13 || Zanita:[The Queen of Phoenix]

855 73 1
                                    

Happy reading 💜









Sembilan tahun lalu, saat dirinya sendiri mendengar kabar kematian Zanita, ia tak tahu harus berbuat apa. Tanpa diminta air mata meluruh. Rasa sakit yang menerpa begitu luar biasa. Seolah jiwanya di bawa pergi. Enzi sempat tak mengenal dirinya lagi.

Enzi lepas kendali. Di satu sisi bukti yang diberikan Haidar terlalu nyata. Sementara dirinya terus menolak percaya. Enzi melampiaskan semuanya. Pertama menghabisi Jowan dengan cara terkejam. Lalu mendatangi Arthur dan membantai setiap orang yang menghuni kediaman kakeknya itu.

Untungnya secercah harapan muncul begitu ia dan kawannya mendengar kesaksian Jowan. Bukti hasil autopsi mayat dipalsukan. Meski sulit karena tak melihat langsung Zanita yang hidup, Enzi tetap berusaha dan memaksa akal sehatnya untuk tetap terjaga.

Selama Enzi tak melihat mayat Zanita dengan mata kepalanya sendiri, Enzi tak akan menyerah untuk mencari.

Untuk itu, Enzi sadar bahwa ia membutuhkan kekuasaan. Maka mulailah ia memperkuat pengaruh. Baik dalam dunia bawah serta image di mata publik. Enzi berusaha keras. Membersihkan para hama dan memperluas pencarian. Enzi berperang dengan waktu. Meski sekarat ia tak berhenti mengumpulkan jejak sekecil apapun.

Apalagi, Arthur sepertinya tak akan berhenti untuk mengincar Zanita. Meski Enzi telah berniat untuk menghabisi Arthur, Enzi masih menahan diri atau segalanya akan lebih rumit. Saat itu adalah masa awal di mana ia dinobatkan. Meski mampu membuktikan diri, dunia bawah tak akan berbaik hati bagi raja muda yang tak memiliki dukungan.

Enzi berusaha keras untuk menemukan Zanita lebih dulu tanpa diketahui Arthur.

Akhirnya, Enzi baru menemukan Zanita setelah tiga tahun. Zanita yang hidup. Berganti identitas. Jauh darinya dan segala masalah. Dengan Reza yang menjaganya mempertaruhkan nyawa.

Enzi sekali lagi menyesal. Karena dirinya tak memiliki keberanian untuk membawa Zanita pulang di saat Reza bisa memberikan hidup yang lebih aman bagi Zanita dibandingkan bersamanya.

Sikap diam Enzi bukan karena Zanita tak berarti. Justru, Enzi merasa terlalu rendah diri untuk kembali menggenggam Zanita padahal saat hidup tanpanya, Zanita kelihatan lebih bahagia. Bahkan Enzi rasa, Zanita tak akan pernah berpikir untuk kembali padanya.

Tapi tak dipungkiri, Enzi tak bisa hidup tanpa Zanita. Dunia seorang Enzi Kaivan Arkananta memang luas, tapi akan hancur bila kehilangan porosnya.

Dia, Zanita.

Enzi berencana untuk menjemput Ratunya pulang saat tak seorangpun akan berani melukai Zanita. Termasuk Arthur. Selama peperangan mereka masih berlanjut, Enzi akan menjaga Zanita dari jauh sementara ia membereskan penghalang untuk mereka bersama.

Tapi hari ini, saat inti phoenix berkumpul dan Agha membeberkan fakta penting yang ia lewatkan begitu saja selama sembilan tahun ini. Enzi merasa keputusannya salah.

Zanita mengidap PTSD.

Penyakit mental sialan yang muncul akibat peristiwa traumatis. Resiko penderita PTSD untuk bunuh diri sangat besar. Bahagia? Enzi memaki kebodohan dirinya yang selama ini mengira bahwa Zanita baik-baik saja.

"Sebenarnya bagaimana cara Lo bisa menemukan Zanita? Kenapa bisa Lo melewatkan hal sepenting ini?" Ujar Agha dengan rasa geram.

Zanita : [The Queen of Phoenix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang