Burung berkicau merdu saat fajar sudah nampak terlihat.
Lelaki yang tertidur di kursi tunggu rumah sakit akhirnya terbangun untuk menunaikan kewajiban sholat subuhnya.
Ia beranjak bangun, menatap jam tangan rolex nya lalu pergi untuk membasuh muka serta wudhu.
David sedikit mengaduh saat merasakan punggungnya yang merasa nyeri, punggungnya sakit, serta kakinya pegal-pegal karena tidak bisa menyelonjorkan kakinya dengan benar.
David menggelengkan kepalanya lalu cepat-cepat menyelesaikan wudhunya.Setelah berwudhu dan menyelesaikan sholat, David terduduk, matanya menatap sendu kearah gadis rapuh di dalam ruangan kamar intensif bersama pria paruh baya di dalamnya.
Gadis itu Eca, tengah melawan kesakitan yang melandanya selama 4 tahun ini, hanya di temani dengan sang ayah.
Sedangkan ibunda dari Eca kemana? David pun juga tidak tau, itu bukan porsinya.
Tangannya mengecek ponsel dan melihat profil akun jezia yang saat ini tengah aktif, anak ini selesai melakukan sholat subuh ya?
Tangannya iseng menekan tombol telepon pada profil yang lihat tadi, lalu menunggu sang pemilik nomer mengangkat teleponnya."assalamualaikum halo pak?
kenapa?"David yang mendengar suara lembut jezia pun menahan untuk tertawa, dirinya lalu berdeham pelan.
"Sudah subuh, kamu sudah sholat?"
"Udah, ini baru selesai sholat, kenapa pak?"
Meskipun Jezia tak mengetahui kalau dirinya saat ini tengah mengangguk dengan senyuman yang tertahankan, David tetap berusaha mencari topik pembicaraan.
"Dirumah sama siapa? Bu Septi?"
"Engga, aku dirumah sendiri sama bi Inah, mama dari kemarin nggak pulang-pulang"
David menelan ludahnya dengan susah payah.
Jadi ini alasan kenapa Eca hanya di temani pak nando? Karena bu Jezia yang pergi tanpa pamit?"Saya habis ini kerumah kamu ya, bawain makan, pasti kamu bosen kan sendirian, saya temani" David berucap lalu beranjak mendekati ruang inap yang di tempati Eca dan pak Nando, ingin berpamitan mumpung David lihat tadi pak Nando sudah bangun dan melaksanakan shalat subuh.
"Lah ngapain? Aku klo pagi males sarapan pak"
David mengernyitkan dahinya, memang cewek sekali ya Jezia ini? Kalau pagi suka tidak mau sarapan.
"Cewek banget kamu la gak pernah sarapan, saya beliin ya? Harus dimakan"
"Engga pak, bukan karena itu"
"Terus karena apa?"
"gak ada selera makan, gak ada temennya soalnya" jezia menjawab dengan kakehan pelan.
Sekali lagi David menelan ludahnya susah payah.
Gadis ini masih merasa kesepian ternyata meskipun ia sudah mengetahui sebab musabab orang tuanya mengurungnya di dalam rumah.Karena trauma dan ketakutan orang tuanya.
"Saya datang kesana pokoknya, bawa biru, kamu mau makan apa je?"
"Terserah pak"
Baik, ternyata jawaban jezia memang cewek sekali.
David menghela nafas lalu mengangguk meskipun jezia tak bisa melihatnya.
"Iya, saya belikan soto ya?""Iyaaa, makasih ya pak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...