Di cakar biru

139 35 7
                                    

Di pagi buta seperti ini David di bangunkan oleh panggilan telepon masuk saat dirinya baru saja selesai sholat subuh.
Setelah menata kembali sajadah, sarung serta peci miliknya, David buru-buru mengambil benda pintar miliknya yang tergeletak begitu saja di atas kasur.
Netranya lalu mengernyit bingung saat melihat nama pak Nando memenuhi layar ponselnya.
Pak Nando subuh-subuh telpon?

Setelah sempat berpikir sejenak, David pun dengan terburu menekan ikon telepon bewarna hijau yang terletak di sisi kanan layar handphone nya.

"Assalamualaikum" David berucap salam setelah sempat berdehem sebentar menetralkan suaranya.

"Waalaikumsalam vid? Tolong nanti pukul lima pagi kamu bisa langsung ke kantor kepolisian? Saya tunggu"

David menyirit heran, lalu netranya terfokus pada jam dinding yang menghiasi kamarnya. Sepagi itu?

David sempat terdiam lalu seperdetik selanjutnya segera ia jawab.
"Baik, saya kesana secepatnya"

"Terimakasih ya vid, tolong adik kamu Dean ajak juga, katanya dia yang mengurus satu masalah yang diterima jezia akhir-akhir ini?" Suara berat lelaki paruh baya itu terlihat sangat tajam, berat, dan mengintimidasi sang lawan bicaranya.

"Baik, saya ajak adik saya juga untuk ikut berpartisipasi" David mengangguk walau pak Nando tak akan melihatnya.

"Yasudah saya tutup panggilannya, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" lalu sambungan pun tertutup begitu saja.

David yang kebetulan sudah siap dengan kemeja birunya serta celana kain bewarna hitam pun langsung mendekat kearah cermin. Menata dirinya sebaik mungkin, memasangkan jam tangan rolex gold nya di pergelangan tangan kirinya lalu terburu turun untuk menemui sang bunda yang saat ini pasti sedang melakukan sunah Rasul. Memberi makan hewan peliharaan.

"Bunda" panggil David saat netranya sudah menemukan sang bunda tengah duduk bersimpuh di bawah lantai dengan biru di pangkuan beliau.

Bunda David nampak menoleh.
"Kakak? Subuh-subuh kok sudah siap mau kemana?" Tanya beliau terheran. Heran sebab si sulung sudah siap dengan setelan formalnya.

"Pak Nando ngabari, suruh david sama dean ke kantor kepolisian yang ngurus kasus keluarga jezia" ucap David setelah ikut berjongkok di hadapan sang bunda dan ikut mengelus lembut kepala mungil biru.

"Sesubuh ini?"

"Hm.." David menggumam, setelah seperkian detik mengendus bulu halus biru.

"Deannya di panggil, anaknya tadi sempet turun ambil minum"

"Yaudah David berangkat sekarang ajalah, buat sarapannya David gofoodkan ya bunda" David berucap setelah beranjak sedikit dari tempatnya.

"Gak usah, nanti biar bunda yang beli" beliau menolak tapi dengan cepat direspon gelengan tegas oleh David. "Nanti David gofoodkan bunda, bunda sama Dea mau apa?"

"Bubur ayam aja bunda sama Dea. Jezia gak kamu belikan juga kak?"

"Iya David nanti belikan jezia soto ayam di sebrang kampus, dia gak suka bubur ayam" jawab David dengan senyuman yang merekah tanpa sadar.
Tiba-tiba saja benaknya mengingat jelas apa saja yang mereka lakukan semalam.

"Iya yang tau jezia bangettt" bunda David menggoda si sulung yang saat ini pipinya tengah merona malu.

"Ah udah lah David pergi duluan, mau manggil dean juga" David mengelak malu. Berbalik badan lalu terburu-buru pergi dari hadapan bundanya.

"Jezianya bangunin kak!"

"Malesss bun!" Pekik David setelah mendengar teriakan jahil bundanya.

⏯️

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang