DL 36 💔

714 63 15
                                    

Lili masuk ke dalam kamar nya di temani oleh Bubu. Dapat Lili dengar suara tawa anak-anak pemilik Apartemen sebelah sedang bermain salju bersama dengan orang tua mereka masing-masing di bawah sana.

Lili cemburu melihat wajah bahagia mereka dari balik jendela lantai 5. Kedua tangan nya terkepal kuat menahan gejolak amarah.

"Bubu, kenapa mereka tertawa seperti itu?"

"Bubu, kenapa mereka bisa se'senang itu?"

"Apakah mereka sejahat itu sampai membuat Lili marah seperti ini?"Lili terus berceloteh tapi anjing bernama Bubu itu hanya bisa membantu menenangkan majikan nya dengan mengusap kepala pada kaki Lili.

"Lili tidak suka melihat mereka bahagia seperti itu disaat Lili sedih seperti ini Bubu. Mereka harus mati kan Bubu? Mereka harus mati."ucapnya dengan tergesa mengambil sebuah vas bunga di nakas meja.

Membuka kunci jendela berniat melempar vas bunga itu ke arah anak-anak yang sedang bermain.

Beruntung Jennie datang tepat waktu. Sedetik saja Jennie telat nyawa seseorang akan hilang karena ulah putri nya.

"Lepaskan Mommy, mereka semua harus mati karena bahagia di atas penderitaan Lili."Jennie menggeleng cepat meraih vas bunga itu lalu di letakkan di tempat semula.

Mengunci kembali jendela kamar Lili lalu membawa anak itu masuk ke dalam.

"MOMMY LEPASKAN TANGAN LILI, LILI MAU MEMBUNUH MEREKA SEMUA."

"Lalu apa setelah itu? Apa setelah nya Lili akan membunuh Mommy juga?"bentak Jennie tanpa sadar menimbulkan rasa trauma Lili kembali.

Deg

Tubuh Lili terkesiap untuk sesaat. Rasa takut mulai menghantui pikiran anak itu sampai menjerit melangkah mundur.

"TIDAK-TIDAK BERHENTI PAMAN AKU MOHON BERHENTI, AAAARRRRRGGGGHHHHH.. MOMMY TOLONG!!"

Kedua mata Jennie menutup sempurna. Inilah yang akan terjadi jika Lili kambuh ketika ada orang yang membentaknya.

"Lili maafkan Mommy sayang, Mommy -"

Prang

Sebuah vas melayang dan berhasil melukai kepala Jennie yang berusaha mendekat.

Darah segar mulai mengalir di pelipis nya namun Jennie tak gentar untuk mendekati Lili, ia harus bisa menenangkan anak itu sebelum melukai dirinya sendiri.

"Lepaskan Lili lepaskan Lili."anak itu berontak saat di peluk ibunya.

"Tenang sayang, tenang lah. Tidak ada Paman jahat disini, maafkan Mommy sudah membentak mu."

"TIDAK! Lili tidak akan memaafkan mu. Mommy tolong Lili.. tolong Lili Mom."Jennie benar-benar frustasi menghadapi situasi ini. Ia melirik ke arah Bubu yang masih setia duduk menunggu perintah nya.

Memang anjing itu sudah terlatih untuk membantu orang-orang seperti Lili. Menarik nafas dalam-dalam sebelum memberikan perintah pada Bubu.

"Bubu, tolong keluar lah dari kamar ini dan buka pintu keluar. Lihatlah orang gila disana masih ada tau tidak. Jika masih ada bawa dia kemari."

Guk guk

Bubu langsung keluar dari kamar setelah mendapat perintah. Membuka pintu kamar Lili dengan berdiri lalu memutar nya dengan mulut, keluar dari kamar itu menuju pintu keluar dan melakukan hal yang sama seperti tadi.

Ckleak

Pintu itu berhasil di buka oleh Bubu dan Lisa masih disana memandang kotak cincin dengan tatapan bodoh nya.

Guk guk

Suara Bubu mengejutkan Lisa yang sedang melamun. Terlebih Bubu terus menarik-narik baju Lisa.

"Kau ini kenapa anjing?"ujar Lisa tidak mengerti dengan perilaku Bubu padanya padahal dia sendiri yang membeli Anjing itu untuk Lil.

Guk guk

Anjing itu menggonggong tapi Lisa yang bodoh tetap tidak mengerti.

"Endak ngerti aku bahasa mu. Coba bahasa lain contoh nya kucing mungkin?"

Praaang

Suara pecahan kaca yang begitu nyaring itu menyadarkan Lisa dari pikiran bodoh nya. Gadis berponi itu masuk tergesa-gesa ke dalam Apartemen Jennie di ikuti Bubu di belakang nya.

Setelah sampai di tempat sumber suara itu Lisa di kejutkan dengan Jennie yang berlumuran darah ketiban etalase kaca penyimpanan semua piala Lili.

Lalu di sudut ruangan ada Lili yang semakin ketakutan.

"ASTAGA! Jennie bertahan lah aku mohon. Bubu tolong jaga Lili sebentar eoh? Aku akan segera kembali setelah membawa Jennie ke Rumah Sakit."

Guk guk

Anjing itu kembali menggonggong dan Lisa keluar  membawa tubuh Jennie yang berlumuran darah.

"Maafkan Lili, Mommy."

                          Bersambung

Kenapa aku merasa alur nya jadi aneh ya 😭





Happy New year ❤️🎉🎉🎉🎉

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang