ingat harus menjaga sikap di sini. Belum lagi Rosie dan Lili semakin ketakutan melihat ia terus berseteru dengan ibunya Miyeon
"Maaf Nyonya Yook. Saya tidak ingin meladeni anda lagi , sebentar lagi para guru akan menyelesai kan rapat mereka. Sebaiknya kita tunda dulu perselisihan ini dan kembali fokus pada penampilan anak-anak" Ucap Wendy. Dari nada suara nya ia menahan amarah sebaik mungkin untuk tidak membuat keributan lagi
"Wae? Apa anda takut jatuh miskin Nyonya Min? Hahahaha. Maka nya jangan sok berani melawan saya. Saya! Yook Sooyoung akan membuat siapa saja jatuh miskin dalam sekejap" Ucap Ibunya Miyeon secara angkuh. Wendy hanya diam saja melihat hal itu , karena para guru sudah datang. Ia lebih memilih menenangkan Rosie dan Lili agar tidak ketakutan lagi
"Maaf semua nya , kami telah membuat kalian menunggu terlalu lama. Kalau begitu tidak perlu basa-basi lagi , mari kita mulai acaranya. "
"Ne Saem"
-
-
-
Di kantor. Jennie tak fakus mendengar penjelasan yang di lontarkan oleh Produser. Fikiran nya melayang entah kemana
"Seperti nya aku melupakan sesuatu. Tapi apa ya? " Batin Jennie bergemuruh mencoba mengingat kembali apa yang sudah ia lupakan. Namun tetap saja fikiran sempit nya itu tidak bisa membantu nya mengingat apapun
"Ah! Sudah lah. Lebih baik aku fokus dengan rapat ini. Masalah yang lain bisa ku urus nanti setelah rapat ini selesai" Batin nya lagi mulai bersikap acuh tak acuh dengan apa yang telah ia lupakan
-
-
-
Prok prok prok
Tepuk tangan yang sangat meriah menyambut Rosie dan Lili setelah mereka selesai tampil. Tidak seperti Rosie yang langsung mendapatkan pelukan hangat dan pujian dari ibunya , Lili hanya sendirian. Berdiam diri tanpa ada satu orang pun yang memeluk nya meski ia mendapatkan banyak pujian dari semua orang karena penampilan ia dan Rosie adalah yang terbaik dari yang terbaik
Kepala itu menunduk lesu saat mengingat sang Mommy benar-benar tidak datang ke Sekolahnya. Rasa marah , sedih , kecewa. bercampur menjadi satu di dalam lubuk hati Lili yang paling terdalam. Ia benar-benar marah kali ini pada Mommy nya
Tapi..
Sesaat kemudian ia kembali teringat dengan mimpi nya semalam. Daddy nya sempat berpesan untuk tidak marah apalagi membenci sang Mommy
Karena apapun yang telah terjadi , Jennie tetap lah ibu kandung nya. Seorang ibu yang telah berjasa mempertaruhkan nyawanya demi memperjuangkan nya terlahir ke dunia ini. Ia tidak mungkin membalas air susu dengan air tuba bukan? Lili tidak mungkin melakukan kesalahan terbesar itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Historia Corta"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya