32. Mengunjungi Kantor Polisi

500 52 7
                                    

–HAPPY ENJOY'S

1 Januari 2024.

Tahun lama sudah tertutup dan tergantikan oleh tahun baru. Semua orang berbondong–bondong mengejar buku kehidupan mereka. Menaruh beberapa harapan baru di tahun ini, untuk mereka jalanin.

Ada yang menikah, memiliki anak, melanjutkan cita–cita, melakukan liburan, mengurus sekolah, dan banyak hal lainnya.

Dunia. Hanya tempat menaruh harapan palsu yang akan hilang jika waktu sudah bergerak pada waktunya untuk hancur dan pada waktunya untuk terbangun indah.

2 tahun sudah berlalu semenjak, remaja itu mencoba memaafkan, walau masih bisa menerima mereka dengan karna embel kasihan saja, dan bukannya karna dari hati yang tulus.

"Ha.. 2 tahun gak ada gunanya, gue cuman bisa menerima tapi tidak bisa memaafkan." Menolog remaja yang kini menginjak usia 21 tahun itu.

Menatap kearah jendelanya. Pagi ini, kompleks Desurey terasa amat sepi, dari meriahnya dan ramainya kemarin malam.

Mungkin banyak dari mereka yang masih tertidur lelap dikasur nya, akibat bergadang hampir 24 jam.

Ceklek.

"Kak, kata Mama nanti setelah kita selesai sarapan kita bakalan pergi ke penjara." Ucap seseorang yang tengah menyembulkan kepalanya pada pintu yang terbuka setengah.

"Ngapain?"

"Nemuin Kagami Hiroshima, seseorang yang udah buat hidup lo hancur setengah," Balas remaja itu.

Gak hancur setengah kok, Jer, hidup gue itu hancur 99% dan 1% nya lagi, kebanyakan nyerah, ngeluh yang gue lakuin dulu, asal lo tau.

Dan mungkin lo bakalan sedih, kaloh lo tau gue belum bisa memaafkan tapi masih bisa menerima lo pada. Kurang sakit apa lagi coba gue?

🌷🐢🌷

"Hukuman Kagami emang nya berapa tahun penjara, Ma?" Celetuk Blaze yang sedang asik memandangi langit cerah, didalam kaca mobil yang bergerak.

"Kaloh gak salah kata Pak Ruben itu, 7 tahun, bulan Febuari nanti mungkin dia bakalan bebas," Jawab Mauuren.

"Kenapa cuman 7 tahun aja sih? Kenapa gak seumur hidup aja sih? Perbuatan dia itu bener–bener fatal. Udah bunuh anak orang, mau nyulik anak orang, terus nuduh orang lain lagi atas kesalahan yang dia buat," Sahut Solar kesal.

Halilintar yang mendengar itu pun, hanya melirik sekilas. Nyadar nya telat. Apa kalian masih lebih mempercayai sebuah bukti yang belum tentu jelas informasinya? Ketimbang seseorang yang benar–benar berada di tempat kejadian waktu itu?

Bahkan, kalian mengabaikan informasi yang selama ini kalian butuhkan didepan mata kalian, tapi malah kalian abaikan. Menurut gue, lo, lo, pada itu gak jauh bedanya dari Kagami,

.
.
.

Nampaknya, Polda Metro Jaya sedang ramai saat ini. Terbukti ada beberapa Polisi yang berjaga didepan, dan didalam sana, ada beberapa sanak keluarga, yang mengunjungi para Tahanan pada pagi ini.

Saat memasuki kantor Polisi, Marcel lantas menghampiri Pak Ruben yang tengah berbincang–bincang dengan teman nya.

"Pak Ruben?" Sementara sang pemilik nama, langsung menoleh kearah sumber suara.

"Ah, lama tidak bertemu, Pak Marcel. Bagaimana keadaan Bapak?" Tanya Pak Ruben ramah.

"Baik kok, Pak."

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang