21. Mama Ai

1.1K 101 22
                                    

"... Ka-Kak Ha-Hali-lintar? ... Kakak sang misterius itu?"

"..."

Keadaan hening seketika, tak ada yang bersuara sama sekali. Genggaman kuat pada kedua lengan Halilintar terlepas begitu saja.

Halilintar juga diam dan tak menjawab, "Kak, lo-"

"Bukan gue, tapi setan." Seakan tau apa yang hendak ditanyai oleh adiknya, Halilintar langsung cepat-cepat memotong perkataan Blaze dan langsung berlenggang pergi begitu saja.

Ada rasa kecewa, kesal tertera diwajahnya, padahalkan niat Halilintar baik walau hanya bersembunyi-bersembunyi disetiap malam untuk memberikan kasih sayang kepada mereka, walau tidak secara terang-terangan langsung, tetapi tetap saja niat nya baik.

Dan malah dihancurkan begitu saja oleh Keenam BoEl. Rasa bersalah, sedih juga menghampiri mereka. "Yahh, dicuekin lagi deh kek nya sama, Kak Lin." Jawab Thorn lesu.

"Padahalkan, niat Kak Hali itu baik, tapi kenapa kita harus ngancurin niat baik dia sih?" Lanjut Thorn seraya tersenyum tipis.

Mereka tertunduk lesu, sekarang mereka harus apa? Halilintar sudah ngambek dengan mereka. Akan sangat sulit untuk mendapatkan perhatian secret nya lagi di setiap malam harinya.

"Gini aja, kita ke kamar Kak Hali terus minta maaf sama dia. Gimana setuju kan?" Saran Gempa.

"Kita-kita setuju aja sih, lagian ini emang salah kita banget." Sahut Ice yang mana mendapatkan anggukan dari keempat remaja lainnya.

"Oke, sekarang kita ke kamar Kak Hali." Tutur Gempa. Mereka mulai meninggalkan kamar Ice dan berlari menuju kamar Halilintar yang hanya berjarak beberapa meter saja dari kamar Ice.

Didalam Kamar Halilintar.

Halilintar tengah duduk dengan wajah cemberut lantaran kesal dengan sikap kekonyolan para adiknya. "Bangsat, emang." Umpatnya kesal lantas mulai mengambil salah satu buku novel yang berjudul Pamit yang menceritakan 3 orang remaja yang pergi dengan cara yang unik.

Remaja pertama yang memiliki inisial C pergi dengan cara tanpa pamit dari dunia. Sedangkan remaja kedua yang berinisial H pergi dengan cara dijemput oleh Malaikat dan yang terakhir ...

Remaja yang berinisial R itu pergi dengan sendirinya dari dunia ini. Halilintar sangat menyukai cerita ini, baginya unik saja jika melihat alur-alur nya yang menantang, apalagi alur dari remaja C.

Sungguh woah menurutnya. "Gue kira-kira nanti apa ya? Dijemput, gak dijemput, atau pergi sendiri?" Tanya Halilintar seraya memandangi tiga foto sahabat itu yang berada dalam buku novel itu.

"Lo aja pergi dijemput Yan, kaloh gue apa dong?" Tanya nya kembali saat mengingat kejadian kematian sahabatnya, Fang.

Saat sedang asik membaca, tiba-tiba saja pintu kamar Halilintar diketuk oleh seseorang, dengan suara yang ia kenali.

Ia memutar bola matanya malas, saat mendengar suara orang tersebut. Tak ada niatan untuk membuka pintu itu. "Ganggu orang baca novel aja." Ketusnya tak peduli.

Tok!

Tok!

"Kak, Kak Hali didalem kan? Belum tidur kan? Buka dulu Kak pintunya, ini kami. Kami mau ngejelasin yang tadi sama Kakak."

Tok!

"Kak?"

Tok!

"Kakak denger kan? Kak, ini penting. Buka dulu pintunya. Gempa mohon." Suara Gempa bergetar seakan ingin menangis.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang