PENCET VIDEO DIATAS SAMBIL BACA YA BIAR DAPET FEELNYA.
untuk yang nonis tidak usah di putar videonya tidak apa, salam toleransi🙏💗David terbangun hati-hati dari tempat tidur setelah tadi merebah sejenak selesai menunaikan ibadah shalat subuh. Lelaki itu segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri untuk bersiap-siap ke pengadilan agama Surabaya.
Sayup-sayup dia mendengar suara berisik dari kamarnya, bunda pasti sudah bangun. Matanya sejenak mengerjap, menguap sebentar lalu mengambil koleksi jam tangan rolex untuk dipakainya lalu segera beranjak keluar. Sepanjang ia menuruni tangga, pria itu mendengar suara adik-adiknya yang sedang bercekcok ribut."Kalian ini kenapa? Masih pagi udah rame?" David datang sembari mengomel, tangannya mengambil teh hangat yang sudah di sediakan bundanya seperti biasa.
"Duduk, jelaskan kenapa pagi-pagi sudah ribut?" David berucap dengan tangan yang menunjuk dua kursi tepat di depan tubuhnya.
"Dean tuh! Gak bolehin aku ikut ke pengadilan!" Dea melapor setelah mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang David tunjuk. Tangannya menoel gemas pundak Dean yang saat ini melebarkan matanya tak terima.
"Masih bocah gak boleh masuk ke ruang pengadilan!" Itu Dean, bocah itu masih ingin melanjutkan sesi pertengkarannya dengan Dea.
David menggeleng kecil. Pasrah melihat tingkah laku adiknya yang semakin hari bukan semakin akur, justru semakin ricuh.
"Hal kecil kaya gitu kalian buat heboh? Dea boleh ikut asal pulangnya harus ikut sama Dean" putus David pada akhirnya. Lama, mereka ini hanya perlu to the point tidak perlu panjang lebar. Cukup iya atau tidak."YES MAKASIH KAK! / LOH A KOK GITU SIH"
"Berisik. Cepet ganti baju aa tunggu di mobil" David berucap dengan tangannya yang aktif mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
"Oh ya satu lagi, Dean bawa motor aa biar aa sama Dea naik mobil. Dea juga di pake jilbabnya""Tanpa bantahan" lanjutnya lalu lelaki itu melenggang pergi ke dapur menemui sang bunda untuk di pamiti.
⏯️
Melintasi suasana pagi kota Surabaya yang masih asri, udara yang masih sejuk membuat David memilih mematikan AC mobilnya dan membuka jendela mobil yang mereka naiki agar angin pagi yang masih sehat dapat mereka nikmati.
David yang sedari tadi diam terfokus pada jalanan kota akhrinya mengeluarkan suara.
"Nanti kamu duduk di tengah sama Dean sama om Reza. Aa nanti depan karena jadi saksi""Sama teh jezia?" Mendengar semburan tanya Dea, David jadi salah tingkah.
"Iya, sama pak Nando juga"
"Ah sama pacarnya jezia juga" lanjutnya.Dea melirik sebentar kearah sang kakak yang saat ini memasang wajah dingin.
Kenapa sih?"Padahal Dea mau nyerobot ngomong kenapa aa gak pacaran aja sama teh jezia, eh ternyata teh jezianya belum putus mereun AHAHAHHAA" Dea terbahak saat melihat wajah David yang kentara menahan kesal.
"Atuh we gak bisa berduaan lagi sama teh jezia uluh uluhhhh" jahil gadis itu. Saat ini bahkan tangan Dea dengan lancangnya mengotak-atik handphone kakak laki-lakinya yang sedang berkendara di sampingnya itu.
"Atuh cantik gini" gumamnya saat melihat foto profil jezia. Lalu tiba-tiba netranya mendapati satu bagian bubble chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Dalam Sangkar [COMPLETED]
Teen Fictionpretty good relationship!! David adalah salah satu asisten dosen disalah satu kampus ternama di kota Surabaya. Ia adalah seorang pemuda yang sedang merantau di kota tersebut. suatu hari ia di tawari pekerjaan sampingan oleh salah satu dosennya, un...