51. Alat Perekam Suara

311 31 7
                                    

BIJAK DALAM MEMBACA.

--HAPPY READING--

.
.
.

W A S H S 2

.
.
.

"Bang, lo yakin?" Tanya salah satu anak Alteroid generasi 14 kepada sang ketua yang menyuruhnya untuk melemparkan batu dan kotak kedalam kamar Halilintar.

"Ck, lakuin aja Rama! Gue yakin kok. Lo tenang aja, gue bakalan ngebantuin semua biaya rumah sakit Ibu lo habis ini." Kata Veloin.

Rama terdiam, sebenarnya dia ragu untuk melakukan hal ini.... Karna menurutnya, ini terlalu kekanak–kanakan, jika bukan karna Ibunya yang sedang sakit dan membutuhkan biaya saja mungkin Rama tidak akan mau melakukan hal ini.

Ini sama saja Veloin melibatkan dirinya dalam rencana bodoh ketuanya itu! Kenapa, kenapa ketua nya itu harus melakukan acara balas dendam segala sih?

Bukankah kasus pembunuhan ini sudah ditutup sejak lama? Dan bukankah pembunuh yang sebenarnya {Kagami}, sudah mati ya? Lantas untuk apa lagi Veloin meneror Halilintar?

"Ugh...baiklah, tapi lo janji ya Bang, jangan bawa–bawa gue dalam rencana lo?" Ujar Rama membuat Veloin mengangguk.

Setelah melihat anggukan dari Veloin, laki–laki yang baru saja masuk kedalam ke 11 SMA itu mengendap–endap kearah jendela kamar Halilintar, lalu....

PRANG!

PRANG!

"AHHH!"

Rama terdiam saat mengetahui aksinya sudah berhasil, dengan munculnya suara kaca pecah juga teriakan dari Halilintar.

Maafin gue, Bang, gue gak bisa berbuat apapun, maafin ketua gue juga ya?

Maaf.... Gue terpaksa melakukan semua ini....., Batin Rama sedikit menyesali perbuatannya.

"Oi, Rama! Buruan kita harus segera pergi udah selesai kan?!" Panggil Velo.

Rama menoleh kearah ketuanya itu, "Iya, Bang udah selesai." Setelah Rama mengatakan hal itu, kedua anggota Alteroid Gang itu pergi dari atas balkon Halilintar.

Sementara, kondisi di kamar Halilintar sekarang.....

Halilintar menjerit kaget saat sebuah batu memecahkan jendela kamarnya, lalu disusul sebuah kotak kecil yang tergelatak dilantai kamarnya.

Dengan takut, Halilintar berjalan menuju kotak itu, lalu mengambilnya.

Dia membuka kotak kecil persegi pantang itu, isi didalamnya adalah sebuah foto.... Foto itu terdapat dirinya, Raya, dan seorang anak kecil yang bagian kepalanya sudah di robek. Foto itu dilumuri dengan cairan berwarna merah, cairan itu amis, Halilintar yakin itu adalah darah.

Lalu setelah foto itu, Halilintar menemukan sebuah kertas didalamnya. Kertas itu juga dilumuri oleh darah.

Halilintar.... Kenapa kau sangat bodoh sekali huh? Kenapa, kau sampe tidak bisa menyelematkan sahabat kecil ku?

Kenapa Halilintar kenapa? Bukan kah kau jago karate tapi kenapa kau harus gagal menyelamatkan teman ku?

Kau payah Halilintar. Kau berhak mati.

Aku tau memang bukan kau yang membunuh Raya, tapi tetap saja rasanya aku ingin kau mendapatkan balasan yang setimpal, atau paling tidak mati dengan cara yang kejam.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang