DL 13 💔

1.3K 113 2
                                        

Suasana dalam ruang kepala Sekolah begitu tegang. Saling beradu argument antara Nyonya Yook dengan Jennie.

Mereka berdua tidak ada yang mau mengalah sedikit pun , sampai-sampai Kim Pil Suk selaku kepala Sekolah di Hanyang Scholl geleng-geleng kepala melihat reaksi dari kedua wali murid nya.

"Nyonya Yook , dan Nyonya Kim. Bisakah hentikan sejenak kontes adu tatap di antara kalian? Kasihan anak-anak jika di biarkan menunggu terlalu lama." Ujar Pil Suka berhasil menghentikan aksi konyol di antara ibu-ibu itu setelah mendengar kata 'anak-anak' terucap keluar dari mulut sang kepala Sekolah.

"Bu. Saya ingin anak bernama Yook Miyeon di keluar kan dari Sekolah ini." Tegas Jennie di tolak mentah-mentah oleh Sooyoung selaku ibu kandung dari Miyeon.

"Kenapa jadi anak saya yang harus keluar dari Sekolah ini? Tidak bisa seperti itu dong Nyonya Kim, Seharusnya anak ibu lah yang harus di keluar kan dari Sekolah ini. tukang pembully seperti nya memang seharusnya di D.O dari Sekolah kan?"tuduh Sooyoung tanpa bukti.

Braaak

"Jaga ucapan anda ya Nyonya Yook. Putri saya bukan lah seorang pembully seperti anak dekil mu itu." Sarkas Jennie setelah menggebrak meja begitu kuat.

Sooyoung berdiri dengan perasaan tidak terima putri nya di bilang dekil oleh orang lain, karena hanya dia yang boleh menjelekkan anaknya itu.

"Jadi maksud anda putri saya tukang bully , begitu? "

"Memang benar anak anda tukang bully kan?" Ketus Jennie menjawab dengan tatapan kucing nya.

"Yaaaa! Jaga ucapan anda Nyonya Kim. Saya bisa saja membawa kasus ini ke jalur hukum jika saya mau." Ucap Sooyoung tersulut emosi.

Miyeon yang mendengar kata polisi keluar dari mulut sang ibu langsung berdiri dari tempat duduk nya bergegas menenangkan ibu bar-bar nya itu.

"Eomma , tenang lah. Tidak perlu di bawa ke kantor polisi segala ya?" Pinta Miyeon penuh harap.

Ia tidak mau ibunya mempermalukan diri sendiri jika kasus ini di bawa ke kantor polisi dan terbukti tidak benar jika ia mendapat rundungan di Sekolah. Justru Polisi akan memberi tahu yang sebenarnya pada mereka bahwa ia lah pembully nya disini.

"Lepas kan Eomma , Miyeon-ah. Pokoknya Eomma tidak akan mundur untuk melanjutkan kasus ini ke jalur hukum."

"Silahkan saja Nyonya Yook. Saya tidak takut sama sekali. Kalau pun putri saya terbukti bersalah , saya sendiri yang akan menyeret nya ke lapas anak untuk mendapatkan hukuman. Tapi.. " Jennie menggantungkan kalimat nya sejenak.

Berjalan maju semakin dekat dengan lawan bicara nya ini dan kembali berujar.

"Jika putri anda terbukti bersalah, Saya harap bukan hanya pindah dari Sekolah ini tapi bawa dia jauh-jauh keluar dari Korea atau biarkan saja ia tertangkap polisi dan di masukan ke lapas anak. Apa anda setuju ?"tawar Jennie dengan seringai kecil nya karena ia tau akan menang.

"Oke! Saya setuju. Saya yakin putri saya tidak bersalah di sini jadi siap kan diri anda saja Nyonya Kim, Anda akan membawa putri anda ke lapas anak untuk mendapat hukuman." Balas Sooyoung dengan angkuh.

"Kita lihat saja siapa yang benar dan siapa yang salah di sini. Putri ku , atau putri anda Nyonya Yook Sooyoung." Ucap Jennie lagi-lagi dengan seringai kecil nya.

Wajah Miyeon dan kedua temannya pucat mendengar ibu dari Lili meminta kepala Sekolah untuk menghubungi kantor polisi sekarang juga.

Kim Pil Suk. Meski ia tidak setuju atas semua ini , tapi ia terpaksa menyetujui ucapan mereka karena ingin kasus ini segera selesai.

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang