Langkah jenjang lelaki setengah baya dengan suara langkah kakinya memenuhi koridor kantor miliknya.
Ia berjalan dengan terburu-buru, nafasnya tercekat, jantungnya berpompa begitu cepat.
Sedang di belakangnya disusul dengan David."Ini sudah valid kan vid?" Tanya pak Nando kepada lelaki di belakangnya yang saat ini juga berjalan terburu-buru.
"Sudah pak" jawab David tegas.
10 menit yang lalu, tepat seorang David hector berlarian di kantor dan membuat keramaian diantara para karyawan.
David datang tergopoh bersama dengan Reza — yang membantunya mengusut kasus kehilangan putri sulung pak Nando, dengan Dean yang sewaktu-waktu bisa membantu David akan masalah ini.
David datang membawa berita bahwa mereka sudah menemukan titik terang tentang kasus kehilangan putri sulung pak Nando.2 jam yang lalu David di beri kabar bahwa cctv mall tempat yang terakhir kali anak sulung pak Nando kunjungi.
Dan akhirnya dengan kekuatan kekuasaan hukum milik Reza — om David , akhirnya security mall tersebut mempersilahkan Reza untuk melihat cctv tempat parkir mall 4 tahun silam.Di bantu dengan cctv mall dan plat mobil yang sempat terekam menyekap Eca — kakak kandung jezia pergi; akhirnya Reza dan yang lain menemukan titik terang dimana tempat yang memungkinkan Eca berada saat ini.
Namun, entah mengapa fokus David saat ini bukan hanya pada masalah ini, namun jezia. Pemikirannya saat ini berpusat pada jezia.
Gadis itu? Sedang di kurung dalam rumah lagi ya?
"Saya tadi sudah telp istri saya, jezia saya suruh tinggal di rumah, dan nggak saya bolehin kemana-mana"
Oke, sepertinya pak Nando dapat membaca pemikirannya saat ini.
"Kenapa jezia gak di ajak saja pak? Saya bisa menjaga gadis itu, dari pada dirumah sendiri" David berucap seraya mereka yang mulai masuk kedalam mobil milik om Reza.
"Kamu pikir? Mengurus penculik yang sudah menyekap anak saya selama 4 tahun gampang? Bukan Eca yang kembali ke pelukan saya, justru jezia juga ikut dijadikan sandera. Kamu mau?"
David menipiskan bibirnya, benar juga.
Ia tak mau Jezia ikut tertarik pada kasus ini, dan ia tidak mau membuat jezia jauh darinya.Apapun itu, tidak ada yang boleh melukai gadis itu.
Gadis itu lebih berarti dari apa yang orang-orang kira.Di jalan, saat mereka melintasi kota dengan kecepatan super tinggi, David masih sempat-sempatnya mengirim pesan untuk jezia.
Saya pergi dulu je.
Kamu hati-hati dirumah.
Kalau ada apa-apa kabari saya ya?
sendS
etidaknya, setelah mengirimkan 3 pop up pesan kepada Jezia, pikiran David jadi lebih tenang.
Setidaknya untuk beberapa jam kedepan, Jezia tetap merasa dirinya tidak sendiri, bahwa tetap ada ia yang menemani, walau dari jarak jauh sekalipun.Suara mobil polisi tiba-tiba datang dari arah belakang, mengikuti jalan mereka yang saat ini hendak sampai di tempat tujuan.
Semua orang saat ini sedang berdoa, semoga Eca berada di dalam sana, dengan keadaan utuh tanpa kurang satu apapun.2 km sebelum sampai di tempat tujuan, pak Nando sudah memberi tau gerombolan polisi di belakangnya untuk mematikan suara sirine mobilnya agar pelaku tidak mengetahui mereka datang keroyokan kesini.
"Kaya arahan om tadi vid, kamu masuk duluan. Om punya feeling kalau pelaku sebenarnya mengincar kamu" om Reza berkata dengan tangannya yang memutar kemudi.
Pak Nando yang mendengarnya jelas terkejut, David apalagi.
Pak Nando menoleh dan memusatkan netra tajamnya ke arah David, dan meminta penjelasan lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...