43 || Zanita : [The Queen of Phoenix]

989 84 25
                                    

Happy reading 💜

"Lo yakin dia benar-benar Flora Kenzia Abygail?"

Pria dalam layar monitor itu mengangguk pasti. Jarinya sejenak memperbaiki letak kaca matanya yang melorot.

"Yup. Dan Lo tahu? Dia... tuna rungu."

"Tuna runduk? Jenis ikan Tuna ya, gha?"

Plak!

Raldo memekik keras akibat kesakitan. Rasa panas menjalar dari tengkuk hingga kepala. Ia menoleh pada Sadewa yang dengan mata memerah. Nyaris mengamuk, untung saja Agha ada di antara keduanya.

"Apa Lo?! Apa, hah?! Sumpah Lo perlu ke THT, Ral." Kesal Sadewa. Tampak tak menyesal sedikitpun telah mencetak lima jarinya pada kepala Raldo.

Reza menggeleng prihatin. Entah untuk siapa. Abima yang duduk menghadap komputer hanya bisa tertawa. Mulai terbiasa dengan kelakuan abnormal inti Phoenix.

"Budek banget, gila. Rafa bilang tuna rungu, anjing. Tahu gak? Artinya orang bisu. Itu aja gak tahu. Wah, aib Phoenix nih anak." Ujar Aron tak habis pikir.

Enzi memutar bola matanya. Pria yang duduk di kursi tunggal itu malas meladeni sikap konyol teman-temannya. Sejak tadi Enzi hanya mendengarkan laporan Rafa yang kini berkomunikasi dengan mereka lewat panggilan video.

Rafa menggeleng tak habis pikir. Ingin ikut mencaci Raldo tapi terlanjur kasihan melihat wajah memelas pria besar itu.

"Bertumbuk ayok kita, Dewa. Dari kemarin Lo buat ribut mulu sama gue." Ucap Raldo sambil menggulung lengan bajunya.

Sadewa mendengus. "Ya ayok siapa takut. Bayi doang kok."

"APA?!"

"Enough."

Satu kata dari Enzi membuat seisi ruangan dengan banyaknya komputer itu senyap. Raldo menunduk dengan bibir mengerucut. Sementara Sadewa hanya tersenyum sinis.

Rafa terkekeh geli sebelum melanjutkan laporannya.

"Well, dia tinggal di panti asuhan tempat Tirta dulu. Baru lulus SMA, jadi umurnya kurang lebih 18 tahun. Terlalu pendiam, I mean, dia gak bisa berkomunikasi dengan orang baru. Butuh usaha keras buat yakinin dia untuk ikut, kalau gue gak nyebut nama Tirta Januar. Sekarang dia sama gue. Buat jaga-jaga gue udah hapus jejak dia. Seolah ia gak pernah terlahir."

"Orang tuanya?" Tanya Reza.

"Dia anak di luar nikah Mr. Narendra yang lahir dari rahim wanita bayaran."

"Narendra?" Abima membulatkan mata. "Salah satu pendukung Arthur? Si tua bangka yang punya tim penjinak bom terbaik di Zenrafos?"

Inti Phoenix tampak terkejut. Kehilangan kata-kata. Benak mereka memutar ulang memori saat mengeksekusi Tirta. Teringat pandangan tersiksa dan putus asanya.

"Ya. Flora di buang di panti asuhan tempat Tirta tinggal waktu dia masih bayi sementara Tirta waktu itu 9 tahun. Mereka dekat banget. Bahkan begitu keluar dari panti, Tirta berniat ngajak Flora tinggal sama-sama. Tapi, karena Arthur..."

Zanita : [The Queen of Phoenix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang