Terlilit benang pencekik

210 52 2
                                    

Seperti hari-hari biasanya, semenjak David menjadi seorang tutor Jezia, dia selalu datang 20 menit lebih awal, alasannya takut terlambat. Namun secepat-cepatnya dia datang di kediaman Jezia, gadis itu sudah selau standby di depan laptop miliknya.
Tapi entah kenapa berbeda untuk kali ini, David sudah datang dari setengah jam yang lalu, namun batang hidung Jezia belum juga kunjung terlihat. Kata pak Anton satpam rumah Jezia sih katanya Jezia masih di sekolah, belum pulang karena ada ekstra tambahan.
Awalnya David percaya-percaya saja dan siap menunggu namun, semakin dia hanya diam duduk duduk di rumah jea, dia malah semakin khawatir, entahlah firasatnya mengatakan Jezia sedang berada di suatu hal yang buruk.

"Pak" panggil David sambil mengeluarkan kunci motornya.

"Oit den David, ono opo?" tanyanya medok setelah meletakkan secangkir kopi yang ia sesap tadi.

"Saya susul Jea nya dulu saja deh pak, ini sudah lebih dari setengah jam tapi dia belum pulang juga" kata David lalu berjalan cepat kearah motor besarnya.

"eh anu lho den, biasanya non Jezia ini pulangnya minta jemput itu telp saya dulu baru saya otw, tapi iya juga ya ini non jeje gak telp² saya jadi khawatir"

"nah itu pak, saya juga lagi khawatir, saya susulin aja ya pak, Jezia kelas berapa pak?"

"hoalah den ngomong wae Jezia lazuardy nanti security-nya tau"

"Oke pak matur nuwun, saya kesana dulu ya pak doain"

"inggih, hati" nggih den"

⏯️

Dengan kecepatan lumayan David mengendarai motornya di tengah keramaian hiruk pikuk kota Surabaya. Melupakan sesaat panas terik matahari yang menyinari tangannya yang telanjang - karena lupa tak memakai jaket, David cepat-cepat pergi ke sekolah Jezia.

"Selamat siang pak, Jezia nya sudah pulang belum ya?"

"ini siapanya Jezia ya mas?"

"emm...

mampus harus gimana ngomongnya.

"saya private tutor nya pak, ini kartu nama saya" ucap David sambil menyodorkan sebuah Kartu Nama kearah satpam tersebut.

satpam tersebut nampak terlihat mengangguk pelan.
"siswa sama siswi di sekolah ini sudah pulang dari 25 menit yang lalu mas, ekstra menyanyi disini juga sudah selesai dari tadi"

David membelalakkan matanya terkejut.
"Iya pak? yasudah saya mau cari Jezia dulu ya pak permisi"

"Silahkan"

David dengan langkah cepat nya dengan segera mencari Jezia saat ini.

dimana anak itu astaghfirullahaladzim.

matanya jelalatan mencari sosok gadis mungil bertubuh ramping yang memiliki rambut panjang sebahu.
saat sibuk mencari sosok yang dimaksudnya tiba-tiba dia menemukan 5 gadis SMA yang mengerumuni sesuatu, entahlah apa yang sedang mereka kerumuni, awalnya David acuh tak acuh, namun semakin lama rasa penasarannya membungkam hati, ingin mendekat namun ada yang lebih penting dari urusan kelima anak SMA itu, tapi David betulan sangat ingin tahu.

David mendekat lalu berusaha menyerobot masuk kedalam kerumunan itu. Tapi saat sampai pada tengah" kerumunan, David terlonjak pelan, di depannya kini terlihat jelas tubuh Jezia yang setengah terlihat. Seragam mahal miliknya sudah sobek dimana-mana, rambutnya lepek terkena lemparan tomat, wajahnya sudah merah padam. Ia tidak menangis, namun matanya jelas terlihat raut kesedihan dan kemarahan nya yang ia tahan setengah mati.

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang