DL 31 💔

771 77 9
                                    

"LALISAAAA.."

Braak

"Kamchagia!! Yaak Unnie, bisakah santai sedikit? Pulang dari Jepang bukannya kasih hadiah atau pelukan  malah marah-marah mulu."omel seorang gadis yang  kaget dari tidur gara-gara ulah kakaknya itu.

"Santai kamu bilang? Yaak! Bagaimana bisa aku santai disaat ada seorang anak yang kehilangan peran ibunya."decak kakak dari gadis itu.

"Lalu aku harus apa? Dia saja yang bodoh menyerahkan diri pada Polisi."balas gadis itu tak terima disalahkan.

"Ck setidaknya bantulah mereka, Nalalisa."ucapnya penuh penekanan.

"Asal Unnie tau aku sudah bantu mereka tau."

"Apa yang kau bantu hah? Buktinya wanita itu di penjara sekarang karena kau asik bersepeda."omel sang kakak.

"Unnie! Bersepeda itu penting. Buktinya dengan bersepeda aku bertemu dengan wanita yang kita cari-cari selama ini."

"Unnie tau itu Lisa. Tapi bukankah Unnie sudah menugaskan mu membantu mereka? Lalu selama ini apa saja yang kau lakukan hah! "

"Ya.. bersepeda, makan coklat dan nonton bokep. Eh ! BERCYANDA.."

"YAAAAK!! sekarang pergi cari bukti agar Jennie bebas dari penjara."

"Emang bisa? Kan Hakim sudah menjatuhi hukuman untuk nya."

"Biar itu menjadi urusan Unnie. Sekarang cari dulu bukti agar hukuman Jennie bisa di cabut. Kamu juga tau sendiri bukan jika Unnie berhutang Budi sama mereka?"

"Hah.. baiklah. Aku pergi sekarang."gadis bernama Lisa pergi dari rumah mencari bukti sesuai dengan keinginan kakaknya.

"Semoga dengan ini bisa membayar hutang Budi ku."



                                   °°°°°°

Tok tok tok

"Lili ayo makan nak, Halmoni sudah membawakan makanan kesukaan Lili."ucap Nyonya Kim dari depan pintu kamar Lili.

Sudah tiga hari setelah Persidangan itu berakhir Nyonya dan Tuan Kim memutuskan membawa Lili ke rumah mereka agar ada yang bisa merawat anak itu.

Namun, sudah tiga hari ini Lili mengurung diri di dalam kamar tidak mau makan ataupun minum padahal kondisinya masih kurang sehat.

Sebenarnya Lili masih harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena luka-luka belum sembuh di tambah rasa trauma anak itu semakin bertambah parah ketika melihat Ibunya di bawa oleh Polisi.

Nyonya dan Tuan Kim memutuskan untuk membawa Lili pulang dan merawat Lili berdua dari pada membuat orang lain celaka karena anak itu mengamuk kembali.

"Bagaimana? Apa Lili mau membuka pintu nya?"tanya Tuan Kim menghampiri istrinya.

"Tidak! Aku takut terjadi sesuatu pada anak itu, tolong buka saja pintunya menggunakan kunci cadangan."

"Baiklah, tunggu sebentar."Tuan Kim pergi sebentar mengambil kunci cadangan di kamarnya lalu kembali lagi dan membuka pintu kamar itu.

"Menyingkir lah lebih dulu biar aku buka pintunya."

"Nde."Nyonya Kim memberi ruang pada suaminya agar pintu kamar Lili terbuka.

Setelah beberapa detik kemudian pintu kamar itu terbuka memperlihatkan Lili terbaring tak sadarkan diri di lantai.

"Astaga! Lili."

                                  °°°°°°°°°

Di taman Lisa menelisik sekitar mencari CCTV tersembunyi yang belum di lenyapkan oleh Jong-in. Dan beruntung lah ada satu CCTV di atas pohon, Lisa tersenyum saat menemukan nya dan dengan segera mencari Sekuriti sekitar meminta salinan CCTV itu.

"Permisi Ahjushi bisakah saya meminta salinan CCTV di atas pohon? Ini penting, tolong."

                                 °°°°°°°

Bugh

Bugh

Bugh

"Hahaha ini akibatnya karena menjadi orang cantik. Rasakan ini , rasakan hahahaha ayo pukul lagi dia."seorang tahanan memprovokasi tahanan lain untuk memukul Jennie yang sudah tidak berdaya.

Wajah wanita itu penuh lebam karena hampir tiga hari ini di pukuli terus menerus. Sungguh sangat ironis jika membandingkan hidup nya sekarang dengan yang dulu.

Tapi ini sudah menjadi pilihan Jennie dan dia tidak pernah mengeluh apalagi mengadu pada Sipil Polisi karena rundungan dan kekerasan yang ia terima.

"Tidak apa-apa Jennie, tidak apa-apa. Semua ini pantas kau dapatkan."batin Jennie menangis dalam diam.

"YAAAAK HENTIKAN ! APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH?"seorang Polisi datang menghentikan aksi kekerasan para tahanan itu.

"Ah? Ti-tidak ada apa-apa Pak, ini hanya lah ucapan selamat datang dari kami."jawab salah satu tahan gugup.

"Dasar kalian ini tidak pernah berubah sejak dulu. Aku akan melaporkan kelakuan kalian pada Hakim agar masa tahanan kalian semakin di perpanjang. Dan untuk mu tahanan nomor 1601 silahkan keluar, anda sudah bebas sekarang karena ada yang memberi bukti lebih kuat sehingga Hakim Agung membatalkan hukuman mu."

Boleh kah Jennie menangis keras sekarang? Rasanya senang dan terharu tapi Jennie rasa tidak pantas mendapatkan keadilan ini.

"Ayo keluar lah."dengan tertatih Jennie keluar dari sel menunduk mengucapkan terima kasih lalu di tuntun mengambil pakaian terakhir nya saat datang kemari.

Setelah berganti pakaian Jennie terkejut mengetahui gadis bersepeda lah yang membebaskan nya.

"Kau?"

"Hehehe halooo."dengan tersenyum bodoh Lisa melambai menyambut kedatangan Jennie.

"Selamat bebas untuk-"belum selesai Lisa berbicara Jennie menampar nya begitu keras.

PLAAAK

Dengan nafas memburu dan tatapan tajamnya Jennie menarik kerah baju Lisa dengan kasar.

"Kenapa kau ada disini?"

"Pengen tau banget atau pengen tau aja?"tanya Lisa dengan tengilnya.

"CEPAT KATAKAN!!"gadis berponi itu tersentak saat Jennie berteriak di depan wajahnya.

"Jangan berteriak, nafas mu bau."setelah berucap seperti itu Lisa kabur melarikan diri.

"YAAAAK!! Dasar wanita gila."Jennie benar-benar kesal pada gadis bersepeda itu.

Tapi tak bisa di pungkiri bahwa ia senang karena sudah bebas sekarang. Sungguh! Jennie sangat merindukan Lili dan tidak mau lagi masuk Penjara karena disana tidak seindah dengan apa yang ia bayangkan.

                           Bersambung

Senang kan loh pada 😂

Diary Lili ( Revisi ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang