16 || Zanita:[The Queen of Phoenix]

844 64 1
                                    

Happy reading 💜













•••












Seminggu berlalu sejak Enzi dan Reza bertemu malam itu. Zanita yang patah hati perlahan membaik. Reza baru bisa lega saat Zanita mulai sering tersenyum tanpa paksaan. Dan, hari ini Zanita memilih kembali bekerja dan mengakhiri cutinya.

Reza mengantar Zanita ke butik seperti biasa. Gadis itu tampak lebih ceria saat melihat butik di mana Clarissa, Gina, dan Diego bahkan berdiri menunggunya.

"Aku duluan, kak."

"Hm. Selamat kerja. Hati-hati."

"Kakak juga!"

Zanita memasuki butik bersama ketiga orang lainnya. Reza berbalik. Berjalan menuju restoran tempatnya bekerja. Jaraknya hanya ditempuh selama kurang dari 10 menit.

Reza hampir tiba. Namun, Reza berhenti saat melihat mobil yang ia kenali terparkir di depannya.

"Valencia."

Gadis dalam balutan pakaian kantoran itu keluar dari mobil dan menghampiri Reza.

"Hai! Aku lihat hari ini suasana hatimu tampak sangat cerah. Apa terjadi sesuatu yang baik?"

"Hn. Rula akhirnya kembali bekerja."

"Oh, aku turut senang."

Reza menaikan sebelah alisnya saat Valencia tak kunjung beranjak. Biasanya, sesekali Valencia memang datang ke restoran untuk bertemu dengannya. Gadis itu sendiri yang mengaku. Sikap Valencia yang gencar mendekatinya kerap menjadi bahan godaan Mr. Edmund dan Damien untuk Reza.

Harusnya, Valencia pergi setelah berbasa-basi sebentar. Mengingat kesibukannya sebagai sekretaris papanya yang memiliki perusahaan farmasi.

"Jadi, kau akan bekerja?"

Reza mengangguk.

"Tentu. Begitupun denganmu bukan?"

Valencia langsung menunduk sambil memainkan kedua jari tangannya. Gadis itu melirik Reza malu-malu.

"Rula bilang kau punya banyak waktu untuk berterima kasih."

"Maksudmu?"

Valencia membuang muka. Tampak kesal dan jengkel.

"Bukankah beberapa hari lalu seseorang mengatakan akan mengajakku berkencan?"

Reza semakin bingung. "Aku? Kapan?"

"Kau bilang ingin berterima kasih karena aku telah membantu Rula!"

Reza memutar bola matanya bosan. Pantas ia tak ingat. Meski berniat untuk berterima kasih. Tentu saja, ajakan itu tak keluar dari mulutnya secara gamblang. Valencia sendiri yang mengartikan sikapnya sebagai persetujuan.

"Kau tidak bisa ingkar janji."

Sekarang Valencia mengatakan kalau ia berjanji.

Zanita : [The Queen of Phoenix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang