43. Antagonis Yang Disembunyikan

354 36 3
                                    

"Aneh tapi nyata,"

"Soal yang tadi pagi?" Tanya Gempa yang mengalihkan pandangannya menatap Blaze yang sedang bermain game di ponsel nya.

Blaze mengangguk. "Motif tuh orang ngirim kepala Kagami apaan dah?"

"Terus juga, apa mungkin kaloh orang yang udah ngirim kepala Kagami itu, adalah orang yang sama yang udah bunuh Kagami malam itu?" Tanya Blaze heran.

"Bisa jadi, bisa enggak. Kita gak bisa ngambil kesimpulan secara langsung. Kita harus cari tau dulu, apa motif sialan itu ngirimin itu ke kamarnya Kak Ai,"

"Musuh Kak Ai, maybe." Sahut Taufan yang datang dari aula depan, dengan membawa cemilan ditangannya.

"Siapa anjir yang mau jadi musuh nya Kak Ai? Lo gak liat tuh anak aja udah kayak gadis perawan, kagak mau kemana–mana," Celetuk Blaze.

"Aduhh Aze, adek gue yang kadang bego yang kadang bener, gak selamanya musuh bisa dilihat dari orang yang selalu keluar rumah."

"Bisa jadi, musuh itu udah lama dendam sama Kak Ai. Atau semacam iri dengki, maybe. Kita kan gak ada yang tau."

"Iya juga sih, tapi siapa coba yang iri dengki sama Kak Ai?"

"Kaloh gue tau udah gue bunuh tuh orang dari pagi tadi. Ini lo malah balik nanya, sialan emang." Ketus Taufan merasa geram.

"Kalian ngomongin apaan sih dari tadi? Gue gak paham sumpah," Celetuk salah satu teman kampus mereka, Dia Seron, Seron Lenggara Cakrawala wakil ketua BEM tahun ini.

"Ini lho, Ron, kami lagi bahas orang yang baru neror Kak Lintar."

Seron melebarkan bola matanya, mendengar hal itu. "Halilintar di teror? Kok bisa anjir, emang isi teror nya apaan?"

"Kepala orang."

"Bejirlah, serem banget cok. Udah tau lo pada siapa pelakunya?" Tanya Seron, membuat mereka menggeleng.

"Enggaklah Ron. Masalahnya tuh orang main bersih, gak ada jejak sama sekali."

"Bisa dibilang mungkin, dia pemain pro jadi buat neror ginian tanpa ketauan pasti mudah buat dia," Celetuk Solar.

Seron mengangguk, mengiyakan celetukan Solar. "Terus sih Halilintar gimana?"

"Enggak tau, dia bilang dia gak masuk kelas hari ini, dan milih buat dirumah aja. Masih syok katanya."

"Nyokap, bokap lo pada tau soal ini?"

"Enggak, Mama sama Papa lagi pergi ke Jerman urusan kerjaan katanya."

.
.
.

"Kagami itu tersangka utama 8 tahun yang lalu, apa mungkin pembunuhan dia itu rencana si peneror?"

"Peneror yang sama dengan yang neror gue akhir–akhir ini."

"Tapi sih bisa jadi.... Gue yang cuman ingin jadi pahlawan disana aja kena imbasnya apalagi Kagami yang tersangka utamanya."

"Duhh, tuh orang bikin pusing aja sih sat. Lagian kejadian nya udah lama banget, udah ditutup juga sama polisi eh malah di buka lagi. Sialan," Gerutu Halilintar, cowok itu tampak termenung sendirian di kamarnya.

Renungan Halilintar itu tidak berjalan lama, setelah beberapa notifikasi masuk kedalam room chat milik Halilintar.

Nomor asing. Namun berbeda dari nomor yang sebelumnya. Tapi pesannya memiliki tujuan yang berbeda dari nomor asing sebelumnya.

+62 882 xxxx xxxx

Heyy, sepertinya lo sedang bingung ya sama teka teki yang gue buat?

Mikirin apasih lo, jawaban antara teka teki lo selama ini ada dimata lo sendiri, sialan ahaha

Lucu sekali melihat wajah miris lo itu

Pusing ya? Nantikan teka teki gue selanjutnya

Haha, gimana kado gue tadi? Kepala yang indah bukan, atau besok lo mau dikirimin organ lainnya, hn?

Jngn munafik anjir, lo siapa?
Lo orang yg udh neror gue itu kan?!

Jangan slh pandang Halilintar, gue sama yg lo maksud itu beda. Tujuan kami sma tp cara main gue beda sama dia

Dua pemain dan satu yang dipermainkan, seru bukan?

Ahaha, nikmati hri² ketakutan mu itu Halilintar

Halilintar menggeram pelan, menatap pesan–pesan yang membuat dirinya emosi.

"Dua pemain dan satu yang dipermainkan? Jadi maksud nih orang ada dua orang yang neror gue gitu?"

"Dan semuanya selalu ada didepan mata gue. Maksudnya orang–orang terdekat gue git–"

Tingggg

Tinggg

Tingg

+62 857 xxxx xxxx

Calvino, lo mngkn bisa tenang tenang aj skrng ini, tp gue pastiin lo bkln gue buat sengsara hidup lo

Gue dngr dngr Kagami mati dibunuh di sel penjara bukan? Kloh begitu bagus lh gue gk perlu ngotorin tangan gue buat neror dia jg

Dn skrng fokus gue cmn lo! Ahaha

Halilintar begidik ngeri membaca pesan–pesan dari peneror pertamanya. "Berasa cinta segitiga anjir, gue kek ditungguin di nyatain cinta sama mereka aja."

"Tapi, dari typing mereka aja udah beda. Kek nya bener mereka orang yang beda. Tapi satu tujuan." Gumam Halilintar.

W A S H

"Velo. Veloin Abarra Xaeleon, kerja lo bagus juga. Gue bisa mengkambing hitam kan elo dalam masalah ini."

"Cukup mudah, rencana gue cuman mau buat lo hancur Velo, bersamaan dengan teman–teman lo yang gak bakalan percaya lagi sama lo, gue mau buat lo menyesal juga Halilintar."

"Sekarang, gue tau tujuan gue hidup ini untuk apa. Untuk membunuh dan menyingkirkan orang–orang munafik seperti kalian bertiga dari dunia ini. Veloin Abarra Xaeleon, Halilintar Calvino Zirgan, oh dan sih bodoh Raya Sarina."

•°•°•°

Velo jahat, tapi bukan dia antagonis disini:)

Buat sekarang nembak antagonis yang asli emang susah tapi kalian tenang aja aku bakalan ngasih clue clue nya nanti di next chapter.

By : AqueeneIntan.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang