"Lili, apa kamu bahagia sekarang?"tanya Rosie setelah berhasil membawa Lili pergi ke Taman Rumah Sakit berkat bantuan salah satu Suster yang membantu membukakan ikatan tangan Lili.
"Hm? Mungkin iya dan mungkin juga tidak."jawab Lili ragu.
"Kenapa kamu bicara seperti itu? padahal, aku sudah bersusah payah membuat kamu bahagia hari ini."Lili memainkan kedua jemarinya ragu untuk menjawab.
"A-aku juga tidak tau kenapa. Tapi, rasanya seperti ada yang kurang disini."jawab Lili menunjuk arah dadanya.
Kepala Rosie di miringkan mencoba memahami dan mencari jawaban yang tepat tanpa menyinggung hati sahabatnya itu.
"Apa Lili merindukan Aunty Jennie?"
Deg
Tepat sasaran. Mungkin iya Lili sedang merindukan Mommy nya.
"Mungkin iya aku merindukan Mommy. Tapi, masih pantas kah aku merindukan Mommy yang hampir ku bunuh?"Rosie diam sesaat sebelum menjawab tanpa ragu.
"Masih kok, kata siapa kamu tidak pantas merindukan Aunty Jennie? Aunty pun pasti akan sangat senang mengetahui nya dan akan segera sadar kembali."
"Apa.. aku bisa memercayai ucapan mu?"Lili tidak meyakini ucapan Rosie, anak itu pikir omongan nya hanya di buat untuk menghibur nya.
"Lili.."ucap Rosie menggantungkan kalimatnya sejenak mengambil kedua tangan Lili untuk ia genggam dengan erat.
"Rosie tau dulu Aunty Jennie sangat menyebalkan. Tapi, bukankah sekarang sudah berubah? Beliau berubah demi kamu Lili. Kata Eomma ku beberapa hari lalu sebelum insiden ini terjadi Aunty Jennie pernah berpesan bahwa ia akan berhenti menjadi penulis agar Aunty Jennie bisa menebus kesalahannya di masa lalu dengan selalu ada untuk kamu."
"Rosie tau belakangan ini pasti sulit untuk Lili hadapi, Rosie juga pernah memergoki Lili sedang menangis memeluk foto Aunty Jennie. Rosie merasa.. Rosie belum bisa menjadi sahabat yang baik untuk Lili. Tapi, Mulai detik ini Rosie berjanji akan berusaha menjadi sahabat yang baik untuk mu."mata Lili sudah berkaca-kaca memandang mata yang begitu tulus menatapnya.
"Rosie.. hiks kamu tidak perlu menjadi apapun lagi karena kamu sudah menjadi sahabat terbaik ku."
"Kamu mau menerima aku yang seperti ini saja sudah sangat bersyukur bagiku. Kamu juga bahkan masih mau menerimaku walaupun aku selalu menyakiti mu."
"Jujur aku malu. Seharusnya.. aku yang berkata seperti itu. Rosie, aku berjanji akan sembuh demi kamu dan juga yang lainnya terutama untuk Mommy. Aku berjanji akan selalu berada di sisi mu nanti apapun yang terjadi. Aku juga berjanji akan menjadi sahabat terbaik mu dan akan melindungi dan membalas semua perbuatan baik mu ini padaku."air mata Rosie tumpah tak kala mendengar ucapan tulus itu.
"Terima kasih Lili, berjanji ya akan mendatangi Rosie nanti jika Rosie sedang sedih?"ucap Rosie mengulurkan jari kelingkingnya.
Lili tersenyum menyambut baik jari kelingking itu dengan kelingking manisnya.
"Lili berjanji."
°°°°°°°
Ckleak
Dokter Jung keluar dari ruangan 1601 yang di tempati oleh Jennie. Lisa bergegas menghampiri nya.
"Bagaimana kondisi Jennie, Dokter Jung?"tanya Lisa pada Dokter Jung yang baru saja mengecek kondisi Jennie pasca sadar.
"Kondisi Nyonya Jennie sudah stabil sekarang. Hanya saja jangan di ajak terlalu banyak bicara dulu karena dia baru saja sadar."
"Syukurlah dia baik-baik saja. Selain itu tidak ada luka yang serius kan Dok? Dokter juga tau sendiri bagaimana kondisinya saat saya bawa kemari."pertanyaan itu membuat Dokter Jung terdiam sejenak sebelum akhirnya memberi kabar yang kurang mengenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Historia Corta"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya
