12. Hal Tersembunyi

1.4K 114 6
                                    

•௰• . 「@GantaraRey┐. 。・ω

Brak!

"ALVIN!" Benih putih jatuh dari mata wanita cantik itu, tak bisa ia bayangkan bagaimana keadaan putranya sekarang ini.

Diposisi Halilintar sekarang.

Halilintar membuka matanya, rasa yang ia rasakan pertama kali adalah tubuhnya yang hangat seperti sedang dipeluk oleh seseorang.

Ia mencoba menetralkan padangan matanya yang masih sedikit meburam akibat kejadian tadi, bahkan kepalanya juga sedikit pusing.

Pandangan yang pertama kali ia lihat saat matanya berhasil menangkap cahaya kembali adalah, sebuah langit malam yang indah, dihiasin dengan gemerlap bintang-bintang kecil yang indah.

Gue udah mati kah? Batinnya kebingungan, pasalnya kenapa dirinya seperti melihat langit malam hari didunia manusia.

Halilintar menoleh kearah sampingnya, ia terkejut saat melihat seseorang yang tengah melindunginya dengan cara memeluk dirinya, "A--aleo?" Beonya saat melihat siapa orang yang tengah memeluk nya dalam posisi terbaring kearah kiri itu.

Pemuda yang dipanggil Aleo itu pun melepaskan pelukan nya dari tubuh Kakaknya, "Kak, Lo nggak papa kan? Nggak ada yang luka kan?"

"Ke--kenapa Lo bisa disini? Bukan Lo ta–"

"Jadi tadi tuh gue .."

Flashback on.

Terlihat dari arah kejauhan Solar tertinggal jauh dari saudara–saudaranya dan kedua orang tuanya yang tengah mengejar Halilintar.

Mereka berlari sungguh cepat, tetapi tidak dengan Solar, karna katanya ia masih kecapean akibat bergadang mengerjakan tugas sains nya kemarin malem.

Anak itu cukup lelah, ia tak ada cukup tenaga untuk berlari jauh lagi, “Argh bangsat! Seharusnya gue kemarin minta tolong Kak Gem aja buat bantuin tugas sains itu!

Jarak Solar dengan saudara–saudaranya dan kedua orangtuanya hanya bersekitar 8 cm saja.

Ha, ha, Udah lah, gue nungguin disini aja, toh juga ma–anjir! Weh itu ada truk oleng menuju ke arah Kak Hali!” Kata Solar seraya menghentikan kalimat pertamanya yang digantikan oleh kalimat lainnya, saat arah pandangan dirinya tak sengaja melihat kearah kanan jalan bebas kendaraan.

Aduh, Sih Kak Hali ngapain sih malah diem doang disitu?! Mana tutup mata lagi?! Mau mati mudah dia, hah?!” Celetuk Solar kesal dengan Kakaknya itu.

Tiinnn!

Kak Halilintar awas! Teriak Blaze menyuraki Halilintar untuk mundur kearah kebelakang tempat Kakaknya itu berdiri.

Halilintar maupun yang lain menoleh kearah depannya, terlihat truk yang oleng mengarah kearahnya.

Ia hanya diam, ditempat yang sama, dan akhirnya–

Wahh, beneran mau mati muda Kakak gue itu, nggak bisa dibiarin ini!” Kata Solar, lalu ia berlari menyamping ke arah kiri Halilintar,

Dengan satu gerakan ia sudah berhasil membawa Halilintar kedalam pelukannya yang hangat itu, ia menghindari mobil dengan cara menyampingkan badannya kearah kiri,

Sehingga sekarang dirinya sedang berguling–guling ditanah, tentunya dengan Halilintar yang masih bertengger manis didalam pelukan nya.

Gue berhasil nyelamatin Kak Hali,

Brak!

Solar menoleh terkejut saat truk oleng tersebut sudah bertabrakan dengan sebuah pohon besar, yang mengakibatkan pohon besar itu tumbang, dan beruntungnya tak ada korban jiwa didalam sana.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang