11. Kalian Adalah Ketakutan Terbesar Diriku!

1.6K 120 27
                                    

꒰⑅꒱˖ HAPPY READING . ♪

Dua orang pemuda yang diketahui berstatus anak kembar yang hanya berbeda 10 menitan itu terlihat sedang kocar–kacir diarea ruang tamu, rumah mereka.

"Duhh, Mama sama Papa kemana sih Kak?" Tanya sang adik, Solar Aleo Zirgan.

"Seinget gue tadi, bukannya Mama lagi nyuci piring ya? Terus Papa dihalaman belakang, tapi dari tadi kita muter–muter sekeliling rumah nggak ketemu juga batang hidung mereka," Jawab sang Kakak, Ice Vanzora Zirgan.

"Apa, jangan–jangan Mama sama Papa tuh ma–aduduh! Sakit tau Kak!" Gerutu Solar saat kepalanya di toyor oleh Ice.

"Ye, elo sih mikirnya yang aneh–aneh! Omongan itu doa tau!"

"Yah, maap gue kan refleks doang tadi tuh,"

"Jadi kita cari dimana sekarang Kak? Kasihan Kak Hali udah nungguin kita lama nih, nggak tega juga gue liat dia meringis kesakitan gitu,"

"Apalagi yang buat dia kayak gitu, kita penyebabnya .." Kata Solar seraya tersenyum tipis.

"Gue tau itu, gue ju–eh bentar–bentar itu suara mobil kan?" Tanya Ice saat mendengar suara mobil yang nampaknya sedang keluar dari perkarangan rumah mereka.

"Lah iya! Apa jangan–jangan Mama sama Papa pergi lagi?! Waduh gawat kaloh kayak gini!"

"Tenang dulu, mending sekarang kita cek dulu keluar!"

Kedua pemuda itu lantas berlari kecil menuju kearah luar pintu rumah mereka.

01. We Are Sorry Halilintar!

"Bahkan kata maaf pun tak akan bisa mengobati trauma yang mulai kambuh kembali, karna berada didekat kalian,"

"Kak, Lo harus bertahan yah!" Kata Blaze panik melihat Halilintar yang tak henti–hentinya memegangi kepalanya.

"Apasih Darden jangan lebay deh! Kak Alvin tuh cuman kambuh traumanya bukan sekarat!" Cibir Gempa kesal,

"Yah maksud gue, bertahan dengan rasa sakit nya itu. Setidaknya sampai Mama, Papa, Ice sama Solar dateng kesini,"

"Lagian ... Mereka kemana sih? Dari tadi belum kembali juga, padahalkan cuman disuruh manggil Mama sama Papa doang, kok lama banget sih."

Dikeadaan Ice, and Solar.

"Kalian beneran mau pergi malem ini juga?"

"Iya Ren, kami bakalan pergi malem ini juga. Kaloh anak-anak kamu nanya dimana keberadaan kami sama anak–anak kami yang lain, kamu bilang aja kaloh kami ada keperluan mendadak ya,"

"Mangkanya kami harus pulang kerumah lama kami malam ini juga,"

"Baiklah, nanti bakalan kami bilang ke mereka. Hati–hati dijalan yah,"

"Tenang aja Om, Tante kami pasti bakalan hati–hati kok. Kami pergi dulu yah! Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam, hati–hati yah. Kami pasti bakalan rindu sama kalian semua, rumah ini sepi kaloh kalian pergi," Kekeh Mauuren.

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang