Terjadi lagi?

326 67 6
                                    

Setelah seharian penuh menggantikan pak Herman di kelas sebelah. Akhirnya David pergi mencari makan untuk mengisi kembali tenaganya beserta mampir ke toko donat untuk membelikan beberapa kotak donat untuk Jezia, dalih agar Jezia semangat katanya.

David ini anak seorang pengusaha kelapa sawit, jadi tak heran jika dia memiliki beberapa baju merk ternama.
Namun, berbanding dengan gelar dan asal muasal keluarga nya, David bahkan seringkali terlihat makan di warung pinggir jalan yang sepi, yang tak ada pembelinya sama sekali. Mau enak atau tidak makanan yang ia beli di warung tersebut, David tetap memakannya sampai tandas. Alasannya simple, David ingin membantu orang-orang yang kesusahan mencari nafkah, hitung-hitung berbagi rezeki katanya.

David makan dengan lahap, sesekali mengetikkan pesan kepada pak Anton,security di rumah Jezia.

Pak Anton
iya den buruan kesini nggih nona Jezia dari tadi nanyain den David terus, mana mukanya seneng banget lagi, itu den David gak pelet nona Jezia kan? tumben banget loh den, non Jezia begitu.

David membaca satu bubble chat itu sembari tersenyum tipis.
Iyakah? sudah berhasilkah dia mendekatkan diri secara gampang pada anak didiknya itu? Belajar tanpa rasa canggung lebih cepat bisa menyerap materi, bayangkan mereka belajar dengan rasa canggung yang mengganjal hati, bisa bisa ia lebih banyak merutuk dalam hati alih-alih memberi ilmu-ilmu materi.

David:
Haha begitu pak? iya saya ini
lagi makan di warung pak, tunggu dulu saya mau on the way kesana, sambil bawain pak Anton, bi Inah sama Jezia donat.

Pak Anton:
Loalah den gak usah donat-donatan.
orang saya sama bi Inah lebih seneng makan ikan teri sama sambel bawang dari pada donat, kasih non Jezia mawon nggih, non Jezia paling seneng makanan manis den! jadi rabakal di tolak, ngapunten sing katah.

David yang membaca chat itu pun spontan menoleh menatap 3 kotak box donat yang ia beli tadi, menyempatkan mampir, dan? dua nya terbuang sia-sia?

David:
Owalah begitu, padahal saya sudah beli 3 box, yasudah saya kasih ke temen saya saja.

Pak Anton:
kasih ke non Jezia semua aja nanti juga di habisin den! percaya, apalagi non Jezia jarang makan makanan donat-donatan yang beli dari kedai. Basanya mah kalo dia mau makan kedai bilang ke BI Inah nanti di buatin.

lagi? Monolog David.
Uang orang tua Jezia dilarikan kemana? Jezia gak pernah dikirimkan uang untuk jajan atau bagaimana?
Setidaknya delivery, tidak mungkin Jezia tidak bisa melakukan transaksi online delivery begitu bukan?

David:
Yasudah kalau begitu, saya jalan sekarang ya pak, terimakasih banyak.

Setelah mengirimkan pesan kepada pak Anton, dengan cepat dia pergi ke rumah Jeana untuk mengajar gadis itu kembali.

"Den masuk langsung aja, non Jezia sudah didalam lagi mainin laptop" ucap pak Anton yang segera diberi anggukan pada David.

"Jezia..." sapa David saat netranya menemukan Jezia yang duduk bersila dengan kaos putih oversize beserta laptop di depan matanya, entah apa yang di lihatnya David tidak tau, bahasanya cukup asing di telinga David.

"Eh pak." senyum Jezia mengembang, lalu dengan segera mematikan tontonan yang di lihatnya tadi.

"Lagi nonton apa?" tanya David sesudah ia mendudukkan dirinya didepan gadis itu, tangannya masih sibuk menaruh dan membuka bungkus kotak berisi donat yang ia bawa tadi sepulang kuliah.

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang