Saat ini Wendy tengah menemani putri nya yang ingin bermain dengan Lili.
Namun sejak tadi Lili tak banyak berbicara. Sekali nya berbicara itu pun sangat singkat, selebihnya ia hanya merespon dengan senyum tipis anggukan atau bahkan gelengan kepala saja.
Wendy yang bukan siapa-siapa saja dapat merasakan sakit melihat keadaan Lili yang biasanya ceria selalu senyum dan tertawa jika sedang bersama dengan Rosie, kini anak itu lebih banyak diam dari biasanya.
Wendy merasa bersalah karena kemarin tidak memastikan lebih dulu Lili benar-benar sudah pulang atau belum. Wendy terlalu berfikir positif hingga kejadian yang selalu ia hindari malah terjadi tanpa sepengetahuan dirinya.
Wendy berharap , kali ini Jennie dapat meluangkan banyak waktu untuk merawat Lili melewati masa sulit ini bersama.
Ckleak
Pintu apartement terbuka memperlihatkan Jennie di sana baru saja datang menenteng kantung kresek entah berisi apa.
"Kau sudah kembali Jen? Bagaimana di Sekolah? Apa mereka menyetujui permintaan mu? " Tanya Wendy beruntun karena penasaran.
Pasalnya sebelum Jennie berangkat ke Hanyang Scholl , ibu satu anak itu menghubungi nya untuk menemani Lili di apartement sementara ia ingin mengurus masalah perundungan Lili di Sekolah.
Tentu dengan senang hati Wendy mengiyakan nya dengan segera.
Sebelum menjawab pertanyaan itu Jennie lebih dulu berjalan ke arah sofa dan meminum teh yang tersedia di meja, padahal teh itu milik Wendy.
Wendy yang melihat hal itu mendengus kesal karena teh buatan nya di minum oleh Jennie begitu saja. padahal di sini ia lah tamu nya kan? Ah! Jika saja Wendy tidak sedang penasaran terkait masalah yang menimpa Lili, mungkin saat ini Jennie sudah menjadi pergedel kucing. Gak deng! Bercanda.
"Tidak terlalu berjalan dengan baik Unnie. Awalnya mereka terus mengelak dan menyangkal hal itu. Namun, aku terus mendesak hingga mengancam akan membawa masalah ini ke jalur hukum tapi tetap saja mereka masih bersikeras membela anak -anak mereka yang sudah jelas-jelas bersalah."
"Aku benar-benar tidak mengerti jalan fikiran mereka seperti apa, yang pasti di jaman modern seperti sekarang masih saja mau menerima suap untuk menutupi kesalahan anak mereka." Jennie mendesah kesal mengingat kejadian tadi di Sekolah.
"Mana tadi mereka menuduh jika Lili lah yang berbohong dengan sengaja membuat luka-luka nya sendiri. Dengan begitu, ia bisa menuduh orang lain telah merundung nya."
"Mereka berkata seperti itu?" Tanya Wendy tak percaya dengan apa yang ia dengar.
Jennie menjawabnya dengan berupa anggukan kepala. Tatapan mata kucing itu tiba-tiba menyendu ketika melihat putri semata wayang nya banyak diam meski sedang bermain dengan Rosie yang sudah sering bermain bersama.
Melihat berapa terpuruknya Lili membuat Jennie kembali menyalahkan diri lagi hingga tanpa sadar ia menjatuhkan air mata nya. Wendy yang melihat Jennie menangis berusaha menenangkan ibu dari sahabat anaknya itu.
"Jennie-ah , wae? Kenapa menangis eoh? "
"Hiks hiks Unnie.. , aku benar-benar merasa bersalah karena kemarin datang terlambat menjemputnya. Seharusnya hiks aku mengingat nya Unnie tapi aku malah melupakan janji ku saat itu."
"Lihat lah putri kecil ku sekarang ini. Ia seperti tidak memiliki semangat hidup setelah peristiwa itu terjadi. Aku benar-benar ibu paling buruk di se'dunia." Wendy langsung membawa Jennie ke dalam pelukan nya.
Lili yang mendengar suara tangisan menoleh dan mendapati ibu nya lah yang sedang menangis. Beranjak dari tempat duduk berjalan menghampiri sang Mommy dan bersimpuh di depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Nouvelles"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya