DL 15 💔

1K 85 0
                                    

Setelah puas bermain di rumah kakek dan neneknya Lili langsung meminta pulang pada Jennie. ia sudah lelah bermain seharian, belum lagi besok Lili akan sangat sibuk mempersiapkan diri untuk tampil di hadapan banyak orang.

"Kami pamit pulang dulu ya Eomma  , Appa." Ucap Jennie  berpamitan pada mertua nya sambil menggendong Lili yang sudah sangat mengantuk.

"Apa tidak mau menginap saja Jen? Kasihan Lili jika di paksa pulang sekarang. Hari juga sudah semakin larut." Kata Nyonya Kim tak ingin jika cucunya harus pulang malam itu juga.

"Mian Eomma bukan nya Jennie mau menolak tawaran dari Eomma. Tapi Lili itu anak nya tidak akan betah tidur di manapun jika bukan di kamar nya sendiri. Jadi lebih baik kami pulang sekarang."jawab Jennie tak enak hati menolak tawaran dari Nyonya Kim.

Tapi mau bagaimana lagi? Kenyamanan putri nya jauh lebih penting dari apapun.

"Ya sudah ! Tapi hati-hati di jalan ya? Appa tidak mau terjadi sesuatu dengan cucu Appa ini. Atau kamu pulang di antar supir saja , bagaimana? " Saran Tuan Kim di tolak mentah-mentah oleh Jennie.

"Mian Appa Lebih baik Jennie pulang sendiri saja. Lagi pula jarak Mansion Kim dengan Apartement Jennie tidak terlalu jauh juga jadi tidak apa-apa  Jennie akan pulang sendiri saja."

"Baiklah jika itu keputusan mu hati-hati di jalan nak." Ucap Tuan dan Nyonya Kim bersamaan.

Mereka tidak bisa memaksa Jennie terus menerus, atau mereka tidak akan di ijinkan lagi untuk menemui Lili jika mereka terlalu posesif.

"Jennie pamit  Eomma  , Appa."

"Nde." Jawab Tuan/Nyonya Kim. Jennie pun langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa memindahkan Lili ke jok belakang  , ia hanya tidak ingin tidur putri nya terganggu jika di pindah kan ke belakang.

Otomatis Jennie menyetir mobil dengan satu tangan sementara tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk menahan tubuh Lili agar tidak terjatuh.

Brem brem brem

Mobil Jennie pergi meninggalkan Mansion Kim. Tuan dan Nyonya melambaikan tangan mereka sampai mobil yang di tumpangi cucu dan menantu nya tak terlihat lagi dari pandangan mereka.

"Mansion kembali sepi Sobang." Lirih Nyonya Kim langsung mendapatkan pelukan hangat dari suami nya.

"Tak apa sayang kan masih ada aku." Ucap Tuan Kim dengan menaik turun kan alisnya membuat Nyonya Kim geli sendiri melihat nya. Ia melepaskan pelukan itu dengan paksa lalu masuk ke dalam Mansion dengan wajah kesal.

Tuan Kim yang melihat istri nya kesal akibat ia gombali tadi terkikik sendiri lantas menyusul istri nya masuk ke dalam Mansion dan mengunci pintu utama rapat-rapat, agar tidak ada maling masuk karena ini sudah waktunya meminta jatah pada istrinya.

"YEOBO! TUNGGU AKU."

-

-

-

Ke esokan harinya.

Lili tengah bersiap bersama dengan teman-teman nya yang lain untuk pertunjukan penyambutan pihak Unicef di sekolah mereka. Rosie juga ada disana tengah sibuk mengisi perut nya yang keroncongan sementara teman yang lain termasuk Lili sudah mulai berlatih.

"Uuggh! Ayamnya enak sekali. Nanti aku curi lagi ah ayamnya Lili biar tambah kenyang."ucap Rosie yang sibuk memakan bekal milik Lili tanpa di sadari oleh pemiliknya.

Tak terasa kini dua jam lagi acara akan segera di mulai dan Rosie sudah selesai menghabiskan bekal milik Lili dan juga milik nya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang