DL 01 💔

6.3K 436 30
                                    

Di depan pintu masuk gerbang Sekolah dasar Hanyang School. Seorang anak kecil berumur sekitar tujuh tahun berdiri sendirian di depan pagar Sekolah.

Ia menunggu jemputan dari Supir yang di tugaskan untuk selalu mengantar jemput dia kemanapun ia pergi.

Seharusnya Supir nya itu sudah menunggu di depan Gerbang sejak satu jam yang lalu , akan tetapi entah kenapa hari ini  Supir nya itu tak kunjung datang juga padahal ia sudah menunggu selama satu jam lebih.

"Paman Kang kemana ya? Tumben telat jemput. Lili lelah ingin istirahat."keluh anak bernama Lili itu mulai duduk di emperan karena terlalu letih berdiri.

Satpam yang berjaga di Sekolah ini baru saja kembali dari Toilet menatap bingung Lili yang tak kunjung pulang sejak ia tinggal ke Toilet.

"Nak. Apa Paman Kang belum juga datang sejak tadi?"tanya Pak Satpam. Di balas gelengan kepala oleh Lili.

"Belum Paman. Lili juga bingung kemana Paman Kang pergi , Biasanya Paman Kang akan  bilang lebih awal pada Lili atau Mommy jika tidak bisa jemput Lili di sekolah. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar dari Paman Kang. Lili jadi cemas takut Paman Kang kenapa-kenapa di jalan."cerocos Lili tanpa henti menceritakan keluh kesah nya.

Pak Satpam tersenyum hendak berbicara kembali , namun suara klakson mobil mengurungkan niatnya itu.

Apalagi sesosok wanita cantik bertubuh mungil nan sexy baru saja keluar dari dalam mobil Sport hitam dengan wajah datar menghampiri mereka berdua.

"Selamat siang Nyonya Kim , lama tidak berjumpa dengan anda."sapa Pak Satpam itu hanya di balas senyum tipis dan anggukan kecil dari wanita cantik itu , Pak Satpam jika sudah mendapat respon seperti ini ia tidak berani lagi berbicara. Ia lebih memilih diam dan pamit undur diri

"Ah ! Berhubung Nyonya sudah datang , saya ingin kembali bertugas. Permisi Nyonya"

"Hm"jawab wanita cantik itu membalas ucapan Pak Satpam.

Wanita itu menatap tajam putri semata wayangnya yang masih betah duduk di emperan tanpa berniat sedikit pun untuk beranjak dari tempat duduk nya saat ini.

"Bangun"titah wanita itu tegas. Semua perkataan nya  harus di patuhi oleh semua orang , termasuk untuk putri nya yang nakal ini.

Lili mendongak menatap sang Mommy dengan wajah sendu nya lalu berkata. 

"Mommy! Bisakah Mommy berkata sedikit lembut pada Lili? Lili lelah Mom karena Sekolah , jadi tolong jangan marahi Lili karena duduk di tanah. "wanita itu mendengus kesal mendengar penuturan sang putri. Ia bersidekap dada dan menatap lebih tajam dari sebelumnya.

"Mommy tidak punya banyak waktu hanya untuk meladeni ocehan mu itu  , Mommy harus segera kembali ke Kantor sekarang juga jadi cepat bangun dan masuk ke dalam mobil."suara wanita itu semakin tegas. membuat Lili berdiri dari duduknya dengan perasaan jengkel.

"Kantor , Kantor dan Kantor. Mommy bisa tidak sih jangan membahas soal Kantor jika sedang bersama dengan Lili? Lili kesal tau , karena Mommy tidak pernah meluangkan waktu Mommy untuk Lili."ucap Lili menggebu-gebu. Anak berusia tujuh tahun ini sudah benar-benar di ambang batas kesabaran nya hingga dia berani meninggikan suara nya kepada sang ibu.

"Berani kamu meninggikan suara di depan Mommy? Apa ini yang di ajarkan oleh Guru mu di Sekolah hah?"marah wanita itu sambil mencengkram erat tangan mungil putri nya.

Lili meringis menahan sakit karena sang ibu terlalu kuat mencengkram tangan nya.  "Mommy.. , Sebenarnya Lili ini anak Mommy atau bukan sih? Kenapa Mommy selalu berlaku kasar sama Lili. "

Wanita itu seolah sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan. Wanita itu melepaskan cengkraman nya  dari tangan mungil sang putri dan berlalu pergi lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Selalu saja seperti ini"dengus Lili kesal. Tapi Ia akhirnya menyusul sang ibu masuk ke dalam mobil.

Blaam

"Yaa ! Tidak sopan. Apa kamu tidak pernah di ajari bagaimana cara nya sopan santun pada orang yang lebih tua?"tegur wanita itu karena pintu mobil kesayangan nya di tutup dengan kasar oleh tangan mungil putri nya sendiri.

"Bagaimana Lili tau. Mommy saja tidak pernah mengajarkan apapun pada Lili."ketus Lili mampu membuat wanita itu diam seribu bahasa.

Merasa tercekat dengan perkataan putri nya sendiri ia lebih memilih diam saja sambil menjalankan mobilnya kembali.

Perlahan mobil itu  berjalan meninggalkan area Sekolah.  Keheningan terjadi untuk beberapa saat sampai akhirnya Lili kembali berbicara.

"Mommy"

"Hm"

"Sebentar lagi Lili akan ulang tahun kan Mom?"

"Maybe"Jawab wanita itu ragu. Ia tak yakin dengan jawaban nya sendiri karena ia tidak ingat tanggal berapa putri nya itu lahir ke dunia ini.

"Ish.. , Mommy ini. Lili tau Mommy tidak suka sama Lili tapi apa sampai segitunya membenci Lili hingga Mommy selalu melupakan ulang tahun Lili?"

Deg

Nafas Wanita itu kembali tercekat mendengar perkataan putri nya tadi. Tapi. Karena ego nya yang terlalu tinggi membuat ia kembali bersikap acuh dan menganggap tidak terjadi apapun sebelum nya.

" Mommy sibuk nak. Mommy harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita berdua , jadi Mommy mohon pengertiannya ya? "

"Atau begini saja.  Lili ingin hadiah apa dari Mommy? Nanti Mommy suruh Aunty Irene untuk membelikan banyak hadiah yang Lili inginkan."ujar wanita itu malah membuat perasaan Lili semakin bertambah buruk dari sebelumnya.

"Mommy , Lili ini anak nya Mommy atau Aunty Irene sih? Kenapa selalu Aunty Irene yang selalu datang dan memberi Lili banyak hadiah. Meski semua hadiah pemberian nya itu sebagian besar dari Mommy , tapi kenapa tidak Mommy saja yang langsung memberikan nya pada Lili? Kenapa harus lewat tangan orang lain Mom? Kenapa? "

"Bukan kah kita tinggal satu Rumah? Lantas.. Apa gunanya itu jika tidak bisa memberikan nya secara langsung. Apa.. Mommy memang tidak ingin merayakan hari ulang tahun Lili karena di tanggal itu juga Daddy pergi meninggalkan kita semua?"nafas wanita itu semakin tercekat mendengar amarah sang putri. Ia memberhentikan laju mobilnya di tepi jalan dan menatap sendu wajah putri semata wayang nya ini.

"Lili. Mommy tidak ber-"

"Ya ! Lili tau Mom. Lili tidak seberharga itu di mata Mommy jika Mommy di suruh memilih antara menyelamatkan Kantor yang hampir bangkrut atau Lili yang sedang  sekarat. Mungkin Mommy akan lebih memilih Kantor ketimbang mengurus Lili yang sedang di ambang kematian."

Lili keluar dari mobil dan berlari entah kemana. Wanita itu tidak mengejar karena masih memikirkan tentang semua perkataan putri nya barusan.

"Apa aku salah selama ini?"batinnya.

Beberapa saat kemudian akhirnya ia sadar jika putri nya sudah tidak ada lagi di mobil. Ia keluar dari mobil kesayangan nya itu dan mencari  anak nya berharap putri nya itu masih berada di sekitaran sini.

"Arrrggghhh.. , apa yang sudah ku lakukan. "

"Lili.."

"Lili....."

"Kamu di mana nak? Tolong kembali lah. Maafkan Mommy sayang. Mommy benar-benar menyesal"

                       To be continued

Selamat datang di cerita baru 😌

Kalo cerita ini gak rame  , aku bakal tarik lagi 😔

Bye 👋

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang