Zanita : [The Queen of Phoenix]

4 || Zanita:[The Queen of Phoenix]

Happy reading 💜

•••

Tok...

Tok...

Tok...

Gerakannya mengukur kain terhenti saat mendengar ketukan pada pintu depan.

Zanita mengernyit bingung. Reza sudah cukup lama pergi. Apa kini pria itu sudah kembali? Tapi Reza punya kunci cadangan. Untuk apa mengetuk jika biasanya Reza akan langsung masuk?

Tamu lain? Zanita ragu. Orang-orang yang mereka kenal selama tinggal di ibu kota Prancis itu bisa dihitung jari. Lagi pula saat ini sudah terlalu larut untuk bertamu.

Teringat akan pesan dari Reza, Zanita pelan-pelan bangkit sambil membawa gunting yang tadi ia gunakan memotong kain. Ponsel juga ia kantongi. Zanita melangkah ke depan pintu. Ia mengintip lewat lubang yang tercipta di sana.

Tidak ada siapa-siapa. Zanita menarik diri dengan wajah semakin bingung.

Tok...

Tok...

Tok...

Zanita tersentak kaget. Cepat-cepat ia kembali mengintip. Bola matanya membulat.

Seorang pria tak dikenal menggunakan setelan formal berwarna hitam tengah berdiri di depan rumahnya.

Tangan Zanita gemetar saat mengambil ponsel dari saku. Gadis itu mundur tanpa mengeluarkan suara. Gunting ia acungkan ke depan. Zanita menekan angka satu yang langsung terhubung dengan nomor ponsel Reza.

Zanita menanti panggilannya diangkat. Namun, bahkan di percobaan ketiga, masih tak ada respon dari Reza.

Tok...

Tok...

Iris mata Zanita bergetar. Dirinya hampir kehilangan tenaga. Wajahnya perlahan memucat. Zanita terus mencoba menghubungi Reza.

"Permisi, Nona Zanita?"

Bruukk...

Zanita kehilangan pijakan. Ponsel yang ia pegang terhempas.

Mengapa orang itu bisa tahu namanya?

•••

"Ah, benar. Arkananta."

Reza sejenak merasakan seolah jiwanya ditarik paksa. Telapak tangannya basah oleh darah. Kuku-kuku tumpulnya menancap di sana saking eratnya tangan itu mengepal.

"Gav?"

Reza tersadar dari lamunannya. Pria itu langsung berdiri. Damien menatap bingung saat melihat ekspresi Reza yang sangat tegang.

"Ada ap—"

"Aku harus pulang sekarang."

"Kenapa?"