31 || Zanita:[The Queen of Phoenix]

1K 72 0
                                    

Happy reading 💜





Ia melirik ke kanan, tempat seorang pria berwajah tegas duduk santai sambil memandanginya intens. Kemudian, melirik ke kiri di mana sosok lelaki lain juga tengah duduk santai sambil berpangku tangan.

Zanita menipiskan bibir sebelum mengusap tengkuknya gamang.

"Kalian berantem?"

Reza menurunkan tangannya yang semula terlipat. "Enggak." Jawabnya kalem.

Zanita lantas menajamkan pandangan. Seolah mengatakan bahwa ia menginginkan kejujuran. Harusnya terlihat menyeramkan, tapi benak Enzi, lelaki yang sejak tadi memandanginya intens malah memujinya menggemaskan.

"Beneran..."

Reza melirik Enzi sekilas, sebelum akhirnya memilih untuk menempatkan diri di samping Zanita. Tatapan membunuh dari Enzi menjadi hiburan baginya.

"Il est vraiment stupide."

Translate : "dia benar-benar bodoh."

Mata Zanita melotot. Gadis itu membawa tangannya untuk mencubit pinggang Reza gemas. Reza meringis kecil, kemudian dengan santai melingkarkan tangannya di sekeliling bahu Zanita.

"Oh, une expression adorable. Pas si Rula?"

Translate : "Oh, ekspresi yang menggemaskan. Bukan begitu, Rula?"

Mata Enzi memerah dengan manik Onyx yang mengkilat penuh maksud membunuh. Rahang tegas lelaki itu mengetat sementara atmosfer dalam ruangan terasa begitu dingin.

Itu yang Reza sebut menggemaskan?!

Enzi memusatkan pandangan padanya. Zanita reflek menahan nafas.

Tangan Reza yang berada di bahunya ia turunkan. Zanita secepatnya mengambil jarak dari Reza.

"S'il vous plaît gardez votre attitude quand devant Enzi, frère! Ne pêchez rien."

(Jaga sikapmu saat berada di depan Enzi, Kakak. Jangan memancing keributan!)

"Il ne comprend même pas de quoi nous parlons"

(Dia bahkan tidak mengerti apa yang kita bicarakan)

Zanita memelototi Reza. Kemudian dengan cepat berdiri dan duduk di samping Enzi. Memberanikan diri memeluk lengan kekar pria itu manja.

"Aku mau jalan-jalan di sekitar sini boleh? Tapi maunya ditemenin kamu."

"Gue ikut."

Zanita memicingkan mata pada Reza. Dipikirnya karena siapa ia harus mengajak Enzi pergi? Kalau bukan karena ulah jahil Reza yang sengaja membuat Enzi cemburu, Zanita tak akan repot-repot berlagak menjadi gadis manja.

Enzi itu mudah sekali cemburu. Kedapatan menatap lawan jenis saja ia sudah naik pitam. Apalagi sampai melakukan skinship.

"Ayo, zi. Jangan dengerin dia."

Reza mendecih. "Belum apa-apa gue udah dikacangin. Apa perlu gue tarik lagi kata-kata gue tadi?" Ucapnya tertuju pada Enzi.

Zanita : [The Queen of Phoenix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang