Tangis dan kesedihan Jennie dan Tuan/Nyonya Kim belum berakhir sampai di sana. Ketika lampu ruang Operasi mati, Dokter keluar langsung memberi kabar buruk kepada mereka.
Lili..
Anak itu mengalami Koma sampai batas waktu yang tidak di tentukan. akibat trauma berat yang anak itu alami di kepalanya.
Bahkan Operasi ini di lakukan juga karena anak itu mengalami pendarahan hebat di kepala nya. Dokter menduga jika 'pelaku' sempat memukul kepala Korban menggunakan benda tumpul seperti 'besi' saat ingin menjalankan aksi bejat nya itu.
Bersyukur lah karena 'pelaku' saat ini sudah tertangkap dan menjalani pemeriksaan sebelum sidang akan di mulai minggu depan.
Jennie benar-benar marah. Bahkan sampai nekad menghampiri si 'pelaku' di penjara secara langsung dan memberikan nya pelajaran. Bagaimana bisa pria dewasa seperti nya berani memperkosa seorang anak kecil berusia 8 tahun.
Flashback*
Plaak
"Dasar bajingan. Brengsek. Apa salah putri ku padamu hingga kau berniat memperkosa nya hah? " Murka Jennie mencengkram erat kerah baju pelaku yang diduga memperkosa Lili.
Bukannya takut pelaku itu menatap remeh Jennie dari atas sampai bawah. "Tubuh mu sangat bagus Nona. Tak salah jika tubuh putri mu sangat bersih. Dan aku sangat puas menikmati nya."
Plak
"Dasar brengsek! Mati kau di tangan ku." Dengan brutal Jennie memukuli tubuh si pelaku.
Namun pelaku itu bukan nya meringis kesakitan justru ia malah tertawa keras. Hingga kegaduhan itu mendatangkan sipil penjara untuk memisahkan Jennie dari si pelaku.
"Cukup Nyonya! Anda tidak di izinkan memukuli pelaku lebih dari ini. Atau kami akan memasukkan anda ke dalam penjara." Jennie menyentak tangan sipir polisi itu lalu memarahinya.
"Aku tidak peduli mau kalian ingin memenjarakan ku atau membunuh ku sekalipun aku tidak peduli. Asalkan izinkan aku untuk membunuh nya." Jennie kembali menyerang si pelaku.
Dan kedua sipir polisi itu kembali menarik dirinya menjauh dan membawanya keluar agar tidak membuat keributan lagi di kantor polisi.
Selepas kejadian itu. Jennie tidak di beri izin untuk menemui si pelaku karena takut Jennie akan benar-benar membunuh si pelaku sebelum hukuman untuk nya di tetapkan oleh Hakim Agung.
Flashback end.
"Huft! Mommy benar-benar akan gila jika kamu tak kunjung bangun sayang. Cepat buka mata mu ya? Mommy merindukan mu nak."
Cuup
Jennie mengecup kening putri nya sebelum ia keluar dari ruang ICU. Ya! Setelah operasi itu selesai Dokter membawa Lili ke Ruang ICU karena kondisi nya yang saat itu tiba-tiba kritis dan mengalami henti jantung untuk beberapa detik.
Untung nya Dokter bertindak lebih cepat sehingga anak itu terselamatkan dan kini ia di masukan ke dalam ruang ICU untuk memantau perkembangan Lili sampai kondisi nya membaik.
Baru setelah itu Lili akan di pindahan ke ruang rawat biasa.
"Bagaimana kondisi Lili , Jen? " Tanya Irene baru saja datang bersama dengan Wendy dan Rosie yang baru pulang dari Sekolah.
"Masih sama Irene. Aku takut Lili tidak akan bangun lagi." Lirih Jennie menjawab.
Wendy menarik Jennie ke dalam pelukan mengusap lembut punggung sahabat nya itu berharap apa yang ia lakukan bisa sedikit mengurangi kesedihan yang di alami oleh Jennie.
"Jangan putus asa Jennie. Aku yakin Lili akan membuka mata nya lagi. Percaya padaku eoh? Putri mu itu adalah anak yang paling kuat yang pernah ku tahu selama ini. bersabarlah! Dan banyak berdoa supaya Lili bisa melewati masa-masa sulit nya."
"Hiks hiks terima kasih Unnie."Wendy mengangguk pelan lalu melepas kan pelukannya dari Jennie.
" Eomma , Aunty. Apa sekarang Rosie bisa masuk ke dalam? Rosie ingin menemui Lili."tanya Rosie polos di jawab anggukan kepala oleh Jennie dan Wendy langsung menyuruh Rosie untuk masuk ke dalam.
Rosie yang senang di perbolehkan untuk masuk langsung berlari masuk ke dalam. Namun sesampainya di dalam ruangan itu , sudah ada Suster yang meminta nya untuk memakai kan nya masker penutup kepala dan baju hijau yang sangat kebesaran untuk nya. Katanya ruangan ini harus tetap steril dari kumam agar kondisi pasien cepat pulih.
Meski Rosie tidak suka memakai nya. Namun ia terpaksa menggunakan itu dari pada di usir keluar dan tidak di perbolehkan untuk menjenguk sahabat nya yang dalam keadaan antara hidup dan mati, lebih baik menjadi anak baik kan dengan mematuhi segala aturan kan?
"Annyeong apa kabar Lili Xixixixi"Rosie terkikik sendiri dengan tingkah nya yang menyapa Lili dengan melambaikan tangannya pada wajah sahabat nya itu.
Suster yang melihat kejadian itu ikut terkekeh dan kembali bertugas merapikan baju hijau yang sedikit berantakan di lemari kecil yang tersedia khusus di ruangan itu.
"Lili , Rosie rindu. Rindu akan senyum Lili. Rindu akan tawa Lili. Semua orang di Sekolah membicarakan yang tidak-tidak tentang Lili tapi Rosie percaya Lili tidak akan mungkin melakukan hal itu."kata nya bercerita tentang apa yang terjadi di sekolah.
"Lili kan anak baik ya? Sama seperti Rosie Jadi tidak mungkin secara suka rela memberikan tubuh Lili pada Paman jahat itu , kan? " Tanya Rosie polos membuat Suster di sana terkejut mendengar nya.
"Kasihan anak ini Orang-orang di luar sana ikut menghujat nya. Bahkan meski berita sudah menjelaskan kronologi kejadian pada saat itu dari pernyataan polisi , mereka tetap saja membicarakan yang tidak-tidak tentang anak ini. Miris sekali hidup mu nak." Suster itu menatap prihatin Lili yang masih setia menutup kedua mata nya.
"Cepat sembuh ya Lili, Cepat sadar juga. Rosie akan memberikan hadiah untuk Lili jika Lili mau bangun hari ini. Janji deh! Rosie akan memberikan hadiah paling spesial hanya untuk Lili tapi jangan minta makanan Rosie ya? Nanti Rosie mati kelaparan. Jadi cepat bangun ya Lili Rosie tunggu Lili bangun pokoknya."
Cuup
Setelah mengecup pelan pipi Lili Rosie keluar dari ruangan itu tanpa tau jari-jari Lili mulai bergerak sedikit. Namun itu hanya sekali lalu kembali seperti semula seolah tidak terjadi apa-apa.
-
-
-
Seminggu kemudian*
Hari yang paling di tunggu-tunggu oleh semua orang kini telah tiba. Hari di mana si 'pelaku' pelecehan seksual itu akan menjalani sidang pertama nya.
Para Media dari wartawan sampai jurnalis berbondong-bondong datang ke Pengadilan untuk mendapatkan berita terbaru dari kasus pelecehan seksual ini.
"Tenangkan dirimu Jennie Jangan sampai karena ego dan emosi mu di jadikan senjata oleh mereka untuk menyudutkan mu." Ucap Wendy menenangkan Jennie yang terlihat sangat marah sejak tadi.
"Kau tenang saja Unnie, Aku tau batasan ku."jawabnya masih dengan sorot mata merah menahan amarah.
"Ya sudah terserah mu saja lah Jen, asalkan jangan sampai membuat keributan yang akan merugikan dirimu sendiri." Cuek Wendy sudah lelah menghadapi sikap Jennie yang susah di beri nasihat.
Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Terdakwa di bawa masuk ke dalam ruang sidang hal itu mengundang sedikit kericuhan dari pada wartawan dan jurnalis yang hadir.
"Tenang semua nya. Hakim akan segera tiba." Ucap seorang polisi berhasil memenangkan warga yang ikut membuat kericuhan demi menyaksikan sidang ini secara langsung.
Setelah semua orang diam. Hakim Agung masuk dan semua orang berdiri untuk menyambut nya dengan membungkuk 90 Drajat.
" Mari kita mulai sidang ini."kata Hakim.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Historia Corta"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya
