6 || Zanita:[The Queen of Phoenix]

972 92 14
                                    

Happy reading 💜










•••








Reza saat itu tak begitu berharap. Bahwa Zanita sampai rela meninggalkan Enzi demi dirinya agar tetap bertahan hidup. Saat kalah dalam pertarungan namun tak kunjung mati, Reza mengira tak akan ada lagi yang bisa ia lakukan. Menyerah. Reza terbayang oleh kata itu.

Namun saat membuka mata, seiring inderanya yang merasakan kehangatan tulus serta mendengar Isak tangis tertahan. Reza merasa benar-benar menemukan tempat pulang. Bagi dirinya yang adalah manusia tanpa tujuan selain membunuh dan membalas dendam selama bertahun-tahun. Zanita adalah angin segar.

Reza melihat Zanita yang memeluknya erat dengan air mata panik dan kekhawatiran yang membuncah.

Kemudian entah bagaimana bisa, mereka pergi meninggalkan semuanya. Cinta, teman, maupun keluarga yang Zanita miliki selama Reza tak pernah menyapa diingatannya. Berlandaskan keyakinan bahwa Zanita ingin melihatnya hidup, Zanita melepas itu semua.

Apa itu pantas? Reza rasanya ingin memaki Zanita yang bodoh melepas itu semua demi manusia sepertinya.

Segalanya belum terhitung dengan kejadian-kejadian mengerikan yang mereka alami selama masa pelarian.

Arthur yang menawarkan kesepakatan ternyata berkhianat. Reza tahu Arthur memang jenis orang orang yang tak akan pernah bisa dipercaya. Seseorang yang ia yakini setidaknya mau membantu Zanita malah tak bisa diandalkan dan berubah menjadi sumber kehancuran.

Kecelakaan, teror, luka batin. Masih banyak kemalangan yang Zanita dapat akibat memutuskan untuk menyelamatkannya.

Reza tak menapik. Ada saat di mana ia begitu mengasihani Zanita. Ada pula saat di mana ia merasa Zanita begitu membebani.

Zanita adalah gadis lemah. Sulit bersosialisasi. Zanita juga lebih mementingkan perasaan dan pemikiran orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Kemudian suatu hari dirinya baru saja pulang setelah seharian bekerja demi bertahan hidup, ia melihat Zanita yang tak biasanya.

Di kala Zanita seharusnya menyambutnya dengan senyum kecil namun tulus saat ia membuka pintu, yang ia dapati justru tubuh tergeletak Zanita di tengah lautan darah.

Zanita, berniat membunuh dirinya sendiri.

Segala pemikiran rasional Reza runtuh. Dunianya seolah berhenti. Mengambil nafas pun sulit. Reza bahkan tertatih mendekati Zanita. Mengguncang tubuh lemahnya. Berteriak agar Zanita membuka mata.

Zanita didiagnosis menderita PTSD setelah dokter memeriksanya. Rupanya, Reza tak memperhatikan keanehan sikap Zanita.

Zanita tidak selemah yang ia kira, tapi Zanita terlalu takut dirinya akan kembali sendirian. Zanita bukannya sulit bersosialisasi, tapi Zanita terlalu takut melangkah keluar dan bertemu dengan orang-orang yang ia rasa akan membahayakan. Zanita juga bukan terlalu memikirkan orang lain daripada dirinya sendiri. Justru, sikapnya yang berhati-hati adalah semata karena ia takut menciptakan alasan mengapa ia harus disakiti.

Reza lupa bahwa Zanita adalah gadis penuh semangat. Ceria dan percaya diri. Sangat berbanding terbalik dengan Zanita yang saat itu berniat bunuh diri.

Zanita : [The Queen of Phoenix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang