DL 43 💔

983 73 6
                                        

Irene berlari menuju ruang IGD untuk menemui Seulgi yang mengabarinya beberapa saat lalu.

"Oppa sebenarnya apa yang terjadi? Dan bagaimana bisa Lili dan Rosie sampai terluka, bukankah tadi kamu pamit padaku untuk menemui Lili dan membawa nya pada Jennie?"

"Bagaimana kondisi Nyonya Jennie saat ini?"bukanya menjawab Seulgi justru mengalihkan perhatian Irene agar tidak bertanya tentang itu.

"Jennie baik-baik saja. Tolong jangan mengalihkan perhatian ku dan jawab saja dengan jujur."Irene kesal Seulgi tidak langsung menjawab pertanyaan nya.

Pria bermata sipit itu menghela nafas panjang lalu menarik tangan kekasihnya menuju bangku di sana.

"Kita duduk dulu ya? Akan ku ceritakan mulai dari aku yang ingin menuju ruangan Lili tapi justru menemukan Dokter Lisa sedang menangis sendirian."

"Mwo? Dokter gila itu menangis? Heol, bukankah ini sebuah keajaiban?"Irene tak menyangka Dokter gila seperti Lisa bisa menangis juga, dia kira Lisa hanya bisa berbuat ke'anehan.

"Kamu saja yang tidak melihat secara langsung terkejut apalagi aku yang melihatnya secara langsung bagaimana terpuruknya dia saat itu. Tapi, aku yakin Dokter Lisa memiliki beban berat yang di tanggung nya dan ternyata itu benar adanya."

"Maksud Oppa?"

"Begini! Ternyata Dokter Lisa memiliki seorang kakak yang kondisinya sama seperti Lili. Aku juga baru mengetahui nya tadi saat menolong Lili dan Rosie. "

"Lalu bagaimana bisa mereka sampai terluka."

"Awalnya aku diberitahu bahwa Lili tidak ada di ruangan nya maka dari itu aku dan Dokter Lisa sepakat untuk berpencar agar lebih cepat menemukan nya. Dia ku suruh pergi menemui pihak keamanan sementara aku ke ruang CCTV. Tapi setelah itu.."

Flashback.

Seulgi tiba di ruang kontrol CCTV. Pria itu masuk ke dalam dan meminta izin untuk mencari salah satu pasien yang hilang dan beruntung nya di izinkan oleh penjaga nya.

"Tunggu sebentar biar saya cek dulu. Ruangan nya nomor berapa?"

"2703."

"Sebentar biar saya cek."

"Iya, tolong mundur kan waktu nya sebentar sekitar 1 - 2 jam lalu hanya untuk memastikan siapa yang membawa anak majikan saya."

"Baik."petugas itu mulai mengotak-atik komputer sesuai arahan dari Seulgi. Sekitar 1 menit mereka langsung menemukan jawaban nya.

"Bukankah itu Rosie? Tapi tunggu, bagaimana bisa dia mengajak Lili keluar padahal anak itu selalu histeris setiap kali di dekati orang lain."gumam Seulgi memandang heran layar komputer dimana memperlihatkan Rosie menarik tangan Lili pelan keluar dari ruang rawat nya.

"Coba cari data kemana anak-anak itu pergi."tunjuk Seulgi pada kedua anak di layar komputer.

"Sebentar, akan saya kumpulkan semua datanya."petugas itu kembali mengotak-atik dan sekarang mereka dapat melihat kemana saja dan waktu kapan saja Rosie membawa Lili.

Melihat Rosie melewati lorong dimana ia bertemu dengan Lisa, pria beruang itu dengan segera menghubungi gadis berponi itu.

Tut Tut Tut

"Yeoboseo?"

"Dokter, saya sudah menemukan Lili dia bersama dengan Rosie berjalan ke arah lorong sepi yang tadi sempat kita bertemu."

"APA? Gawat, Seulgi-ssi cepat datang ke ujung lorong itu kita harus menghentikan kakak ku sebelum ia mencelakai Lili."

"Tapi--"

Tut Tut Tut

Sambungan telepon itu terputus membuat Seulgi semakin bingung.

"Sebenarnya ada apa?"batinnya kebingungan dengan situasi yang terjadi.

Tapi ia tetap datang ke lorong sepi itu sesuai arahan dari Lisa. Sesampainya Seulgi disana pria bermata sipit itu tertegun melihat Lisa menahan gerakan seseorang yang berusaha menusuk Lili dengan pisau.

"Do-Dokter Lisa, kau terluka?"Seulgi terkejut melihat jubah putih yang Lisa kenakan mulai berubah merah di tambah area sekitar penuh dengan bercak darah.

"Jangan pedulikan aku Seulgi-ssi, cepat bawa pergi Lili dan Rosie dari sini sebelum Unnie ku mencelakai mu juga."

"Ta-tapi.."Seulgi ragu meninggalkan Lisa dalam keadaan terluka.

"Pergi Seulgi-ssi, jangan sampai pengorbanan ku sia-sia melindungi kalian. Bergegaslah karena aku sudah tidak kuat lagi menahan pisau ini di perut ku."Lisa terus memohon agar Seulgi mau mengerti situasi mereka.

Karena Jisoo sudah tidak bisa terkontrol lagi.

"Ba-baiklah saya akan membawa Lili dan Rosie pergi dari sini. Tolong bertahan sebentar lagi saya akan datang kembali membawa bantuan."Lisa hanya mengangguk lemah menahan sakit saat pisau itu semakin dalam menusuk nya.

"Hati-hati dan sampai kan maaf ku pada Jennie. Maaf karena aku tidak bisa membawa Lili padanya."

"Anda berbicara apa Dokter? Anda bisa-"

"ARRGGH..."Lisa menjerit ketika Jisoo menarik pisau itu dengan kasar lalu menikam dada Lisa tanpa rasa kasihan.

"DOKTER!!"Seulgi ingin mendekat tapi melihat wanita yang menikam dada Lisa begitu kejam membuat pria itu takut melangkah.

"Cepat pergi dari sini, dia semakin tidak terkontrol."

"Lalu bagaimana dengan anda?"

"Abaikan saja aku. Kalaupun aku mati sekarang setidaknya aku bisa melindungi nyawa kalian bertiga. Uhuk uhuk CEPAT LAH PERGI SEULGI-SSI."

"ARRGGHHH lepaskan aku atau ku bunuh kalian semua hahahaha."melihat Jisoo semakin tidak terkontrol membuat Seulgi mau tidak mau menuruti keinginan Lisa.

Pria bermata sipit itu membawa Lili dan Rosie pergi untuk mendapatkan pertolongan.

Flashback end.

"Astaga! Lalu bagaimana dengan Dokter Lisa? Kamu berhasil menyelamatkan nya kan?"khawatir Irene takut apa yang ia pikirkan menjadi kenyataan.

Namun, Seulgi menggeleng lemah dan tertunduk sebentar sebelum menjawab

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menolong Dokter Lisa."

"Ma-maksud mu?"gagap Irene menutup mulut nya tak percaya dengan apa yang ia pikirkan saat ini.

"Benar, sesaat setelah aku mengantar Lili dan Rosie ke IGD aku kembali datang kesana bersama dengan pihak keamanan dan Dokter Suster. Tapi, Dokter Lisa di temukan meninggal bersamaan dengan kakak nya yang pingsan. Maafkan aku karena datang terlambat menolong nya Irene."

Irene menangis tidak menyangka pengorbanan Lisa sampai sejauh itu. Bagaimana caranya ia menyampaikan kabar ini pada Jennie nanti?

"Aku harus apa sekarang?"

                          Bersambung

Mending Lisa nya dibikin metong aja kali ya 😌

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang