Selenophile and their marriage

202 30 10
                                    

Pria bertubuh besar yang memilik jenggot itu mendecih meremehkan. Kedua tangannya yang didekap oleh dua aparat tak membuat pria itu kapok, justru semakin memacu dirinya untuk segera membunuh semua orang yang terlibat hari ini mati, di tangannya.

"MATIO SU MATIO ASU! RAGUNA RUMANGSAMU IKU RAGUNA! ROBOHNO KABEH GA NGURUS TITENONO RAIMU!" Teriakan tak sopan dari pria yang sedang didekap aparat itu memekakkan seluruh telinga orang-orang yang hadir kali ini.

Trans: mati kamu mati asu! Gak guna menurutmu itu gak guna! Robohkan semua aku gak perduli awas kamu!

Nando mendecih, sedang David mulai perlahan melepaskan rangkulannya pada pinggang Jezia. Lelaki itu berlari kencang menuju belakang gedung untuk menaiki excavator yang sudah disiapkan.
David nekat mengendalikan excavator itu sendiri tanpa bantuan orang-orang ahli. Jezia berteriak khawatir kala netranya menangkap satu excavator besar berjalan mendekat seakan bisa kapan saja merobohkan apapun yang menghalangi jalannya. Matanya melebar, terlebih lagi ketika dirinya mengetahui sosok yang berada diatas excavator itu adalah calon suaminya.

"MAS TURUN!" Teriak Jezia dari bawah namun bak seseorang yang kesetanan, telinga David seakan tuli, tak mendengarkan pekikan anak manusia dibawah sana yang menyuruhnya untuk turun.
Bunda gina, selaku ibu kandung David menahan nafas, shock akan kelakuan lost control anaknya kali ini.

"Kalau gak bisa diajak kerjasama mending dirobohkan sekarang juga" desisnya dalam hati sebelum excavator berukuran besar itu menubruk dinding bangunan, melempar brutal bangunan tinggi itu dengan besi excavator.

Setengah bangunan tinggi itu mulai hancur. Kepingan batu bata mulai berhamburan ke tanah membuat para anak manusia dibawah sana berbondong-bondong menyelamatkan diri, sedang Faisal dibawah sana menatap David garang namun matanya juga memerah, berkaca-kaca.
"SEK ENOM ATENE SOK JAGOAN TA? RENEO SU, TAK KAPLOK SIRAHMU!" (Trans; masih muda mau sok jagoan kamu? Kesini kamu su, ku tonjok kepalamu!) Faisal berteriak keras dibawah sana mengundang atensi David yang saat ini masih kesetanan menghancurkan bangunannya. Namun tiba-tiba,

BUGH!

Satu pukulan mendarat pada rahang Faisal yang seketika langsung melemparkan pandangannya.

Itu bukan Refanno maupun Nando ataupun bahkan bunda gina yang melayangkan pukulan.

Melainkan Zaidan.

Ya, lelaki berkaos hitam polos itu menatap ayahnya nyalang, seakan tak terima kala telinganya mendengar penuturan tak sopan yang ayahnya ajukan untuk David.

Mungkin memang menjijikkan jika didengar, tetapi Zaidan tak suka kala ada seorang yang menghina kesukaannya.

BRUAK! BRUK! BRUKG!

Semakin lama bangunan tinggi itu semakin dibabat habis oleh David seorang diri.
Sudah pernah diceritakan bahwa David bukan seorang penyabar jika dihadapkan dengan seorang lelaki kurang ajar.

Lelaki lawan lelaki, begitu pikirnya.

Bak seperti tak mempunyai empati, selain David yang dengan ganas menghancurkan seluruh bagian bangunan perusahaan Faisal, sekarang giliran para masyarakat mendekat tiba-tiba dan menerjang Faisal kala petugas lalai untuk menjaga Faisal.

Lelaki itu di dorong, terhempas jauh. Pakaiannya ditarik oleh para anak manusia yang entah kenapa seluruh emosinya memuncak. Bajunya dirobek compang-camping, rahang pria itu dipukul habis-habisan oleh rakyat setempat, tangannya ditarik, ditinju, dilempar hingga saat ini wajahnya mengeluarkan banyak darah segar yang mengalir.

Di Dalam Sangkar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang