Malam hari nya. Di saat Lili sudah tertidur pulas Jennie masih terbangun , duduk sendirian di balkon memandangi ribuan bintang di langit sana berkelap-kelip begitu indah memanjakan mata
"Oppa.. "Panggil Jennie sambil memandangi langit berharap mendiang suaminya dapat mendengar panggilan nya ini.
"Apa kau marah padaku? Aku tidak bisa memenuhi keinginan terakhir mu dengan baik. Aku bukan lah ibu yang baik bagi Lili karena aku adalah ibu terburuk sepanjang masa."Jennie tersenyum getir.
"Putri kita , dia sangat kuat sekali saat mendapat masalah serius di Sekolah nya tapi ia lebih memilih menahan nya seorang diri. Dan bodoh nya aku tidak tahu tentang hal itu."air mata Jennie turun membasahi pipinya.
"Apa yang harus aku lakukan Oppa Katakan lah sesuatu. Setidaknya berikan lah jawaban mu lewat mimpi, Bukan kah sudah lama sejak kau pergi Oppa tidak pernah lagi mendatangi ku di mimpi? Kau tau. Oppa."
"Mungkin ini terdengar konyol tapi, aku rasa karena hal itu juga aku jadi bersikap egois pada putri kita. "
"Aku tahu tindakan ku itu tidak di benar kan. Tapi aku mohon maafkan lah aku , Oppa. "
"Bukan kah aku sudah berbaik hati telah memaafkan mu karena kau pergi lebih dulu sehingga kau terpaksa mengingkari janji mu padaku? Mungkin itu juga alasan mengapa aku jadi sering melupakan janji ku sendiri."
"Aku masih ingat dulu saat pertama kali kita bertemu hingga akhirnya kita menikah dan di karuniai seorang anak, Cinta dan keyakinan mu tidak pernah luntur sedikit pun. Tapi ekspektasi kita saat itu terlalu tinggi tentang masa depan."
"Bukan kah sebelum kita menikah kita sudah banyak berandai-andai tentang masa depan keluarga kecil kita ini? "
"Aku akan fokus menjadi seorang ibu rumah tangga , menjaga dan mengurus anak-anak kita di rumah selama kau yang bekerja mencari nafkah untuk kami. Hiks hiks"
"Aku bahkan masih teringat raut wajah bahagia mu saat membayangkan jika kita dapat menua bersama. Melihat anak cucu kita tumbuh dewasa dan- dan hiks hiks"
"Kenapa kau pergi secepat ini Oppa? Kenapa? "
"Kau pasti tahu bukan bagaimana masa sulit ku dulu saat mengurus dan membesarkan Lili tanpa dirimu di sisi ku? Aku menolak bantuan semua orang karena aku sudah berjanji padamu untuk merawat Lili dengan tangan ku sendiri."
"Tapi keputusan ku saat itu ternyata berdampak buruk bagi hubungan antara aku dengan Lili. waktu telah mengubah ku menjadi pribadi yang sangat buruk. Maafkan aku Oppa Aku benar-benar menyesal."
"Aku harap kau dapat memaafkan semua kesalahan ku ini. Dan.. Dan bisakah kau sampai kan pada Tuhan? Tolong sampai kan pada nya jangan mengambil putri ku tanpa seizin ku. Entah kenapa aku berkata demikian Tapi.. , aku memiliki firasat buruk setiap kali melihat Lili. "
"Tolong bantu aku menjaga Lili dari atas sana. Dan aku akan menjaga Lili semampu ku dari bawah sini."setelah selesai berkeluh kesah Jennie memutuskan untuk kembali ke dalam dan tidur di kamar nya.
Ia bukan nya tidak ingin tidur menemani Lili , hanya saja entah mengapa malam ini ia ingin sendirian. Mungkin merenungi kesalahannya? Entahlah.
"Semoga saja besok ada kabar baik dari pihak Sekolah." Gumamnya sebelum tidur
-
-
-
Hari kian berganti begitu cepat. Saat fajar telah datang bahkan sudah tergantikan matahari yang semakin naik ke atas menunjukkan bahwasanya hari semakin siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Lili ( Revisi ) ✔️
Cerita Pendek"Tuhan. boleh Lili minta sesuatu?" "Lili hanya minta satu hal" "Tolong buat Mommy menyayangi Lili seperti teman-teman Lili yang di sayangi oleh Mommy mereka" Yang mau baca cerita selanjutnya dari cerita ini harap bayar langsung ke author nya