DL 37 💔

981 72 5
                                    

Sesampainya Lisa di Rumah Sakit ia langsung berteriak memanggil Suster untuk mengambil sebuah brankar. Ketika para Suster itu datang membawa brankar yang di minta, Lisa teringat dengan Lili yang masih berada di Apartement.

Gadis berponi meletakkan tubuh Jennie terlebih dahulu ke dalam brankar itu dan meminta mereka untuk segera membawa nya ke UGD.

"Tolong bawa Nyonya ini ke UGD dan mintalah Dokter Song untuk menanganinya. Saya harus pergi ke suatu tempat."

"Baik Dokter."melihat tubuh Jennie di bawa masuk ke dalam Rumah Sakit, Lisa bergegas menuju mobilnya untuk kembali ke Apartment menemui Lili sebelum anak itu bertindak lebih jauh dari pada ini.

"Tolong jangan berbuat hal lebih dari pada ini Lili."gumam Lisa melajukan mobilnya sekencang mungkin agar cepat sampai ke tujuan.

                                   °°°°°


Lili masih berada di pojok ruangan termenung melihat darah yang mulai mengering di lantai.

Tatapan anak itu kosong sampai tiba-tiba sebuah buku jatuh dari rak buku yang ada di kamar itu. Lili menatap buku itu dengan kernyitan di dahi.

Menyadari bahwa buku itu adalah milik nya, Lili bergegas mengambil nya dan membuka lembar demi lembar yang tertulis di dalam buku tersebut.

Air mata Lili mulai jatuh ketika teringat masa lalu dimana ia di abaikan oleh Jennie. Menganggap Jennie tidak menyayangi nya lagi bahkan sampai keluar dari mobil gara-gara salah paham menganggap Jennie sudah melupakan ulang tahunnya.

Tangan mungil itu mulai bergetar di iringi Isak tangis yang mendalam.

"Apa yang baru saja Lili perbuat? Lili baru saja membunuh Mommy."lirih Lili menatap kedua tangan berlumuran darah ibunya.

"Hiks hiks kenapa Lili melakukan itu? TIDAK! Bukan ini yang Lili mau."anak itu menangis dengan menjambak rambutnya sendiri.

Bubu datang dan mengusap kepalanya pada lengan Lili seolah menyampaikan bahwa tidak seharusnya Lili menyalahkan diri sendiri. Anjing itu bahkan seperti tau apa yang di rasakan oleh Lili sekarang ini.

"Bubu, Lili harus bagaimana? Apakah setelah ini Lili akan di penjara seperti Mommy dulu? Lili takut Bubu, Lili takut."kedua kaki anak itu terlipat dan kepala Lili ia sembunyikan dalam lipatan tangan yang memeluk kedua lututnya

Ckleak

Lisa sampai dengan nafas yang memburu. Gadis berponi itu masuk kembali ke dalam kamar Lili dan menemukan anak tunggal Jennie itu tengah menangis di temani oleh Bubu.

"Hei, kenapa menangis hm? Memikirkan Mommy ya?"tanya Lisa lembut sambil membelai rambut coklat anak itu.

Lili mengangguk tanpa berbicara. Lisa menarik nafas panjang terlebih dahulu lalu memangku Lili setelah nya.

"Lili dengar kan apa kata Dada ya. Dada ini memang terlihat seperti orang gila meskipun Dada adalah seorang Dokter. Tapi, ada sedikit orang yang tau bahwa dulu Unnie Dada juga pernah berada dalam kondisi yang hampir sama dengan mu. Ia begitu terpuruk sampai sering melukai Dada tanpa sadar. Tapi, perlahan Unnie Dada menyadari bahwa ia tidak sendirian di Dunia ini karena masih ada Dada di samping nya. Begitu pula dengan kamu sayang! Meski Daddy mu sudah pergi tapi setidaknya kamu masih memiliki Mommy yang ada di samping mu."

"Tapi Mommy selalu mengabaikan Lili dan sering mengingkari janjinya, Dada."lirih Lili menunduk menyembunyikan wajah kecewa nya.

"Dada tau soal itu. Tapi, bukankah sekarang Mommy mulai berubah? Coba Lili ingat-ingat lagi pengorbanan apa saja yang sudah Mommy lakukan untuk Lili hm? Pertama, Mommy nya Lili dengan ikhlas menerima hukuman dari Hakim atas keteledoran nya menjaga mu."

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang