God damn it

162 51 11
                                    

Di tengah awan yang bergerombol, matahari yang terik menyinari makhluk-makhluk bumi, di tengah polusi udara yang selalu menghiasi udara perkotaan, David melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, seperti biasa ia akan menjemput Jezia di sekolahnya, tapi untuk kali ini David terlambat 10 menit, memang parah tapi apa boleh buat.

Saat ia sudah sampai di depan gedung sekolah Jezia dan hendak mencari gadis itu tapi tiba-tiba saja netranya menangkap sesosok gadis berambut sebahu dengan di depannya terlihat sosok laki-laki remaja tengah berbincang hangat.
Gadis itu Jezia, bersama dengan seorang pria.

"shit" bisiknya.

Untuk pertama kali David mengumpat dalam hidupnya.

Ia menggeram rendah, berkali-kali mengucapkan istighfar dalam hati untuk mengurangi sedikit rasa amarahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia menggeram rendah, berkali-kali mengucapkan istighfar dalam hati untuk mengurangi sedikit rasa amarahnya.

Gadis itu...
Sungguh luar biasa membuat David geram.

Sudah berbaik hati ia membantunya untuk bisa bebas, rela mendatangi ayahnya untuk meminta izin dan menanggung semua resiko bila Jezia di bebaskan .
Namun sekarang? Gadis itu seolah buta, bahwa hal yang dilakukannya sekarang bisa membuat David berdebat hebat dengan papanya, Pak Nando.

saya yang berjanji akan menanggung semua akibat kalau kamu kelepasan terlalu bebas je, dan sekarang kamu melakukannya.

Duduk di dalam cafe dengan seorang pria di depannya, sesekali David melihat mereka bercengkrama dengan tangan si lelaki yang—

shit , mencubit pelan hidung mungil Jezia.

Tidak, jika ini di teruskan, David akan kena amuk pak Nando.
Dengan langkah panjangnya ia mendekati mereka berdua dengan raut yang kentara menahan amarah.
Sungguh, David merasa ingin menjewer kuping Jezia saat ini.

"ekhem!" dehamnya saat ia sudah sampai di depan dua remaja tersebut.

Jezia menoleh, tersentak kaget dan segera menyapa David dengan sanyum lucunya.

"eh pak—

"pulang" seloroh David. Satu kata bernada dingin itu membuat Jezia jadi diam tak berkutik.

"tapi ini—"

"kamu mau pulang sama saya atau pulang sendiri ?"

"kamu mau pulang sama saya atau pulang sendiri ?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang