Rumah kediaman keluarga David terlihat sepi. Jarum jam juga sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Hanya suara jangkrik yang menemani kesunyian kediaman keluarga David.
Sedang saat ini, tepat di depan ruang keluarga David tengah merangkul pundak jezia posesif. Mata tajamnya melakukan screening kearah seluruh penjuru rumah.
"Kakak?" Suara seorang wanita paruh baya menginterupsi kegiatan David yang saat ini sedikit kepayahan menahan tubuh jezia yang lemas.
"Jezianya kenapa? Pingsan?" Tanya bunda dengan suara kentara khawatir. Wanita paruh baya itu juga mulai sibuk mengecek keadaan jezia yang saat ini terlihat begitu lemas.
"Engga, David bawa ke kamar dea ya bun?"
"Iya gih buru, bunda ambilin air hangat dulu"
"Heem" angguk David lalu pergi ke lantai atas untuk meletakkan tubuh jezia di kamar sang adik.
"Pusing?" Tanya David sesaat dirinya sudah mendudukkan tubuh mungil jezia di ranjang queen size milik Dea.
"Engga"
"Terus kenapa?" Tanya David penuh perhatian. Bahkan sekarang David sudah menggeret kursi tunggal yang ada di kamar adiknya kedekat ranjang, tepat di depan tubuh jezia yang saat ini berhadapan dengannya.
David merengsek maju, menatap kedua manik russet milik jezia yang berkilau. Tangannya dengan lembut mengelus pelan punggung mungil gadis itu, berupaya untuk menenangkan.
"Coba cerita je.. jangan bikin saya khawatir. Barusan papa kamu telpon saya nanya keberadaan kamu""Papa sekarang dimana?" Jezia justru kembali bertanya tanpa menjawab penuturan David.
"Di rumah sakit, jagain Eca" jezia mengangguk. Lalu secara perlahan tangan mungil yang dimilikinya terulur hendak memeluk kembali tubuh kekar David yang saat ini terlihat begitu lelah.
Ya jelas lelah, bayangkan dari pagi hingga sore David menemani jezia di rumah sakit, mengemong jezia, merawat jezia, bahkan malamnya pun David harus rela berlarian kesana kemari untuk mencari keberadaan jezia yang tiba-tiba saja hilang dari pandangannya.
Setulus itu perasaan David untuk jezia.
Tangan mungil gadis itu pada akhirnya berhasil melingkar sempurna di pinggang kekar David yang saat ini sedikit menegang karena salah tingkah.
Tak mau kalah, sang pria pun ikut mendekap erat tubuh jezia yang saat ini tengah berusaha mencari kenyamanan.
Wajah gadis itu ia telusupkan pada dada bidang David yang saat ini tengah naik turun, tidak beraturan. Suara detak jantung lelaki itu yang jelas terdengar keras dan cepat.Jezia merengek bak anak kecil yang habis di curangi. Isak tangisnya terdengar cukup keras dan cukup membuat David ikut merasakan euforia kesedihan yang gadis itu rasakan.
Jezia terisak kembali, lalu mendongak menatap David yang saat ini juga tengah menatap maniknya balik.
"Apa?" David berbisik saat merasakan betapa intimnya kedekatan mereka sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...