52. Dinner

482 38 6
                                    

🐾๑.̫ →WARNING TYPO BERTEBARAN!

BRAK!

"VELOIN BERAPA KALI PAPA BILANG SAMA KAMU BUAT HENTIIN SEMUA RENCANA BODOH KAMU ITU!"

"KAMU MAU MENERIMA AKIBAT YANG AKAN KAMU TANGGUNG NANTINYA?! SADAR NAK SADAR! KASUS ITU SUDAH SELESAI DARI LAMA, DAN SEKARANG UNTUK APA KAMU MEMBUKA KASUS ITU LAGI HAH?!"

"KAMU TAU SENDIRI KAN HALILINTAR TUH CUMAN KORBAN DISINI! PEMBUNUH YANG ASLI SUDAH MATI VELO! APA YANG MAU KAMU LAKUIN KE DIA HAH?! DIA GAK SALAH!"

"Papa mohon berhenti! Berhenti sebelum semua nya terlambat! Sebelum kamu menyesali semuanya! Yang kamu hadapin itu anak dari Zirgan Family! Kamu tau kan siapa Marcel itu? Kamu tau kan apa yang akan terjadi sama kamu jika kamu berani mengusik salah satu anggota keluarga mereka?"

"Marcel itu keliatan nya saja baik! Tapi aslinya dia itu kejam Velo! Kamu tau siapa keluarga besar nya Mauuren? Madison, Madison itu hampir 11 12 Zirgan Velo! Mereka gak suka diusik! Seharusnya kamu tuh mikir sebelum bertindak!"

"Papa sudah menyuruh kamu berhenti Velo! Kaloh ada apapun sama kamu, bahkan kamu ketahuan sama mereka..... Papa tidak mau ikut campur dalam urusan kamu itu!" Kata Agam menggeram marah, pria itu duduk di kursi ruang tamu dengan memijat kepalanya pusing.

Sebenarnya apa yang diinginkan oleh Veloin? Bukan kah pemeran antagonis pertama sudah mati? Lantas apa yang dia mau dari Halilintar?

Anak nya yang satu ini lebih bodoh, dari pada Cakra.

Huh? Bukannya sama–sama bodoh ya?

"Pa, Velo lakuin itu semua demi Raya. Andai aja, andai–"

"Diem Veloin! Raya itu udah mati, dia gak pernah dendam sama Halilintar! Yang seharusnya kamu teror itu Kagami bukannya Halilintar! Kamu itu bodoh! Bodoh dalam hal seperti ini!"

"Kamu tau? Perbuatan kamu itu sama saja menjebak diri kamu sendiri!" Kata Agam kesal.

"Velo tau Pa! Tapi....."

"Berhenti Veloin, berhenti sebelum terlambat. Mama tidak pernah mengajari mu seperti itu. Jangan menjadi pahlawan kesiangan bagi seseorang yang sudah mati."

"Kamu boleh kesel, sedih, kecewa, marah sama pembunuhan itu, tapi itu semua sudah lama terjadi nak. Kasus nya sudah selesai, Raya sudah mendapatkan keadilan nya dari lama."

"Kamu jangan gegabah, mau gimana pun juga kamu tetep anak SMA yang gak tau apa–apa. Kamu bodoh kaloh masih mau melanjutkan ini semua." Ujar Nia yang baru saja datang, memasuki ruang tamu.

"Tapi Ma, Velo–"

"Berhenti sebelum terlambat. Apa yang mau kamu lakukan, balas dendam? Jadi pahlawan? Keadilan buat cinta pertama kamu itu? Telat Velo telat, semuanya bukan salah Halilintar."

"Hentikan sebelum terlambat. Sebelum kamu, dijadikan kambing hitam oleh seseorang."

.
.
.

"Jadi gimana Pa, Ma kalian setuju sama ide aku itu?"

"Setuju–setuju aja sih, ide kamu bagus cuman agak sedikit bahaya aja."

"Ya mau gimana lagi, kita kan harus ngambil resiko dalam setiap masalah." Kata Solar yang sedang sibuk meneliti beberapa alat perekam suara yang mereka temukan dibeberapa ruangan.

Alat perekam suara itu, memilik sebuah logo. Logo segi empat dengan nama ACRbe21- tertulis disana.

ACRbe21- itu apa ya? Kode kah? Atau nama pemilik nih benda? Hm.... Berarti bener yang dibilang sama Bang Hali, kaloh misalnya ini bukan berasal dari peneror pertama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang