05. Saudara Gak Ada Akhlak!

1.9K 153 35
                                    

Iris Ruby milik Halilintar kini mulai membuka secara perlahan demi perlahan. Memperlihatkan ruangan bercorak Merah bercampur Hitam dengan samar–samar dimatanya.

Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit, "Eugh, Dimana ini?"

"Kakak udah bangun yah? Ini dikamar Kakak lohh." Kata salah seorang yang menjawab pertanyaan Halilintar tadi, Halilintar menoleh kearah orang tersebut, terlihat Thorn dengan senyum manisnya yang mengatakan kata–kata tadi.

"Ohh, Dika–"

"Bentar apa, dikamar gue?!" Sertak Halilintar saat sudah kembali sadar sepenuhnya.

"Hehe, iya dong Kak, ini dikamar Kakak. Bukannya Kakak sendiri tadi yang bilang kekami bah–"

"Bohong! Kalian yang bekap gue dengan kain yang telah diberi obat bius kan?!" Tanya Halilintar, keenam BoEl saling pandang satu sama lain.

"Kaloh nggak kayak gitu, Kakak pasti nggak bakalan mau kan pulang kerumah ini?" Kekeh Solar yang diiringi dengan senyum miring yang terpatri diwajah nya.

"Tch, sialan emang." Halilintar mendesis kesal akan tingkah adik–adiknya yang tidak pernah berubah dari dulu sampai sekarang.

Halilintar bangkit dari ranjang nya, berjalan pelan kearah pintu kamarnya. "Mau kemana Kak?" Tanya Blaze.

"Mau keluar dari sini, gue nggak bakalan betah disini sama kalian semua." Halilintar menatap tajam mereka, sementara yang ditatap hanya terkekeh gemas akan tingkah Halilintar yang menurut mereka lucu.

"Tch, dasar," Gumam Halilintar pelan, dirinya pun mulai menarik knop pintu tersebut namun ..

Alangkah terkejutnya dirinya saat knop pintu tersebut tak bisa terbuka sama sekali, terkunci. Hanya satu kata itulah yang berada dibenak Halilintar.

"Lohh, kok pintunya?" Halilintar mengeriyit heran, kenapa pintu nya tak bisa terbuka ah, bukan maksud nya kenapa pintu tersebut dapat terkunci?

Halilintar yang tak lama sadar dari pikirannya pun, kembali menatap keenam kembaran nya yang sekarang malah menatap nya dengan senyum sumringah.

"Kenapa Kak? Nggak berhasil keluar yah?" Tanya Thorn.

"Nyari ini yah?" Solar mengeluarkan benda bulat dan sedikit berbentuk lengkungan runcing tersebut dari saku kemeja nya.

"Kalian ..."

"Haha, Halilintar, Halilintar kamu pikir kami sebodoh itu? Membiarkan dirimu pergi gitu aja?"

"Tch, kalian, siniin tuh kunci, gue mau keluar dari kamar brengsek ini."

"Hm? Ngapain kami berikan kunci ini ke Kakak? Itu sama aja kami membiarkan Kak Hali pergi dari sini, Kakak kan tahu kami sudah bersusah payah membawa Kakak kesini, lalu kami melepaskan Kakak semudah itu? Nggak akan Kak."

"Tch, gue pemilik kamar ini. Jadi kasih tuh kunci ke gue."

"Lohh, tadi bilang nya ini kamar brengsek? Kenapa sekarang malah bilang ini adalah kamar kamu?" Goda Gempa.

"Argh! Kalian benar–benar buat gue gila tau gak?!" Kesal Halilintar, ia berjalan menuju sofa yang berada di kamarnya itu.

Sementara itu, keenam BoEl tersenyum, mereka gemas sendiri dengan tingkah laku Halilintar barusan. Mereka memang sengaja memancing amarah Halilintar, tak lain alasannya karna mereka beranggapan disaat Halilintar marah itu adalah ekspresi terlucu dari Halilintar.

Aneh sekali bukan? Kebanyakan jika ada seseorang yang marah bahkan itu jika Kakak kita sendiri pasti sang adik bakalan takut, eh tapi ini kagak malah dianggap lucu dong, emang agak laen otak manusia benjol.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang