91,69

142 32 4
                                    

Pagi ini Jezia akan mengambil rapor serta wisuda di sekolah bersama dengan perwakilannya.
Namun dikarenakan orang tua Jezia ada keperluan lain, akhirnya David yang akan menggantikan kedua orang tua Jezia untuk menjadi wali pengganti.

Sinar matahari menyapa sang pemukim semesta yang tengah tertidur lelap di bawah selimut kesayangannya.
Jezia, gadis itu sekarang masih tengah tertidur lelap sedangkan dilain tempat terdapat sosok laki-laki yang sudah siap dengan kemeja hitamnya.
Tangan kekarnya mengambil benda pipih yang ada di pinggir ranjang dan jemari-jemari panjangnya tengah aktif mengetikkan pesan kepada seseorang.

Tangan kekarnya mengambil benda pipih yang ada di pinggir ranjang dan jemari-jemari panjangnya tengah aktif mengetikkan pesan kepada seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelanjutan chatnya bakal aku pub di Twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kelanjutan chatnya bakal aku pub di Twitter.

David menghela nafas sesaat mendengar suara gaduh dari arah tangga.
Itu pasti Jezia, siapa lagi?

"Aduh" Jezia mengaduh kesakitan saat kakinya tak sengaja terbentur ujung tangga.

David menghela, menghampiri Jezia lalu mengapit lengan gadis itu untuk di dudukannya pada sofa.

"Duduk" setelah berkata seperti itu, David lantas pergi meninggalkan Jezia yang saat ini sedang terbengong-bengong di atas sofa.

Ini katanya mau ambil rapot kok malah nyelonong pergi?

"Kamu sini" David mendekat lantas berjongkok didepan tubuh Jezia yang saat ini ikut mendudukkan dirinya di depan tubuh lelaki itu .

"Kamu ngapain ikut jongkok? Duduk di atas Jezia saya bantu obati kaki kamu" ucapnya dengan nada yang sepertinya lelah melihat tingkah anak didiknya ini.

"O-oh , kirain mau apa hehe" Jezia tersenyum kikuk, tangannya dengan reflek menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

David mengangkat sebelah alisnya,
"Emang kamu mikir apa?"

"E-ENGGAK!"

David terkekeh, tangannya masih dengan telaten mengoleskan minyak kepada pergelangan kaki Jezia.
"Ternyata burung kecil ngga sepolos itu ya je?"

"H-hah?"

David terkekeh, entah karena sebab apa.
"Nggak, nggak papa, ayo" tangan kekarnya sedikit membenahi rambut panjang Jezia yang terurai bebas.

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang