Tebalnya sangkar

168 51 8
                                    

"KENAPA KAMU BIARIN JEZIA KELUAR DENGAN BEBAS SEKARANG?"

"ada David ma biarin Jezia keluar sebentar-"

"SUSAH-SUSAH AKU DIDIK DIA BIAR BISA ADA DIRUMAH TERUS, TAPI KAMU MALAH BIARIN DIA JALAN SAMA COWOK GAK JELAS! KAMU INI GIMANA SIH MAS?"

"David kan cowok yang-"

"Kita udah sepakat"

"iya septi iya tenang kamu tenang, Jeje gak bakal-"

"kamu gak paham"

"di titik mananya aku gak paham ma?"

"seharusnya Jezia di rumah jadi anak baik penurut. Sekarang dia malah keluyuran sama cowok lagi. KAMU GAK INGET DULU-"

"ingin sayang inget udah ya? sudah, gak papa. Jeje cuma keluar di tempat-tempat deket dan gak berbahaya ma"

Iya, itu semua adalah dialog pertengkaran orang tua Jezia yang saat ini sudah pulang dari luar kota.

Jezia mendengarkannya dengan seksama, hatinya hancur orang tuanya bertengkar karenanya.

Dan hatinya kembali hancur disaat ia memupuk harapan akan bisa keluar dari sini, ternyata tetap gak bisa.
Dia tidak akan jadi anak pembangkang, tidak.
Kalau orang tuanya sudah bilang tidak, berarti tidak.

Disaat Jezia tengah bergelut dengan pemikiran batinnya.
Pertengkaran orang tuanya masih berjlanjut.

"mama tau? tadi David datang ke kantor papa, bela-belain ngomong sesuatu tentang anak kita ma"

"David bilang, Jezia sering sedih dan murung kalau kita kurung terus dirumah"

"Aku mamanya lebih ngerti apapun yang baik buat-"

"sssttt mama. Mama harus ngerti gimana dewasanya saat David membicarakan percakapan serius tentang Jezia selama ini"

Septi terlihat terkekeh.
"Mereka saja baru kenal kurang dari satu bulan, bisa-bisanya kamu percaya sama dia"

"David bilang-

flashback on

sore ini David menyempatkan pergi ke perusahaan milik papa Jezia untuk membicarakan hal penting.
ia tidak kuat lagi jika Jezia terus terusan dikurung di rumah itu lagi.
meskipun terdengar ikut campur dan tidak sopan, tapi David tetaplah David, yang memiliki ambisi setinggi langit.
Dan ambisinya saat ini adalah Jezia, gadis itu adalah ambisinya saat ini.

Badan kekar dengan tingginya menjulang serta kemeja dan almamater kampus nya yang ia tenteng tak membuat kadar ketampanan David lenyap.
Bahkan saat ia jalan di lobi perusahaan ayah Jezia tadi, David banyak menjadi perbincangan.

"permisi, Tuan Nando Hernomo Lazuardi ada di tempat?" tanya David dengan salah satu sekertaris pak Nando.

"ada keperluan apa ya mas?"

"saya ingin bertemu beliau, bisa tolong panggilkan?"

"sudah membuat janji?"

"-belum"

"baiklah atas nama?"

"David, David Hector, beliau tau"

"baik, tunggu sebentar ya mas"

David menghela nafas, semoga pak Nando wataknya tidak keras, karena ia tipikal orang yang tidak bisa berbicara lama-lama dengan orang yang keras kepala.

Namun Jezia?
pengecualian.

karena gadis itu masih terlalu kecil untuk melihat emosinya yang meledak lebih menyeramkan dari apapun.

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang