"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?"
"Lili hanya minta satu hal"
"Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka"
Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya
"Jadi bagaimana? Lili baik-baik saja bukan?"tanya Jennie melihat Dokter gila itu selesai periksa Lili.
"Mata mu buta atau bagaimana? Di lihat secara mata telanjang saja sudah jelas membuktikan bahwa kondisi fisik putri mu tidak baik-baik saja."ketus Dokter itu menjawab.
"Ck, aku tau soal itu. Yang ku tanyakan itu tentang psikis putri ku, bodoh!"
"Ouh! Itu toh. Dari yang saya lihat putri anda sangat menyedihkan. Sudah memiliki ibu seperti macan-"
"YAAAAK"Jennie berseru tidak terima tapi Dokter itu tetap melanjutkan kalimat nya.
Sementara Tuan dan nyonya Kim terkekeh melihat wajah Jennie begitu kesal di goda Dokter itu.
"Tubuhnya yang penuh luka semakin bertambah dengan luka di hati atas insiden yang menimpa Mommy nya kemarin. Ku rasa.. sebentar lagi putri mu akan-"
"Akan apa?"potong Jennie menyela perkataan Dokter itu dengan tatapan tajamnya.
Dokter gila yang kesal pun melirik sebentar Jennie karena selalu menyela ucapan nya. lalu ia memiliki sebuah ide untuk mengerjai Jennie.
"Akan apa Dok? YAAA jangan mesam-mesum seperti orang gila cepat katakan padaku ada apa dengan putri ku, bangsat!!"
"Astaga! Ada ya ibu semacam anda. Sudah omongan nya kasar ! Tubuhnya kecil se'ukuran SASET , kemasan mini dan titisan jurig pula. Anda juga--"
Bugh
"Berhenti bercanda dan katakan yang sebenarnya."tegas Jennie membuat Dokter itu terkekeh karena merasa puas menyindir ibu satu anak itu.
Ya walaupun kepala nya harus menjadi korban kekejaman ibu satu itu.
"Hahaha baiklah-baiklah saya akan mulai serius sekarang. Kondisi Lili saat ini cukup mengkhawatirkan. Dan yang paling sedihnya anda sebagai seorang ibu justru membuat psikis putri mu semakin bertambah parah! seharusnya anda lebih pintar dalam bertindak bukan seperti kemarin yang ugal-ugalan dengan bertindak seperti superhero dan menyerahkan diri pada Polisi, apa anda berpikir itu keren?"
"Anda pernah berpikir tidak jika di saat anda yakin bahwa apa yang anda lakukan itu benar, tapi nyatanya di satu sisi lain putri mu menderita dan butuh sosok pendamping ibunya saat terpuruk tapi anda justru tidak ada disampingnya."
" Pernah kah anda juga memiliki pikiran untuk bunuh diri setelah apa yang terjadi belakangan ini? Selain anda yang lalai menjaga anak anda karena sibuk berkencan dengan seorang laki-laki, nyatanya di tempat dan jam yang sama putri anda ada disana tapi tidak berani mendekat karena takut jika anda akan benar-benar mengganti kan sosok ayahnya di hidup putri mu?"
"A-aku.."
"Tolong jangan menjawab lebih dulu karena saya belum selesai bicara Nyonya Jennie."potong Dokter itu cepat tak membiarkan Jennie membela diri.
"Saya mungkin hanya orang asing yang sok tahu di mata anda. Tapi sebagai seorang Dokter psikiater saya dapat memahami setiap gerak tubuh pasien saya meskipun dia hanya diam seperti patung."lanjut Dokter itu berkata sambil menatap Lili sendu.
"Bagi anak se'usia Lili perhatian dari orang tua jauh lebih penting dari apapun yang ada di dunia ini, tapi dia tidak mendapatkan semua itu karena ayahnya meninggal dan ibunya yang masih hidup justru mengabaikan nya sejak dia berusia 5 tahun."
Deg
Mata Jennie dan kedua orang tua Hanbin terkejut mengetahui Dokter psikiater itu mengetahui rahasia mereka.
"Kenapa? Kaget ya karena saya tau semua rahasia kalian? Ouh ! Jelas , nama nya juga Lalisa Choi yang cantik dan membahana."ujar Dokter gila yang tak lain adalah Lisa menyombongkan diri.
"GAK NANYA!!"
"Ouh ya? Padahal tadinya saya ingin menunjukkan sebuah foto."kata Lisa mengeluarkan dompet dari saku celananya.
"Idih gak nanya, tapi mata melirik-lirik kepo tuh."ledek Lisa ketika melihat tatapan Jennie yang begitu penasaran.
Jennie tidak meladeni Dokter gila seperti Lisa. Tapi ketika Lisa mengeluarkan sebuah foto dirinya cukup intim lalu menunjukkan pada orang tua Hanbin tanpa rasa malu.
"Bagaimana editan ku? Bukankah tubuh menantu kalian begitu sexy?"kedua bola mata orang tua Hanbin terkejut melihat foto tersebut.
Bagaimana tidak terkejut jika Lisa rupanya sedikit mengedit foto Jennie bersama dengan Gadis berponi itu.
Kira-kira seperti ini foto nya 👇
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"KEMARIKAN FOTO ITU DASAR GADIS SINTING!!"Jennie sudah benar-benar muak melihat Lisa berulah.
Ibu satu anak itu mengejar Lisa yang kabur menyelamatkan diri dari amukan Jennie.
"Kemari kan foto itu."
"Tidak mau wleee.. ayo semua nya minggir ada kucing ngamoook... hahahaha."Lisa tertawa puas setelah berhasil membalaskan dendam nya pada Jennie yang kemarin sudah memberikan nya gas naga.
"BERHENTI ATAU KU COLOK MATA MU."teriak Jennie berlari di belakang Lisa.
"AUW ! MAU DONG DI COLOK TAPI BUKAN MATA TAPI 'ANU' NYA. HAHAHAHAHA"
"YAAAAK!!"
"Kabooorrrr...."kedua insan itu terus berlari satu sama lain sampai-
Bruk
Jennie tersungkur kakinya sendiri dan Lisa berbalik badan lalu menertawai wanita itu.
"Hahahaha Kunti bogel jatuh. Aduh adek.. adek, kalau jalan mata di taruh di atas bukan di pipi."
"Berhenti menertawai ku. Cepat bantu aku berdiri bodoh."
"Emang kamu siapa? Penting?"sindir Lisa dengan tengilnya.
Hilang sudah kesabaran Jennie. Wanita itu menarik kaki Lisa hingga ikut terjatuh menimpa nya.
Bruk
"Aduh! Kenyalnya."gumam Lisa kala merasakan payudara besar milik Jennie tepat jatuh di wajahnya.
Bugh
"Dasar pervet!!"Jennie bangkit dari posisinya saat ini lalu kembali ke dalam ruang rawat Lili meninggal kan Lisa dengan segudang fantasi nya.
"Duh! Jadi pengen."kata Lisa sudah membayangkan hal-hal 21+ tapi tak mungkin ia lakukan dengan Jennie karena mereka saja baru saling mengenal.
"Kira-kira aku bisa tidak ya berkencan dengan janda sexy itu? "