Hari demi hari David lewati dengan kesibukan yang semakin membuatnya sesak. Terlebih masalah yang akhir-akhir ini timbul membuat otaknya seakan ingin pecah.
Dalam seminggu ini, David dan para tim nya telah mencari titik pusat masalah yang ada di keluarga jezia maupun masalah teror yang dialami jezia dan dirinya, namun masalah belum sepenuhnya terselesaikan, David lagi-lagi harus mengetahui fakta bahwa semua masalah yang mereka hadapi saling terikat, mengikat seperti benang kusut yang susah untuk diurai.Kini pukul 2 dini hari David belum juga kunjung terlelap, matanya masih segar menatap laptop yang ada didepannya.
Seusai melaksanakan shalat tahajud, David lantas turun keruang keluarga untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosennya.
Matanya yang tajam menatap penuh kedepan layar laptop, namun tiba-tiba notifikasi handphonenya mendadak merusak konsentrasi David.Satu pop up pesan membuat David tersentak, lantas langsung menegakkan tubuhnya.
Jezia
Pak
Hanya dengan satu kata itu David dibuat terkejut, jezia sudah bangun ya?
Tubuhnya terduduk tegap, seakan-akan siap untuk segera berlari ke kamar sang adik untuk menemui jezia.Jezia
Pak
Iya je? Sudah bangun?
Gimana badannya? Mendingan? Mau apa? Kok malam-malam bangun?David yang jelas khawatir mencerca banyak pertanyaan kepada jezia yang sepertinya pun gadis itu saat ini tak ada tenaga untuk membaca deretan pesan yang dikirimkan David.
Mau minum..
Mau turun tapi takutIya iya, saya
ambilkan ya tunggu sebentar.Tanpa banyak kata lagi David langsung melesat kearah dapur untuk membawakan minum serta beberapa buah, jaga-jaga kalau jezia lapar tengah malam.
Kaki jenjangnya memudahkan David untuk melangkah lebih cepat, dan saat ini tubuhnya sudah tepat berada di hadapan pintu kamar sang adik.
Tangannya dengan perlahan mengetuk pintu, memberitahu yang ada di dalam bahwa ia sudah ada di depan.
Setelah mengetuk, lalu perlahan ia masuk kedalam ruangan yang di tempati oleh jezia.
Hanya jezia seorang sebab Dea David suruh untuk tidur bersama sang bunda, anak itu kalau tidur tidak bisa diam, bisa-bisa jezia di tendang saat sedang terlelap.Netranya menemukan jezia yang sedang terduduk di atas ranjang dengan selimut ya g menutupi setengah tubuhnya.
Matanya yang masih setengah memejam serta dahinya yang masih tertempel kompres.
Lelaki bertubuh jangkung itu masuk, mendekati jezia dan duduk di samping gadis itu.
Tangannya ia larikan pada pipi gadis itu untuk merasakan seberapa panas suhu tubuh jezia.
"Masih panas" gumam David. Tangannya menyodorkan gelas berisi air putih untuk jezia teguk.Tangan kanannya dengan telaten membantu untuk jezia minum, serta tangan kirinya lelaki itu pakai untuk mengelus lembut rambut jezia yang terurai bebas.
"Pusing?" David bertanya setelah menaruh kembali gelas pada nakas.
"Iya.." jezia mengangguk pelan dengan suara yang merengek lucu, tangannya yang mencoba memukul-mukul kepalanya yang terasa sakit namun dengan segera David cegah.
"Sakit nggak boleh dipukul-pukul, saya bantu puk-puk ya?"
Jezia mengangguk patuh, badannya yang kembali ia baringkan kembali dan menghadap sepenuhnya kearah David yang saat ini salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...