"kalian ini pacaran ya?" Suara oma yang tiba-tiba mengudara membuat jantung David dan jezia merosot detik itu juga.
David tersenyum tipis, melirik gadisnya yang saat ini meremat tangannya erat.
"Doakan yang terbaik untuk kami kedepannya saja ya oma"⏯️
David berdiri di ambang pintu kamar jezia, melihat apa yang dilakukan gadis itu dengan pandangan teduh.
"Pak—eh mas" panggil jezia yang terduduk di pinggir kasur queen size miliknya.
"Hm?"
"Tolongin ini penitinya lepas" jezia berucap hendak meminta tolong sembari tangannya mengangkat satu sweater rajut bewarna monocrom di tangannya.
David mendekat, mendudukkan dirinya di sebelah jezia dengan tangannya yang sudah sibuk membenahi peniti yang lepas dari sweater rajut itu.
"Kamu beli?"Jezia menggeleng, "buat kak eca, rajut sendiri tapi di bantu bi inah juga sih" ucapnya dengan mata bulatnya yang menyipit lucu.
"Kok bisa cepat selesai?"
"Ih ini lama tau bikinnya mas! Ini dari delapan bulan yang lalu bikin ini waktu aku masih gak bisa kemana-mana, dirumah doang akhirnya diajak bi inah buat ini, awalnya ini buat aku sih cuma karena kak eca udah pulang dan mau sembuh jadi aku mau ngasih ini deh!"
"Lihat lucu kan?" Ujarnya gembira dengan matanya yang menyipit sembari menunjuk boneka beruang yang ada di sebelah kanan sweater tersebut.
"Mas.."
"Dalem je.." David membalas dengan obsidiannya yang selalu menatap tepat di manik jezia.
"Tadi sebenernya waktu pulang Nini ngajak aku pulang mampir ke Starbucks dulu loh.. terus tadi dia cerita-cerita tentang mas.. katanya mas ganteng" jezia bercerita dengan girang seolah hal itu tidak menjadi persoalan baginya.
Tubuh mungil gadis itu bergerak dengan excited menceritakan apa saja yang Nini—selaku teman barunya yang sepertinya menaruh kagum pada lelaki di hadapannya ini.
"Terus tadi aku juga ketemu Nio! Kakaknya Radit, ternyata kakaknya kuliah disitu! Kakaknya keren banget ya mas, udah semester berapa ya kira-kira"
"Tadi banner aku jatuh terus di temuin sama kakaknya Radit, lucu banget orangnya humble!"
David bungkam saat mendengar cerita excited dari jezia, matanya yang tadi menatap teduh manik jezia sekarang berubah menggelap, menjadi penuh awas. Ia takut ada yang menghalangi hubungannya lagi dengan jezia terlebih gadis itu saat di kampus selalu tampil mempesona meskipun hanya dengan pakaian simplenya.
"Sudah je.." David sungguh tak tahan ingin meraih gadis kecilnya itu. Maka tubuh kecil dan harum itu ditarik dan dipeluk. Hidungnya yang bengir namun mungil itu ia cium sehingga sang empunya tak mampu berkutik. Ini situasi yang cukup berbahaya pasalnya saat ini mereka sedang ada di kamar berdua meskipun pintu kamar yang tidak David tutup.
Gadis yang ada di pelukannya itu berjingkat, matanya memejam saat merasakan bibir tipis nan lembut milik David menyentuh ujung hidungnya. David mengecup ujung hidung gadis itu dan mulai menggesekkan pelan hidung bengirnya dengan hidung mungil gadis itu.
Tangan kekarnya mengelus punggung kecil itu dengan lembut seraya obsidian hitamnya yang menatap penuh kepada manik mata jezia yang saat ini terlihat berkilau. Netra hitam milik David seakan mengatakan. "Jangan buat saya cemburu lagi je.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...