Jennie kembali ke ruang rawat Lili setelah sebelumnya mampir dulu ke Cafetaria membeli makanan. Dapat ia lihat Tuan dan Nyonya Kim tengah berusaha menenangkan Lili agar anak itu tidak histeris lagi. Lisa juga ada disana tengah mempersiapkan obat penenang.
Melihat kedua mertua nya kesusahan menangani Lili, Jennie menaruh barang bawaan nya di sofa lalu ikut membantu menenangkan putrinya.
"Lepaskan Lili lepaskan Lili. Lili mau Mommy, Paman. tolong lepaskan Lili AAAAAAAA MOMMY..."histeris Lili ketika mengingat kembali kejadian dimana dia di lecehkan oleh Namjoon di Taman.
"Biar Jennie saja Eomma."Nyonya Kim mengangguk mundur kebelakang membiarkan Jennie yang menenangkan putri nya.
"Sayang ! Ini Mommy nak, Mommy sudah ada disini tenanglah."
"TIDAK! Kau bukan Mommy ku. Mommy ku di Penjara dan semua ini karena Lili hiks hiks."anak itu menatap tajam Jennie namun sambil menangis.
"Tolong pegangi Lili lebih erat lagi, aku akan membuat nya tenang dengan obat ini."pinta Lisa di balas anggukan kepala oleh Jennie.
Setelah dirasa pegangan Lili lebih erat dari sebelumnya Lisa mulai menyuntikkan obat penenang itu lewat jarum suntik. Meski awalnya kesusahan karena Lili terus memberontak, sekarang mereka bisa bernafas lega karena Lili mulai tenang kembali.
"Aku sudah memberikan nya obat penenang ! Untuk sementara ini Lili tidak akan mengamuk. Tapi, aku tidak bisa memberikan nya sering-sering karena Lili masih kecil dan obat keras seperti ini tidak baik untuk kesehatan Lili dimasa depan."ujar Lisa menatap sendu Lili yang tertidur dalam pelukan Mommy nya.
"Lalu langkah apa yang harus kita hadapi agar Lili sembuh dengan cepat Dok?"tanya Nyonya Kim.
Lisa menghela nafas panjang menatap satu persatu anggota keluarga pasien baru nya ini.
"Nyonya Kim. Dalam kasus serupa bukan hanya orang dewasa namun anak-anak yang ku tangani pun akan sering melukai tubuh nya. Bahkan, mereka tidak akan segan-segan menggores pergelangan tangan mereka ketika rasa takut itu menguasai diri mereka sepenuhnya. Untuk saat ini yang bisa kita lakukan hanya terus memantaunya, karena kita tidak akan pernah tau hal berbahaya seperti apa yang bisa Lili lakukan entah itu terhadap orang lain ataupun dirinya sendiri."
"Aku akan menjaga putri ku, tolong biarkan aku ikut campur dalam penanganan ini."pinta Jennie dengan penuh harap menatap Lisa.
"Tentu saja Nyonya. Peran anda lah yang paling di butuhkan disini."
°°°°°°°°
"Aku pulang."dengan wajah lelah Lisa memasuki kediaman nya.
"Akhirnya kamu pulang juga Lisa, Unnie menunggu mu sejak tadi. Lalu bagaimana dengan kondisi anak itu?" Tanya Jisoo menyambut kedatangan Lisa dari ruang tamu.
Lisa tersenyum tipis lalu menghampiri kakaknya itu.
"Maaf sudah membuat mu menunggu ku Unnie. Maksud Unnie Lili? Keadaan nya sungguh buruk, aku ragu bisa menyembuhkan anak itu atau tidak."ujar Lisa menjawab sambil bersandar pada bahu Jisoo.
"Jangan pesimis seperti itu dong ! Unnie yakin kamu dapat menolong dan menyembuhkan mental Lili , buktinya Unnie yang pernah gila saja dapat kamu sembuh kan apalagi orang lain. Unnie percaya kamu dapat melakukan nya."
"Unnie benar ! Walaupun terlihat sulit tapi aku tidak boleh menyerah bukan? Jika aku menyerah sekarang di masa depan tidak akan pernah ada Dokter psikiater lain yang dapat menangani kasus Lili. Terima kasih sudah mengingatkan ku Unnie, saranghae."
Cuup
"Nado saranghae Nalalisa."
°°°°°°°
Ketika malam semakin larut dan melihat semua orang sudah tertidur pulas, Lili yang baru bangun menatap intens pisau buah di nakas meja dekat ranjang nya.
Anak itu tersenyum kecil mengambil pisau itu menatap penuh binar benda tajam yang kini sudah ada di hadapannya.
"Lili lebih baik mati."
Jleb
Sebuah tangan besar mencegah aksi bunuh diri Lili yang nekad ingin menusuk jantung nya sendiri. Jennie meringis ketika rasa sakit ia dapatkan di tangan nya yang menghalau pergerakan Lili untuk melukai dirinya.
"Nak, sadarlah sayang ini Mommy. Mommy mohon sama kamu Lili jangan seperti ini eoh?"pinta Jennie berkaca-kaca saat tatapan kebencian ia dapatkan karena berhasil mencegah aksi bunuh diri itu.
"Lili mau mati, BIARKAN LILI MATI SEKARANG JUGA."kedua mata Jennie tertutup mendapat bentakan itu dari Lili.
Orang tua Hanbin bangun dari tidur mereka karena mendengar keributan.
"Astaga ! Nak, sadarlah dia Mommy mu sayang."
"PERGI!!"bentak Lili melihat sang nenek ingin menghampiri dia.
"Eomma, Appa. Bisakah kalian tinggalkan aku disini? biar Jennie saja yang akan menangani Lili."
"Tapi nak tangan mu terluka. Kami takut Lili akan--"
"Aku mohon Appa."melihat tatapan Jennie penuh keyakinan membuat Tuan dan Nyonya Kim menyetujui nya.
"Baiklah kami akan pulang saja dan membiarkan mu menangani Lili sendiri malam ini. Tapi, kami mohon jangan memaksakan dirimu jika memang sudah tidak kuat lagi."
"Aku akan melakukan nya Appa."jawab Jennie dengan senyum tipisnya.
Nyonya dan Tuan Kim pergi dari ruangan itu menyisakan Jennie dan Lili di ruangan itu.
"Pergi."lirih Lili menatap Jennie takut.
"Tidak! Mommy tidak akan pernah pergi lagi dari Lili. Mommy akan disini bersama mu."
"Bohong! Tidak ada satu orang pun yang menepati janji mereka. Mommy pun sering melakukan nya hiks hiks."melihat Lili menangis membuat hati Jennie teriris saat mendengar nya.
Di raihnya tubuh ringkih kecil itu ke dalam pelukan memberi berbagai macam kata mutiara agar Lili lebih tenang.
"Maafkan Mommy karena selalu mengingkari janji nak. Mulai sekarang Mommy tidak akan pernah berjanji lagi tapi Mommy akan membuktikan ucapan Mommy itu nyata. Maaf sudah membuat Lili terabaikan dan sendirian selama ini. Tapi untuk kedepannya Mommy akan selalu ada untuk Lili. Maafkan Mommy sayang. Maafkan Mommy."
"Hiks hiks Mommy.. Lili takut Mommy, Lili takut."Lili menangis membalas pelukan ibunya.
"Ssttt... Mommy sudah ada disini sayang, semua akan baik-baik saja Kamu aman sekarang nak."mungkin ini terdengar sedikit konyol tapi Jennie bersyukur Lili dalam keadaan seperti ini karena dengan begitu ia bisa memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri pada putri nya.
"Lili tenang hm? Mommy sendiri yang akan memastikan pria itu mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya padamu nak. Tidak akan Mommy biarkan dia hidup tenang di Penjara."Jennie benar-benar dendam pada Namjoon karena gara-gara pria itu masa depan putri nya terancam hancur.
"Tunggu balas dendam ku brengsek. Akan ku buat kamu menderita baik itu di Penjara maupun setelah bebas nanti."
Bersambung
Halo aku kembali ✋😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Short Story"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya
