28. Who?

1K 95 5
                                    

COBA ABSEN, KAMU TIM BACA ULANG CERITA WASH, ATAU BARU NEMU CERITA INI?

****

"Kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk, Ma."

Cowok yang tengah menatap bintang di luar jendela nya itu, akhirnya menoleh kearah sang Mama yang mana saat sebuah tangan lembut, memainkan rambut nya.

Sementara sang pelaku hanya tersenyum gemas melihat anaknya yang terbengong. "Kamu ini umur berapa sih?"

"18 tahun?"

"Yakin umur kamu segitu?"

"Kenapa Mama nanya gitu? Aku kan lahir 2005." Kata Halilintar heran.

"Iya tapi kaloh angka satunya diilangi jadi berapa?"

"8 tahun?"

"Salah," Mauuren menggeleng pelan. "Jadi berapa dong?" Tanya Halilintar heran seraya kembali memutar pertanyaan Mauuren ulang.

Mauuren melihat itu pun gemas sendiri dengan anaknya. Lantas ia mencubit gemas pipi Halilintar. "Aduh, Ma, kok dicubit sih? Sakit tau," Adu Halilintar.

"Kamu nanya kenapa Mama cubit kamu? Karna usia kamu itu kayak bayi yang baru saja berusia 8 bulan, muka kamu itu baby face banget."

"Ih, Ma, kok aku dikira baby face sama bayi berusia 8 bulan sih? Aku udah gede lohh," Sungutnya kesal.

"Tapi, tingkah kamu emang gak bisa dibohongi semua, Ganteng." Ujar Mauuren gemas. Yang mana membuat Halilintar tersenyum tipis melihat nya.

"Ma?" Panggilnya.

"Hm?"

"Aku, boleh peluk Mama?" Tanya Halilintar tampak ragu. Mauuren mengeriyit melihat nya, dan lantas tersenyum hangat. "Boleh dong, kamu boleh peluk Mama kapan pun aja, jangan ragu gitu, sini–sini." Mauuren merentangkan kedua tangannya.

Tanpa ba–bi–bu lagi, Halilintar langsung memasuki kawasan hangat milik Ibunya. Halilintar memeluk Mauuren erat, ia membenamkan wajahnya diantara dada Mauuren yang tidak datar itu.

Mauuren tersenyum melihat nya, ia mengusap rambut anaknya lembut. "Maafin Mama sayang. Maafin Mama, karna Mama, kamu gak bisa dapetin apa yang anak lain bisa dapetin. Sekarang kamu bebas mau dapetin apa yang pernah hilang dari hidup kamu," Tutur Mauuren, suaranya bergetar hebat.

Halilintar mendongak melihat nya. "Mama jangan nangis. Aku gak pernah maksa kok buat dapetin semua itu, yang terpenting sekarang ... Aku bahagia bisa kayak gini lagi sama Mama,"

Mauuren terdiam mendengar nya, dengan luruh yang sekarang menjadi deras. "Hati kamu itu terbuat dari apa sih, Sayang? Kamu sama sekali gak benci sama Mama, Papa. Padahal kamu tau sendiri apa yang kami buat dulu–"

"Aku tau, kalian ngelakuin nya karna jijik aja ngeliat ada manusia sebrengsek kayak aku kan waktu itu?"

"Sayang, udah ya. Gak perlu bahas itu lagi. Dan Mama mau nanya sesuatu sama kamu,"

"Nanya apa Ma?"

"Gimana keputusan kamu tentang masalah itu? Kamu mau kan dioperasi secepatnya?"

W A S H !

"Na, lo yakin sama keputusan lo itu?"

"Yakin lah, emang nya kenapa, ada yang salah sama keputusan gue?"

We Are Sorry Halilintar | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang