Hari pertama Jennie Koma Lili terlihat murung dan semakin diam dari biasanya.
Hari kedua Jennie Koma Lili di temukan tidak sadarkan diri tenggelam di Bathtub.
Hari ketiga, empat dan lima Lili melukai Seulgi yang mencoba menghentikan anak itu untuk bunuh diri.
Hari ke enam dan tujuh semua orang sudah putus asa menangani Lili. Bahkan mereka memiliki pikiran untuk membawa anak itu ke Rumah Sakit Jiwa.
Hari ke delapan Rosie memergoki Lili menangis memegangi foto ibunya.
Hari ke sembilan semua sepakat akan membawa Lili ke Rumah Sakit Jiwa meski mendapat penolakan keras dari Rosie yang tidak setuju sahabat nya di bawa ke tempat terkutuk itu.
Hari ke sepuluh Rosie memutuskan untuk mendatangi Lili secara langsung tanpa di dampingi oleh orang dewasa. Memasuki sebuah ruangan dimana sepuluh hari ini mengurung Lili di dalamnya.
PLAAAK
"SAMPAI KAPAN KAMU AKAN SEPERTI INI LILI? SAMPAI KAPAN HAH? SAMPAI KAPAN."teriak Rosie pada Lili yang tertidur terlentang di Hospital bad dengan kedua tangan dan kaki terikat.
"Aku sudah pernah bilang bukan? Aku ada disini untuk mu tapi kenapa kamu selalu merasa tidak ada satu orang pun yang memihak dan sayang padamu. Oh! Atau kau memang ingin di masukan ke Rumah Sakit Jiwa begitu?"
"Bukankah lebih baik seperti itu dari pada aku berada di samping kalian?"jawab Lili menatap datar Rosie.
"Lalu, jika kamu pergi ke sana aku bagaimana? Apa kamu tega membiarkan aku sendiri tidak memiliki teman?"
"Kamu normal Rosie, sementara aku tidak."jawab Lili asal membuat sahabat nya itu justru semakin marah.
"Tidak yang kau maksud itu apa hah? Ah! Apa kau berpikir kau ini kotor dan tidak suci lagi? Iya? Begitu? Jika kau berpikir seperti itu lalu bagaimana dengan ku? Bukankah aku juga sama kotor nya seperti mu karena aku terlahir ke dunia ini sebagai anak haram? Meski Eomma menikah lagi dengan Appa Yoon-gi tapi tetap saja aku ini anak haram bukan?."
"Lili, jangan kau berpikir kamu adalah anak paling kotor sedunia hanya karena insiden itu. Kau tau? Di luaran sana masih banyak orang-orang seperti ku dan kamu tapi memiliki nasib yang lebih buruk dari pada kita berdua."
"Lili, kita sudah bersahabat sejak kita kelas 1 sampai 3 ini apa hanya karena masalah itu persahabatan kita rusak begitu saja? Lili , jujur saja aku rindu kebersamaan kita seperti dulu. Bermain bersama, aku yang selalu menghabiskan bekal mu sampai kita kejar-kejaran dan di hukum Miss Yoona. Lili apa kau tidak ingin kembali ke masa-masa seperti itu?"
"Itu mustahil Rosie."
"APA NYA YANG KAU ANGGAP MUSTAHIL BODOH!! semua itu bisa menjadi kenyataan saat kau bisa mengenyahkan pikiran buruk mu untuk bunuh diri."
"Bukankah.. bukan kah kamu sendiri yang pernah bilang bahwa Tuhan sangat membenci umatnya yang bunuh diri? Lalu mengapa Lili? Mengapa kamu selalu berpikir untuk melakukan itu, melakukan hal yang sangat kau benci DAN AKU PUN MEMBENCI HAL ITU."
"Lili aku mohon jangan seperti ini. Aku rindu Lili yang dulu. Aku rindu padamu Lili dan aku tidak mau di pisahkan dengan mu."Lili tidak membalas ucapan Rosie tapi sepertinya rencana Rosie untuk menyadarkan Lili berhasil, terbukti dengan Lili yang kini menangis karena ucapan yang ia lontarkan.
"Maafkan aku."
°°°°°°°
Di ruangan lain terdapat Lisa yang duduk membacakan salah satu buku novel karya Jennie yang telah terbit.
"Lalu gadis itu terpaku pada wanitanya untuk beberapa saat. Dalam keadaan hening kedua gadis itu sama-sama berpikir bahwa mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama tapi sebuah kenyataan pahit menyadarkan mereka bahwa keduanya tak dapat bersatu karena selain sesama gander kedua gadis itu sudah memiliki kekasih lain bahkan ada yang sudah bertunangan.
Dalam diam rasa itu mereka pendam tidak membiarkan satu orang pun tau. Tahun berganti kedua nya bertemu kembali di tempat yang sama, dan rasa itu kembali muncul membuat keduanya gundah. Ingin mengutarakan cinta tapi mereka sudah berkeluarga.
Akan tetapi, seperti Tuhan menginginkan keduanya bersama anak-anak mereka mempertemukan keduanya lagi dalam moment tahun baru.
Di hari itu keduanya saling mengungkapkan perasaan masing-masing hingga hidup bahagia.
Wah, sungguh sangat dramatis kisah cinta yang kau buat dalam novel ini Jennie."ucap Lisa pada Jennie yang masih betah dalam tidur panjangnya.
"Jennie, aku sudah banyak membaca karya fiksi mu dan aku begitu kagum kamu dapat menciptakan sebuah suasana yang berbeda dalam setiap karya yang kau buat. Akan tetapi, aku sungguh menyayangkan sikap mu dulu yang lebih mementingkan karir sampai lupa ada seorang anak yang kau abaikan."
"Cepatlah sadar dan bantu aku mencegah semua orang membawa Lili ke Rumah Sakit Jiwa."
Lisa menangis dengan menggenggam tangan kanan Jennie. Karena kepala Lisa menunduk ia sampai tidak menyadari se tetes air mata menetes di mata kucing yang tertutup itu.
"Bangun lah Jennie, aku mohon..."bagai sebuah mantra ajaib kedua mata Jennie terbuka secara perlahan. Menyebutkan sebuah nama yang sangat ia rindukan.
"Lili."
Bersambung
Udah ah segini aja dulu 😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Short Story"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya