Happy reading 💜
"Jadi, Kak Rafa udah nikah?"
Hanya anggukan yg diterimanya sebagai jawaban.
Zanita tercengang. Gadis yang pagi itu tampak cantik dalam balutan terusan bermotif bunga menatap lelaki di depannya tajam.
Enzi tetap santai meminum kopinya. Meski setelahnya, ia mengusap rambut Zanita gemas. Sarapan mereka tak lagi menarik, karena ekspresi tak percaya gadisnya. Zanita membuatnya salah fokus karena penampilan feminimnya pagi ini.
"K-kapan?"
"Apanya?"
"Iss... Nikahnya?!"
"Kamu minta dinikahin sekarang?"
"Enzi!!!"
Enzi tertawa. Untung Reza sudah lebih dulu berangkat ke kantor tanpa sarapan. Jika ada Reza ia jamin lelaki itu akan memasang ekspresi ingin muntah akibat guyonannya. Tapi itu jelas tak masalah. Tak ada yang bisa menghentikan kebiasaan Enzi yang suka menggoda Zanita.
"Jangan bicara setengah-setengah, sayang."
"Kamunya yang nyebelin! Aku nanya, kapan Kak Rafa nikah? Kok aku gak diundang."
Enzi mengambil garpu dari tangan Zanita yang sejak tadi tak berhenti bergerak-gerak.
Benda itu harus ia jauhkan sebelum melukai Ratunya. Enzi terkekeh saat sadar bahwa kali ini Zanita benar-benar kesal dan tak ingin digoda."Mereka gak ngadain resepsi," ucap Enzi lembut. Setelah menjauhkan piring Zanita yang telah kosong, ia dengan telaten mengusap sudut bibir gadis itu dengan jempolnya sendiri. Kemudian menyodorkan segelas susu pada Zanita.
Malah, Zanita mendorong gelas itu dengan ekspresi kesal.
"Ko bisa?"
"Istri Rafa masih terlalu muda."
"Hah?"
Zanita tercengang. Menjauhkan sekali lagi tangan Enzi yang mencoba membatunya minum susu, gadis itu memajukan wajah hingga jaraknya dan Enzi tersisa sejengkal.
"Kak Rafa gak hamilin anak orang kan, Zi?"
Tuk!
"Mesum, dasar." Enzi mengetuk dahi Zanita pelan. Membuat sang gadis mendengus sambil mengusap dahinya.
"Intinya, jangan kaget pas Rafa datang nanti, karena dia udah gak sendiri."
Zanita menyipitkan matanya menyelidik. Ia tahu ada yang aneh di sini. Entah mengapa firasatnya mengatakan bahwa pernikahan Rafa memiliki makna lain.
Begitu Reza pulang, Zanita akan langsung bertanya pada kakaknya itu. Enzi tampak tak ingin repot menjelaskan panjang lebar. Andai kabar bahwa Rafa akan datang ke Paris tak ia dengar dari Gina, Zanita yakin Enzi tak akan memberitahunya.
"Gak usah dipikirin. Rafa hanya, udah nemuin seseorang yang tepat."
Zanita mengangkat sebelah alisnya. Ucapan Enzi barusan terdengar serius. Zanita tahu bahwa dibalik wajah datarnya, Enzi selalu mengutarakan sesuatu hal dengan tegas. Artinya pernyataan barusan memang benar adalah fakta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zanita : [The Queen of Phoenix]
RandomJika ada yang bertanya pada Zanita, apa hal yang paling ia sesali dalam hidupnya, maka Zanita akan menjawab, bahwa meninggalkan cintanya adalah penyesalan terbesar yang ia punya. Takdir seolah mempermainkan. Bagi gadis penuh luka sepertinya, Enzi ad...